Sanubari Teduh: Lenyapnya Noda batin dan Bangkitnya Kebijaksanaan

Saudara se-Darma sekalian, di dunia ini banyak hal yang harus kita ketahui. Baik kondisi luar maupun kondisi dalam diri kita sendiri. Setelah semakin banyak melihat dan semakin banyak tahu, kita dapat merasa bahwa masih banyak hal yang belum kita lihat atau tahu. Jadi, kapan manusia selesai belajar?

Sesungguhnya waktu yang ada tidak pernah cukup. Sering kali kita tidak merasa cukup waktu karena hal-hal menakjubkan di dunia ini. Sungguh terlalu banyak. Jadi untuk mengetahui semuanya tidaklah mungkin.

Dalam kehidupan, siapakah yang dapat berkata telah memahami dan mengetahui segalanya? Siapa yang mampu? Hanya Buddha, Yang Maha Sadar di alam semesta. Lebih dari dua ribu tahun lalu, Buddha telah menemukan kebenaran alam semesta dan telah membabarkan kotornya tubuh manusia yang banyak mengandung mikroorganisme.

Di dalam semangkuk air saja terkandung 84.000 mikroorganisme, bagaimana mikroorganisme ini tidak mengotori tubuh. Buddha telah mengajarkan cara menyaring air pada masa itu. Buddha mampu melihat di dalam semangkok air terdapat 84.000 mikroorganisme. Jika dilihat dengan mata awam kita, semua itu tidak ada.

Ananda bahkan berkata “Yang dijunjung, air ini telah bersih.” Akan tetapi Buddha mampu melihat adanya 84.000 mikroorganisme di dalamnya. Mata Buddha mampu melihat segala sesuatu hingga yang sangat kecil sekalipun. Buddha mampu melihat bakteri. Karena itu beliau disebut Yang Mahasadar.

doc tzu chi

Buddha Sakyamuni mengetahui segala sesuatu di alam semesta yang mencakup dalam ilmu fisika dan biologi. Buddha memahami semua ini. Pengetahuan tentang tubuh manusia juga dipahami oleh Buddha. Bagaimana makhluk awam dapat memiliki kebijaksanaan yang mendekati atau sama dengan Buddha? 

Semakin banyak tahu kita malah merasa masih jauh dari kebijaksanaan Buddha. Karena itu, saya sering berkata tidak cukup waktu lagi. Akibat banyaknya hal yang harus dilakukan dan diselesaikan, saya sungguh merasa tidak cukup waktu. Hal-hal yang perlu ditingkatkan juga masih banyak. Waktu yang ada sungguh tak cukup.

Untuk melenyapkan noda batin dan mendekati kebijaksanaan Buddha, jalan yang ditempuh masih panjang, mungkin tidak selesai dalam kehidupan ini.  Waktu yang ada tetap tidak cukup. Waktu sangat terbatas. Namun di tengah keterbatasan waktu, kita harus memanfaatkan waktu yang ada. Yang terpenting adalah kita harus meningkatkan kebijaksanaan dan pemahaman terhadap segala sesuatu.

Satu-satunya cara, untuk itu melatih batin kita sendiri. Kita harus melenyapkan noda batin sehingga tidak lagi memikirkan untung rugi ataupun bertikai dengan orang lain.  Dengan demikian, barulah kita bisa mendekati kebijaksanaan Buddha. Latihlah batin sendiri untuk melenyapkan noda batin dan memahami kebenaran di balik segala sesuatu. Dengan demikian, kita semakin dekat dengan kebijaksanaan Buddha

Pertobatan adalah pemurnian. Dengan memiliki hati yang bertobat, baru kita dapat membangkitkan kebijaksanaan dan memamhami segala kebenaran. Banyak hal yang merintangi kita sehingga kita dapat melangkah maju. Rintangan yang dimaksud adalah noda batin. Akibatnya, kita tak dapat berpikir jernih.

Inilah tandanya kurangnya kebijaksanaan. Kebijaksanaan tidak cemerlang karena banyaknya noda batin yang menutupi dan merintanginya. Jadi untuk mendobrak noda batin, satu-satunya cara adalah bertobat, memperbaiki tabiat lama, dan membina masa depan.

Kita sudah membahas  bahwa mengubah tabiat buruk masa lalu disebut penyesalan. Terhadap kesalahan masa lalu, kita berani mengakui dan mengungkapkannya. Setelah mengakuinya, dengan batin yang teguh, kita memperbaiki diri untuk masa depan. Sejak saat itu, kita harus memperbaiki diri secara menyeluruh. Kita harus mengubah pandangan hidup kita dan memperbaiki kesalahan masa lalu. Kita juga harus membuang kebiasaan mengulangi kesalahan yang pernah diperbuat.

Jadi kita harus bertobat. Setelah kita bertobat barulah kita dapat memahami empat kesadaran. Kesadaran adalah bagian dari lima agregat. Lewat lima agregat, kita dapat merasakan berbagai kondisi. Kesadaran berkaitan dengan kondisi luar dan dalam. 

Dapat kita pahami bahwa dalam lima agregat terdapat kesadaran. Kesadaran berfungsi untuk membedakan. Dengan adanya kesadaran yang membedakan ini, kita akhirnya memiliki berbagai perasaan, berbagai pemikiran yang melenceng, hingga prilaku yang menyimpang.

Saudara sekalian, jika kita tidak bertobat, maka kebijaksanaan kita tak akan bertumbuh dan kita tak akan memahami kebenaran di balik segala sesuatu. Jika memiliki banyak  noda batin, maka kesadaran kita akan membawa kita untuk terus melakukan kesalahan dalam keseharian. Dengan bertobat, barulah noda batin dari empat kesadaran dapat dilenyapkan. Dengan demikian, pahala akan tumbuh.

Saudara sekalian saya berharap kita semua memahami bahwa kesadaran sangat penting dalam keseharian. Di dalam kehidupan ini, Dharma amatlah banyak. Namun kita hendaknya dapat menghimpun semua Dharma ini kepada satu fokus, yaitu menaklukkan pikiran kita sendiri. Dengan begitu, barulah kita dapat mendekat pada kebijaksanaan Buddha. Harap semua lebih bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Lenyapnya Noda batin dan Bangkitnya Kebijaksanaan.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -