Sanubari Teduh: Empat Usaha Benar

37 Faktor Pencerahan:

Empat Landasan Perenungan, Empat Usaha Benar, Empat Landasan Kekuatan Batin, Lima Akar, Lima Kekuatan, Tujuh Faktor Pencerahan, Delapan Ruas Jalan Mulia.

Saudara se-Dharma sekalian, setiap hari kita membahas tentang pelatihan diri dan batin. Orang zaman dahulu berkata, “Kembangkan hati dan prilaku yang baik”. Benar, kita harus memiliki hati dan perilaku yang baik. Ini adalah tujuan  yang sangat penting dalam pelatihan diri.

Dikatakan “Kalaupun ada tindakan, jangan sampai ada tindakan buruk. Jika tidak ada pikiran buruk, penderitaan tak akan muncul. Saat akan melakukan sesuatu, kita harus penuh perhatian. Hal yang buruk tidak boleh dilakukan. Bahkan, di dalam batin kita tidak boleh timbul niat buruk. Jika di dalam batin tidak ada niat buruk, maka tindakan buruk tidak akan terjadi. Dengan begitu, penderitaan tak akan timbul.

Kita tidak perlu menerima buah penderitaan. Banyak orang berkata, “Sudah dinasehati untuk tidak melakukannya, kamu malah melakukannya. Kini kamu menerima akibatnya.  Kamu terima sendiri akibatnya”. Ungkapan seperti ini sering kita dengar. Jadi pikiran harus dijaga dengan baik.

Di dalam batin hendaknya tiada rasa dendam, kebencian atau perseteruan. Kedamaian batin seperti ini adalah kebahagiaan tertinggi. Bagaimana agar kita selalu tenang dan bahagia? Jangan ada dendam terhadap orang lain di hati kita. Bagaimana agar hati kita tak punya dendam? Jangan sampai ada kebencian.

Janganlah kita cepat marah. Jangan pula selalu perhitungan dengan orang lain. Sikap perhitungan akan membawa perselisihan. Jadi, janganlah kita bersikap emosional. Janganlah kita berselisih dan perhitungan dengan orang. Dengan begitu hati kita akan selalu damai. Setiap hari kita akan tenang dan bahagia. Jika batin selalu berada dalam kedamaian, maka inilah hal yang paling membahagiakan di dalam hidup ini.

Kita tengah membahas 37 Faktor Pencerahan. Diawal kita sudah membahas Empat Landasan perenungan:

1.  Merenungkan bahwa tubuh tidak bersih,

2.  Merenungkan bahwa perasaan membawa derita

3.  Merenungkan bahwa pikiran tidak kekal

4.  Merenungkan bahwa fenomena adalah tanpa inti

Kini kita akan memperdalam pemahaman kita. Kita memang telah meningkatkan kewaspadaan, tetapi kita juga harus lebih tekun dan bersemangat. Bersemangat berarti giat berusaha. Usaha ini pun harus benar. Kareana itu, berikutnya disebut Empat Usaha Benar. Dalam usaha kita yang penuh semangat, arah kita juga harus benar. Sedikit saja menyimpang, kita akan jauh tersesat. 

Tujuan harus kita tentukan dengan pasti. Keyakinan kita juga harus benar. Dengan begitu, pelatihan kita tak akan menyimpang. Jadi, bagi praktisi pembina diri, empat usaha benar sangatlah penting.

Empat Usaha Benar

1.  Menghentikan keburukan yang sudah timbul

2.  Mencegah keburukan yang belum timbul

3.  Membangkitkan kebajikan yang belum timbul

4.  Mengembangkan kebajikan yang sudah timbul

Dari empat usaha benar, yang pertama adalah menghentikan keburukan yang sudah timbul. Saat niat buruk timbul, segeralah menghentikannya. Jika kita tidak sengaja melakukan perbuatan buruk, segeralah berintrospeksi untuk tidak mengulanginya. Inilah menghentikan keburukan yang sudah timbul.

doc tzu chi

Kedua adalah mencegah keburukan yang belum timbul. Dalam menghadapi kondisi luar ataupun orang lain, kita harus menjaga ketenangan batin dan tidak membangkitkan sedikitpun niat buruk. Inilah mencegah keburukan yang belum timbul.

Ketiga adalah membangkitkan kebajikan yang belum timbul. Kita juga harus membangkitkan kebajikan yang belum timbul. Niat baik harus dikembangkan. Kita tidak menyimpan rasa  benci atau dendam terhadap orang lain, ini tentu sangat baik. Namun kita harus maju selangkah dengan berbuat baik. Bukan hanya mengendalikan diri, kita juga harus aktif dalam kebajikan. Inilah yang disebut usaha benar. Kita harus aktif dan segera berbuat baik. Inilah membangkitkan kebajikan yang belum timbul.

Dan keempat adalah mengembangkan kebajikan yang sudah timbul. Kebajikan yang sudah timbul harus dikembangkan. Niat baik kita harus dikembangkan. Kita harus bersemangat dalam hal ini. Jadi, dalam membantu orang, kita tidak hanya membantu keluarga kita, kerabat yang ada hubungan dengan kita, atau tetangga sekitar kita. Kita juga tidak hanya membantu masyarakat kita. Kita harus berbuat lebih dari itu. Kita harus melampau batas negara.

Kita harus mengamati kondisi dunia. Sama halnya, kita mengasihi keluarga kita, kita mengashi masyarakat kita, tetapi lebih jauh lagi, kita harus peduli terhadap seluruh dunia. Jadi, berhubung memiliki cinta kasih, kita harus mengasihi semua makhluk. Kita harus mengembangkan kebajikan yang ada. Dalam berbuat kebajikan, kita tidak hanya berbuat bagi orang di sekitar kita, melainkan memperluas cakupannya hingga menjadi luas.

Jangan kita takut pada tanggung jawab yang berat. Kita hanya berharap kekuatan bertambah. Tidak membatasi kebajikan dalam lingkup kecil semata, mengembangkannya menjadi lebih besar, dan memperluas cinta kasih hingga menjangkau tempat yang lebih jauh, inilah mengembangkan kebajikan yang sudah timbul.

Jika pikiran kita dapat tenang dan damai, maka secara alami niat buruk tak akan timbul. Kalaupun ada tindakan, jangan sampai ada tindakan buruk. Jika tidak ada pikiran buruk, penderitaan tidak akan muncul. Dengan begitu kita tak akan menyesal. Di dalam batin hendaknya tidak ada rasa dendam, kebencian atau perseteruan. Jika batin damai kita akan bahagia.

Intinya, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus sungguh-sungguh menjaga pikiran kita agar senantiasa tenang dan melihat segala hal dengan pandangan benar. Jadi, kita harus selalu bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Empat Usaha Benar

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -