Sanubari Teduh: Praktek dalam Mempelajari Agama Buddha

Saudara se-Dharma sekalian, waktu terus berlalu tanpa henti. Segala sesuatu di alam semesta juga terus berubah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak sadar terhadap segala perubahan ini. Jadi sebagai praktisi Buddhis, kita hendaknya senantiasa meningkatkan hati yang penuh kewaspadaan.

Di mana tujuan kita mempelajari ajaran Buddha? Batin kita harus sangat terfokus dan senantiasa waspada atas berlalunya hari-hari. Dengan demikian, kita dapat menghargai waktu. Dengan menghargai waktu barulah kita bisa tekun dan bersemangat.

Seiring berlalunya hari ini, usiapun berkurang. Ini mengingatkan kita akan ketidakkekalan. Jika tidak dapat memahami ketidakkekalan, kita tak akan dapat tekun dan bersemangat, juga tak akan dapat menyerap ajaran Buddha ke dalam hati. Jadi kita harus senantiasa memiliki kewaspadaan.

Tiga Kebijaksanaan : Mendengar, merenung, praktikTiga Penembusan : Mata Dewa, pengetahuan kehidupan lampau, pengakhiran kebocoran

Tiga Penderitaan :
Derita sengsara, derita pelapukan, derita perubahan

Kita semua pasti masih ingat mengenai derita sengsara, derita kelapukan, dan derita perubahan. Wujud penderitaan di dunia sangat beragam dan tak akan habis dibahas. Wujud penderitaan yang tak terungkap sesungguhnya sangat banyak. Namun, secara umum tak lepas dari tiga jenis tadi.

Derita sengsara adalah derita di tengah derita. Dunia Saha  adalah dunia yang makhluknya harus menahan derita. Seiring waktu dalam perjalanan hidup, segala yang kita temui baik lingkungan maupun manusia, mungkin menambah penderitaan, belum lagi usia tua dan penyakit. Terutama penyakit, tanpa disadari dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh kita.

doc tzu chi

Tubuh setiap orang juga memiliki banyak kotoran, mulai dari nafas, makanan yang dimakan, dan masih banyak lagi. Semua itu dapat menjembatani masukannya virus dan bakteri ke dalam tubuh kita yang akhirnya membuat kita sakit. Sakit tidak hanya dialami orangtua. Orang muda bisa juga sakit. Jadi, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan.

Pikiran kita harus memahami perubahan kondisi dengan sungguh-sungguh. Dari segi waktu, waktu terus berlalu tanpa peringatan dan tanpa kita sadari. Segala kondisi di alam semesta juga terus berubah dan mengalami pelapukan. Semua ini adalah proses, perubahan ini yang disebut derita perubahan.

Tiga penderitaan ini mencakup seluruh penderitaan semua makhluk di dunia. Jika kita dapat sungguh-sungguh memahami ini dengan seksama dan sepenuh hati, maka meski waktu terus berlalu dan meski kehidupan kita terus menua, jiwa kebijaksanaan kita akan terus bertumbuh. Dengan demikian tiga kebijaksanaan dan tiga penembusan pun tercapai, tiga penderitaan pun lenyap.

Semoga kelak, saat aku mencapai Bodhi, dengan kebijaksanaan dan metode terampil tanpa batas, aku dapat memberi manfaat tanpa batas. Aku dapat memberi manfaat tak terbatas bagi semua makhluk dan tidak membiarkan seorangpun kekurangan. (Sutra Bhaisajyaguru)

Empat Ikrar:

-Berikrar menyelamatkan semua makhluk yang tak terbatas

-Berikrar memutus noda batin yang tiada akhir

-Berikrar mempelajari pintu Dharma yang tak terhingga

-Berikrar mencapai kebuddhaan yang tiada banding

Jika tekad mempelajari ajaran Buddha hanya diucapkan di mulut saja dan tidak dipraktikkan secara nyata, bagaikan seorang yang berjalan di tempat, sulit untuk mencapai kebuddhaan. Jadi kita harus bertekad, lalu juga harus mengembangkan keberanian untuk bertekad mencapai kebuddhaan dan bukan hanya berlatih demi diri sendiri. Kita harus mencapai pencerahan seperti Buddha dan membimbing semua makhluk.

Dharma tertinggi diperoleh di tengah masyarakat. “Berbagai pintu Dharma tanpa batas terpapar di hadapan.” Ini terwujud karena kita berusaha membimbing semua makhluk dengan tekad mencapai kebuddhaan. Ini adalah pahala yang terunggul.

Demikianlah diintisarikan dari Sanubari Teduh: Praktek dalam Mempelajari Agama Buddha.

GATHA PELIMPAHAN JASA
Semoga mengikis habis Tiga Rintangan
Semoga memperoleh kebijaksanaan dan memahami kebenaran
Semoga seluruh rintangan lenyap adanya
Dari kehidupan ke kehidupan senantiasa berjalan di Jalan Bodhisatwa
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -