Sanubari Teduh: Menyadarkan Diri Sendiri dan Orang Lain

Saudara se-Dharma sekalian, waktu terus berlalu. Ketidakkekalan terus menggerus, kehidupan hanya sementara. Ini adalah hukum alam. Jadi, kita harus menggenggam waktu yang ada.  Waktu begitu cepat berlalu. Meski anda berusia seratus tahun, waktu tetap tidak pernah berhenti. Terlebih lagi, berapa lama kita akan hidup? 

Dalam seluruh usia kehidupan kita, apakah kita akan sehat selalu? Kita tidak tahu. Setiap orang tidak luput dari ketidakkekalan. Waktu dan hari terus berlalu. Ketidakkekalan bagai tengah menelan semuanya. Jika kita menyia-nyiakan satu hari, berarti ketidakkekalan telah menelan waktu kita sehari.

Jika kita menyia-nyiakan waktu setahun, berarti ketidakkekalan menelan kita setahun. Jika kita menyia-nyiakan waktu, berarti kita membuat kehidupan kita tidak bermanfaat. Jadi kita hendaknya dapat memanfaatkan hidup ini dan memanfaatkan waktu untuk memupuk pelatihan diri. Ini sangatlah penting.

Jiwa kebijaksanaan timbul tenggelam dengan cepat. Bagaimana  boleh  kita tidak memanfaatkannya? Jiwa kebijaksanaan timbul dan tengelam dengan cepat, artinya untuk memiliki jalinan jodoh baik dan bertemu dengan ajaran kebenaran, kesempatannya tidak banyak. Karena itu jika memiliki kesempatan ini kita harus menggenggamnya dengan baik. Jika tidak kesempatan ini akan terlewatkan.

doc tzu chi

Sulit untuk terlahir sebagai manusia dan sulit untuk mendengar Dharma. Kesempatan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa jauh lebih sulit.  Jadi, untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, kita harus terlahir sebagai manusia, mendengar ajaran Buddha. Kita harus memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jika tidak maka Kesempatan ini akan terlewatkan dengan cepat. Kita harus senantiasa bersungguh hati dalam menjalani hidup.

Melatih diri membutuhkan usaha keras, kita menghabiskan seumur hidup kita untuk mendalami kebenaran. Selain mendalami kebenaran, kita juga harus terjun ke tengah umat manusia. Selain memahami kebenaran sendiri, kita juga harus membimbing orang lain agar ikut memahaminya. Selain menyadarkan diri sendiri, kita juga harus menyadarkan orang lain. Kita harus tak henti-hentinya mendalami ajaran Buddha dan menolong sesama. Semua ini membutuhkan banyak waktu.

Seiring berlalunya waktu, kita dapat bersumbangsih bagi banyak orang. Meski menghabiskan waktu seumur hidup, tetapi kita dapat menjadi teladan bagi orang lain. Selain bimbingan lewat ucapan, juga diperlukan bimbingan lewat tindakan. Kita harus mempraktikkan ajaran secara nyata. Kita hendaknya berbagi semua pengetahuan, pandangan, pemahaman, dan tindakan baik dengan semua orang.

Saudara sekalian, kita harus sangat memahami Tiga Alam, yakni meliputi alam nafsu, alam rupa dan alam tanpa rupa. Untuk melatih diri, kita harus berada di alam nafsu. Setelah melenyapkan segala nafsu keinginan, maka kebuddhaan pun tercapai. Jadi, kita harus memanfaatkan tubuh ini dengan baik untuk berlatih ajaran Buddha.

Sulit untuk terlahir sebagai manusia dan sulit untuk mendengar Dharma. Setelah berkesempatan mendengar Dharma, kita harus bersungguh hati mempraktikkannya. Buddha mengajarkan kita untuk menapaki jalan Bodhisatwa. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus tekun dan bersemangat menapaki jaln Bodhisatwa.

Tiada satu alam pun di antara Tiga Alam yang nyaman untuk ditempati. Tiga Alam bagaikan penjara. Jika masuk ke dalamnya, maka akan sulit bagi kita untuk keluar. Karena itu, harap semuanya selalu bersungguh hati.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa

Editor: Khusnul Khotimah
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -