Sanubari Teduh: Menanam Lima Akar

Buddha berharap kita dapat membimbing semua makhluk di lima alam (Alam Surga, manusia, neraka, setan kelaparan, dan binatang) dengan ajaran Buddha. Selain  alam Surga dan manusia, yang lainnya adalah alam rendah. Untuk membimbing semua makhuk di lima alam, kita harus menanamkan lima akar.

Lima akar:

1. Akar keyakinan

2. Akar Semangat

3. Akar Perhatian

4. Akar Konsentrasi

5. Akar Kebijaksanaan

Dari lima akar, yang pertama harus kita bangun adalah akar keyakinan. Kita sering mendengar bahwa keyakinan adalah ibu dari segala pahala di jalan pelatihan. Jika kita ingin menyelami segala kebajikan, kita harus memulai dengan membangun keyakinan. Segala pelatihan di dalam Dharma dimulai dari keyakinan ini.

Jika keyakinan menyimpang, maka penyimpangan sedikit saja dapat membuat kita jauh tersesat. Jadi, saat memilih keyakinan, kita harus memilih dengan sungguh-sungguh. Berhubung telah memilih keyakinan yang benar, maka jalan yang kita masuki juga akan benar. Jika telah memasuki jalan yang benar, dengan sendirinya langkah kita juga akan benar dan tidak akan kacau.

Jadi, pertama-tama kita harus mengembangkan akar keyakinan kita. Keyakinan ini harus teguh dan mengakar, barulah akan membuahkan hasil yang melimpah. Artinya, kita harus memiliki keyakinan yang teguh dan benar.

Yang kedua adalah Semangat. Tadi kita sudah membahas bahwa setelah memilih jalan yang benar, kita harus mulai melangkah. Langkah ini pun harus besar, barulah kita bisa menempuh perjalanan panjang. Kita juga sering membahas tentang waktu. Mengenai waktu, jika kita berhenti di tengah jalan, maka meski arah kita benar, kita tidak akan memperoleh kemajuan.

doc tzu chi

Meski arah kita benar, kita tidak akan maju. Kita berada di tataran makhluk awam, dan tujuan kita adalah tataran kebuddhaan. Meski kita sudah berada di titik awal menuju tujuan dan sudah mengarah ke arah yang benar, tetapi jika tidak melangkah maju, selamanya kita akan berjalan di tempat. Meski memiliki keyakinan yang benar, kita tetap harus maju melangkah dengan semangat. Setelah mulai melangkah, kita harus terus berjalan dan berlatih sesuai Dharma yang benar.  Dengan begitu, barulah kita bisa terus maju dan tidak tercemar.

Semangat mengandung arti tekun tanpa terganggu pikiran liar dan terus maju pantang mundur. Kita tetap melangkah maju dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus terus maju. Berapa lama usia kehidupan kita? Tidak lama. Jika tidak semangat berlatih, maka sama dengan menyia-nyiakan waktu. Jadi sebagai praktisi kita harus menghargai waktu. Kita harus memanfaatkan waktu yang ada untuk menyelesaikan pelatihan kita.

Yang ketiga adalah akar perhatian. Akar perhatian ini harus ada dalam Dharma yang benar. Dalam berlatih, kita harus selalu ingat bahwa kita harus terus maju. Jika pikiran kita tidak teguh, jika kita tidak selalu ingat tekad kita, maka pikiran keliru akan mudah muncul dan kita tidak tahu harus berjalan ke arah mana. Meski kita memiliki keyakinan dan arah kita benar, tetapi tanpa perhatian dan keyakinan teguh, maka dalam perjalanan ini, kita juga dapat berjalan menyimpang.

Jadi akar perhatian dan keyakinan benar harus dijaga saat kita terus melangkah maju. Jadi, pikiran kita harus ingat akan hal ini. Keyakinan benar ini hendaknya bukan hanya bertahan selama beberapa hari. Bukan sehari, lima hari atau sebulan. Kita harus ingat sampai selamanya. Inilah yang di sebut akar perhatian. Akar inipun harus tertanam dalam.

Berikutnya adalah akar Konsentrasi. Arti konsentrasi adalah keteguhan pikiran. Meski kita memiliki pikiran yang selalu terfokus dan tidak lupa, tetapi jika tidak teguh, juga akan mudah goyah. Jika pikiran kita bisa teguh, barulah perhatian dan konsentrasi tercapai. Inilah yang disebut kekuatan Samadhi. Jika memiliki tekad tanpa kekuatan Samadhi, maka pikiran kita akan mudah terpecah. Jika kekuatan Samadhi tidak cukup, kita akan mudah terpengaruh oleh orang lain.

Sebuah ungkapan berbunyi, “Mulanya ingin membimbing semua makhluk, malah mudah terpengaruh oleh semua makhluk”. Jadi, kita terjun ke tengah masyarakat, kita tidak boleh kekurangan akar keyakinan, akar semangat, akar perhatian, akar konsentrasi. Jika akar ini semua terpenuhi, barulah kita memiliki akar Kebijaksanaan. Kebijaksanaan berarti mampu melihat seluruh Dharma dengan jelas.

Keyakinan kita harus teguh. Ibarat sebatang pohon bisa tumbuh meluas atau tertanam semakin dalam. Baik meluas atau mendalam, semuanya bergantung pada akar. Dengan adanya akar pohon itu bisa kokoh. Jadi jika akar kita kokoh, maka kebijaksanaan kita akan terbuka.

Tujuan pelatihan diri adalah menyempurnakan kebijaksanaan. Jika tidak memiliki kebijaksanaan, maka sekeras apapun usaha kita, penyimpangan, ketidaktahuan, atau kelalaian tetap mungkin terjadi. Dengan kebijaksanaan, barulah kita dapat menjaga lima akar kita untuk tetap kokoh. Harap semua selalu bersungguh hati.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Menanam Lima Akar.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -