Sanubari Teduh: Membuka Mata Hati

Saudara se-Dharma sekalian, dalam mendalami ajaran Buddha, kita harus senantiasa tahu malu dan memiliki hati yang cemerlang. Kita harus bisa membedakan yang benar dan salah tanpa meninggalkan penyesalan. Untuk itu dalam keseharian, kita harus menjaga hati dengan baik. Hati kita harus mengenal rasa malu.

Sebelumnya kita mengulas tentang bertobat dan tahu malu. Kita harus memiliki hati yang bertobat dan tahu malu. Di dalam hati kita harus ada rasa malu. Saat kalah dari orang lain, kita harus lebih berusaha keras. Janganlah kita hanya bersikap rajin saat ada orang melihatnya. Saat tidak ada orang melihat, kita lalu bersikap malas-malasan.

Jangan kita hanya bersikap jujur saat ada orang melihatnya. Saat tidak ada orang melihat, kita lalu bersikap licik. Janganlah kita demikian. Baik di depan maupun di belakang orang, sikap kita harus selalu sama.

Praktisi Buddhis harus senantiasa memiliki rasa malu dalam hati serta membuka mata hati. Dengan begitu, barulah dapat membedakan mana yang benar dan salah dengan semangat berjalan ke jalan yang benar, serta menciptakan berkah di masyarakat. Jadi, kita harus tahu bahwa segala kejahatan dan kebaikan memiliki buahnya masing-masing. Karena itu, kita harus selalu bersungguh hati.

dok Tzu Chi

Kita harus selalu ingat rasa malu. Di dalam hati kita harus ada rasa malu karena para Buddha, Bodhisatwa, dan para dewa tengah mengamati kita, terlebih lagi para makhluk di alam-alam lain, seperti setan neraka dan sebagainya. Para Dewa dan setan selalu “mencatat” perbuatan kita. Jangan mengira saat kita melakukan sesuatu, tiada orang yang melihat.

Di dalam hati kita juga harus ada rasa malu. Dengan begitu baru kita dapat memiliki mata hati yang terang  dan mampu membedakan yang benar dan salah. Yang sepatutnya dilakukan hendaknya kita lakukan. Dengan begitu, kita menciptakan berkah setiap hari. Dengan menciptakan berkah bagi masyarakat, setiap hari hati kita akan bebas dari kerisauan. Kita akan dipenuhi rasa sukacita. Dengan demikian setiap hari kita akan berinisiatif membantu orang, menjadi guru yang tak diundang bagi sesama, dan dapat bersumbangsih tanpa pamrih.

Demikianlah kehidupan kita seharusnya. Jadi dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus berusaha dekat dengan hati Buddha. Kita harus selalu mengembangkan cinta kasih, welas asih, suka cita dan keseimbangan batin. Dengan begitu kita akan jauh dari kesalahan. Jadi, harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Membuka Mata Hati

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -