Sanubari Teduh: Batin Hening Tanpa Rintangan

Saudara se-Dharma sekalian, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menjaga pikiran dengan baik. Pikiran ini bagaikan seekor binatang buas di tengah hutan. Di saat kita kurang berhati-hati, di sekeliling kita akan ada bahaya mengintai. Tujuan kita mendalami ajaran Buddha adalah untuk menjaga pikiran dengan baik. Dalam keseharian, kita harus sangat mawas diri. Ketamakan, kebencian dan kebodohan bagaikan aliran keruh yang dapat menghancurkan tanggul pikiran. Hanya dengan mawas diri dan berhati tulus, baru kita dapat mempertahankan kemurnian hati.

Intinya, saya ingin memberitahu kalian bahwa tujuan kita melatih diri setiap hari adalah mengendalikan pikiran. Saya berharap semua orang dapat senantiasa berhati-hati. Jika tidak, saat ketamakan, kebencian, dan kebodohan bangkit, maka pikiran kita akan dipenuhi aliran keruh. Gelombang air yang besar akan meruntuhkan tanggul pikiran kita.

Kita juga harus senantiasa melindungi pikiran agar tidak terlepas dari sila. Jika pikiran terlepas dari sila, maka kita akan melakukan kesalahan. Ini yang disebut menghindarkan diri dari perbuatan salah. Kita harus menjaga pikiran agar tidak melewati batas dan melakukan perbuatan salah. Inilah yang disebut mawas diri. Kita harus sangat berhati-hati agar kondisi batin kita dapat senantiasa hening dan jernih.

doc tzu chi indonesia

Untuk memiliki kondisi batin yang hening, kita harus senantiasa berhati tulus dan bersikap mawas diri. Dengan demikian pikiran kita akan sangat jernih dan murni tanpa ternoda oleh ketamakan, kebencian dan kebodohan. Jadi, bersikap mawas diri dan berhati tulus sangat penting. Ini merupakan metode terbaik untuk melatih diri.

Kondisi fisik dan batin yang hening dan jernih merupakan pertanda bahwa kita sangat sehat. Tubuh yang sehat menunjukkan batin yang sehat pula karena kita dapat berfokus. Jika tak dapat berfokus, itu berarti pikiran kita tidak teguh. Pikiran yang tidak teguh merupakan penyakit batin. Pikiran kita sangat hening dan jernih tanpa terganggu oleh kondisi luar.

Setiap momen pada setiap saat disebut, “saat Ini”.  Jadi tadi kita sudah membahas beberapa kata. Kita sudah membahas “Saat ini”, juga sudah membahas “masa lalu”. Namun, selain masa lalu dan saat ini, masih ada “Masa depan”. Jadi setiap momen, setiap menit, setiap detik akan menjadi masa lalu, masa kini dan masa depan.

Kuncinya ada pada saat ini. Dengan adanya saat ini, baru ada masa lalu. Dengan adanya saat ini, baru ada masa depan. Pada saat mendengar Dharma, kita harus seksama. Janganlah membiarkannya berlalu begitu saja. Dalam mempelajari ajaran Buddha, jika mampu senantiasa menjaga keheningan fisik dan batin; melatih ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kesungguhan; mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita dan keseimbangan batin, maka kita akan dapat memperlakukan setiap orang dengan tulus.

Jadi, saya berharap kita jangan membiarkan aliran ketamakan, kebencian dan kebodohan merobohkan tanggul pikiran kita. Hanya dengan mawas diri dan berhati tulus, kita dapat mencapai kondisi batin yang hening dan murni. Untuk itu, kita harus senantiasa bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Batin Hening Tanpa Rintangan.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -