Bersinergi untuk Kemanusiaan, Relawan Tzu Chi Terus Membantu Warga Cianjur

Gempa yang mengguncang wilayah Cianjur menyisakan duka mendalam. Sehari pascagempa, relawan Tzu Chi tiba di Cianjur dan mulai memberikan bantuan dan perhatian kepada para korban gempa.


Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia secara berkelanjutan memberikan bantuan untuk warga Cianjur yang menjadi korban gempa. Bantuan yang diberikan berupa paket bantuan darurat, sembako, dan bantuan pengobatan yang bersinergi dengan RS. Dr.Suyoto Pusrehab Kementerian Pertahanan RI di Taman Prawatasari Kab Cianjur.

*****

Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin 21 November 2022. Gempa ini dirasakan kuat hingga di Jakarta, Sukabumi, Bandung, dan sekitarnya. Di hari kedua pascagempa relawan Tzu Chi dari Kota Bandung langsung menyalurkan bantuan paket darurat bagi para korban gempa di Cianjur Jawa Barat.

Menurut data BNPB (30 November 2022) gempa ini mengakibatkan 17.864 rumah rusak (berat, sedang, ringan), termasuk 190 rumah ibadah, 14 fasilitas kesehatan, 511 fasilitas pendidikan, 17 kantor gedung dan 2 jembatan rusak.

Prihatin dengan musibah ini, relawan Tzu Chi Jakarta, Cianjur, dan Bandung yang dikoordinasi oleh Atat Sutardi (relawan Tzu Chi di Cianjur) menyiapkan langkah-langkah pemberian bantuan dan perhatian guna meringankan beban warga yang terdampak gempa.

Sejak 22 - 26 November 2022, Atat bersama relawan Cianjur, Jakarta, Sukabumi, dan Bandung secara berkelanjutan menyalurkan paket bantuan bagi korban gempa Cianjur di posko-posko pengungsian di wilayah Kecamatan Cugenang, Kecamatan Nagleng, Ciharahas, Kecamatan Cilaku, Kp. Babakan, Kedung Gilang, Kel. Sukamana, Kel. Muka, Kel. Pamoyanan, Kp. Tari Kolot, Ds. Padaluyu, Kp. Balandongan, Kp. Garung Desa Cirumput, dan Kp. Angkrong Desa Talaga.

Bantuan yang diberikan berupa selimut, baju, sarung, peralatan mandi (handuk, gayung, pasta gigi, sabun mandi, sikat gigi, sampo), dan masker medis. Ada pula barang bantuan lain diantaranya pembalut, popok bayi, mainan anak, minyak telon, minyak kayu putih, makanan ringan, beras, minyak goreng, mi instan, dan air mineral. Tzu Chi Jakarta juga memberikan bantuan berupa genset 2.000 watt, tikar, kelambu, gerobak sorong, dan terpal.

Atat Sutardi, Koordinator Relawan Tzu Chi Cianjur mengatakan bantuan untuk gempa Cianjur ini dapat terwujud tidak lepas dari peran dan dukungan berbagai pihak, mulai dari relawan Tzu Chi Cianjur, Tzu Chi Bandung, Tzu Chi Jakarta, Tzu Chi Sukabumi, tim medis TIMA Indonesia, TNI-Polri, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur.

Atat mengaku bangga atas kerja sama para relawan Tzu Chi dalam membantu warga yang terdampak gempa Cianjur. “Saya sangat mengapresiasi sekali semangat relawan Tzu Chi Jakarta, Bandung, Sukabumi dan Cianjur yang membantu membagikan paket bantuan darurat, menyiapkan konsumsi, membuka layanan pengobatan, semua bahu-membahu meringankan beban warga Cianjur,” ujar Atat.


Atat juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pimpinan Tzu Chi Indonesia (di Jakarta) yang telah memberikan kesempatan kepada relawan Tzu Chi Cianjur untuk turun langsung membantu masyarakat Cianjur yang terdampak gempa. “Semoga dari peristiwa bencana ini relawan Tzu Chi dapat tumbuh dan berkembang lagi di Kota Cianjur,” kata Atat.

Rumah Atat yang berada di Kota Cianjur dijadikan posko para relawan Tzu Chi dan tempat dikumpulkannya bantuan logistik serta menjadi tempat untuk koordinasi dalam penyaluran bantuan ke posko-posko pengungsian yang membutuhkan bantuan. Selain itu, Atat juga menyediakan beberapa unit kendaran mobil box, truk, dan karyawannya untuk membantu relawan dalam membagikan paket bantuan darurat.

Dalam kegiatan penyaluran bantuan skala besar seperti ini, tentu dukungan relawan konsumsi sangat penting. Selama masa tanggap darurat penyaluran bantuan itu, tim relawan konsumsi dari He Qi Pusat yang dikoordinasi oleh Livia terus menyiapkan masakan untuk para relawan Tzu Chi yang tengah bertugas dalam membagikan paket bantuan. Bersamasama dengan relawan Cianjur, para relawan konsumsi juga memasak nasi hangat siap saji untuk relawan Tzu Chi dan tim medis TIMA yang akan membuka posko pengobatan bersama tim medis dari RS. Suyoto (Pusrehab) Kementerian Pertahanan RI di Lapangan Taman Prawatasari Kec. Cianjur, Kab. Cianjur, Jawa Barat.

Atat dibantu oleh Agung, relawan komite Tzu Chi asal Cianjur mendampingi relawan Tzu Chi Jakarta untuk menyalurkan paket bantuan darurat. Pola pemberian bantuan yang dilakukan adalah dengan membagi tiga kelompok relawan. Masing masing kelompok terdiri dari enam orang relawan Tzu Chi dengan didampingi oleh Babinsa wilayah setempat yang lokasinya dijadikan lahan pengungsian.

Agung bersama relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat mendapatkan tugas di lima titik pengungsian di Kecamatan Cugenang yang wilayahnya paling parah terdampak gempa bumi. Penyaluran paket bantuan lainnya menyebar ke posko-posko pengungsian di wilayah Kecamatan Cugenang, Kec. Nagleng, Ciharahas, Kecamatan Cilaku, Kp. Babakan, Kedung Gilang, Kel. Sukamana, Kel. Muka, Kel. Pamoyanan, Kp. Tari Kolot, Desa Padaluyu, Kp. Balandongan, Kp. Garung Desa Cirumput, dan Kp. Angkrong Desa Talaga.

Bantuan yang diberikan Tzu Chi mulai dari makanan dan minuman, kebutuhan pribadi, hingga pengobatan.

Pada hari ke-4 pascagempa (24 November 2022) relawan Tzu Chi Jakarta bersama relawan Tzu Chi Bandung, Cianjur, Sukabumi, Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia kembali memberikan bantuan pelayanan pengobatan dan pembagian beras bagi masyarakat yang terdampak gempa bumi.

Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia dan RS. Suyoto (Pusrehab) Kementerian Pertahanan RI berkolaborasi membuka posko pengobatan di Lapangan Taman Prawatasari, Kec. Cianjur, Kab. Cianjur, Jawa Barat.

Taman Prawatasari ini dijadikan tempat pengungsian bagi warga sekitar yang rumahnya rusak akibat gempa dan sudah tidak layak huni. Di Taman Prawatasari ini Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, TIMA Indonesia bersama RS. Dr. Suyoto (Pusrehab) Kementerian Pertahanan RI mendirikan tenda darurat untuk melayani pengobatan warga yang tinggal di 20 tenda pengungsian yang didirikan oleh TNI dan BNPB.

Kisah Penyintas
Pada hari berikutnya Agung dan relawan He Qi Barat berlanjut membagikan paket bantuan. Pagi itu, di sebuah lapangan luas tidak jauh dari gedung sekolah, tepatnya di Kp. Pakalongan di pelataran halamannya tengah dibangun tendatenda darurat. Di dalamnya tampak puluhan orang dewasa, anak-anak, dan warga lanjut usia sedang berteduh dari gerimisnya hujan. Di tenda itu juga menumpuk berbagai tas gembolan dan pakaian.

Di depannya sekelompok perempuan sedang memasak berbagai macam menu makanan dengan porsi besar. Dari aromanya, sangat mudah ditebak yaitu nasi putih, telur dadar, dan mi instan. Di sisi lain sejumlah orang laki-laki bergantian memikul kardus dan karung logistik dari sebuah mobil bak terbuka menuju tempat penyimpanan. Sejumlah kendaraan lainnya juga sedang mengantri di belakangnya yang masing-masing berhiaskan ‘bantuan kemanusian’.

Posko ini merupakan tempat pengungsian sementara yang dibuat secara swadaya oleh warga. Mengingat gempa masih sering terjadi walaupun kecil. Pengungsian ini dijadikan posko oleh warga sekaligus tempat pendistribusian bantuan logistik ke-18 pos pengungsian mandiri lainnya yang tersebar di Desa Padaluyu.


Memang pos pengungsi ini adalah salah satu yang paling ramai dikunjungi. Orang-orang dengan berbeda latar belakang datang memberikan dukungan bantuan kepada penyintas. Mulai dari bahan makanan pokok hingga pakaian.

Salah satu pengungsi di posko itu adalah Nurhayati (52 tahun), warga Rt.02/06 Kelurahan Padaluyu, Kecamatan Cigenang, Kabupaten Cianjur. Nurhayati mengungsi di perkebunan milik orang dengan tenda seadanya. Di tenda tersebut, keluarga besar Nurhayati yang terdiri dari ibu, adik, kakak, dan keponakannya menempati 5 unit tenda darurat yang dihuni oleh 30 orang.

Pascagempa, kondisi rumah Nurhayati sudah roboh, banyak tiang-tiang rumah lepas dari temboknya. Atap rumah juga sudah miring ke sisi kanan. Artinya rumah tersebut sudah tidak bisa lagi dihuni.

Sedangkan Nurhayati dibantu oleh sang suami mendirikan tenda di lahan perkebunan tepat di sisi jalan tempat relawan Tzu Chi membagikan paket bantuan bencana. Nurhayati berinisiatif untuk mendirikan tenda di pinggir jalan untuk memudahkannya jika ada yang memberikan bantuan.

“Ini tenda juga dari relawan, saya buat tenda seadanya asalkan semua bisa berlindung di sini, biarin sempit-sempitan,” ucap Nurhayati. Nurhayati menerima bantuan paket bantuan bencana dari Tzu Chi dan beberapa terpal serta alas tikar.

“Alhamdulillah, senang sekali ada yang bantu, terima kasih buat Tzu Chi, baru ini dapat bantuan berupa selimut, karpet, dan alat mandi. Ini dapat tikar dan terpal juga dari Tzu Chi, nanti tendanya bisa dilebarin lagi,” ujar Nurhayati sedikit lega.

Nurhayati juga berharap agar pemerintah dapat segera memberikan bantuan untuk membangun kembali rumahnya yang telah roboh akibat gempa bumi. “Saya beserta keluarga ingin bisa hidup seperti sediakala kembali,” harap Nurhayati.

Harapan Nurhayati tentu mewakili isi hati para pengungsi-pengungsi lainnya. Terlebih di masa musim penghujan, kehidupan warga di pengungsian tentu lebih banyak membutuhkan perhatian. Semoga perhatian dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak dapat menghangatkan batin warga yang tengah berduka, pulih, dan segera bangkit untuk memulihkan kehidupan mereka.

Teks dan Foto: Anand Yahya
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -