Happy Ending, Kisah Pendampingan Relawan Tzu Chi


Kesungguhan relawan Tzu Chi dalam mendampingi keluarga Nova kini membuahkan hasil. “Benang kusut” yang menyelubungi keluarga ini pelan-pelan mulai terurai. Tzu Chi memberi bantuan yang menyeluruh bagi keluarga Nova mulai dari biaya pengobatan, biaya hidup, biaya kontrakan, serta bantuan biaya pendidikan.

*****

Bagai mengurai benang kusut. Begitulah gambaran dari tugas yang diemban Denasari dan tim relawan Tzu Chi di Bekasi kala mendampingi keluarga penerima bantuan Tzu Chi atas nama Novalia. Nova, begitu sapaan balita ini, sebelumnya mengalami pendarahan otak akibat terjatuh dari lantai dua.

Bagaimana tak kusut, masalah yang dihadapi keluarga Nova sangat kompleks. Kondisi Nova sangat serius dengan biaya pengobatan tak sedikit, sementara ayahnya tak bekerja karena sakit jantung dan hernia. Lima anak mereka masih kecil-kecil dan putus sekolah.

Rumah kontrakan yang ditempati keluarga Nova saat itu berada di Jelambar, Jakarta Barat memiliki tangga yang curam. Nova terjatuh dan dilarikan ke Rumah Sakit Atma Jaya, Pluit. Orang tua Nova kala itu hanya mengantongi uang satu juta rupiah dan tak punya layanan BPJS Kesehatan. Melihat kondisi Nova, tim dokter tetap mengoperasinya dengan biaya menyusul. Seorang dokter juga memberitahu Silvia (34), ibu Nova, tentang Tzu Chi dan menyarankannya mengajukan bantuan ke sana.

Singkat cerita, Silvia dibantu Tzu Chi berupa biaya pengobatan Nova hingga tiga tahap dalam jumlah relatif besar serta biaya kontrak rumah. Keluarga ini pun didampingi oleh Komunitas Relawan Tzu Chi di He Qi Utara 2 yang juga membantu mencarikan kontrakan baru di kawasan Bandengan, Jakarta Utara.

Tak lama, Silvia merasa harus pindah kontrakan lagi yang lebih luas. Keluarga ini lalu pindah ke kawasan Mangga Besar yang adalah area Komunitas He Qi Pusat. Dengan ini pendampingan keluarga Nova dilimpahkan ke He Qi Pusat. Wilayah He Qi Pusat juga mencakup Bekasi.

“Waktu pertama kali kami meeting, kami tawarkan, ‘coba mau ke Bekasi enggak?’” kata Denasari.

Kebetulan Denasari tahu tentang rumah kontrakan di Mekarsari Bekasi yang tampaknya lebih cocok untuk mereka. Lokasinya dekat dengan sekolah, stasiun KRL, dan rumah sakit. Beberapa relawan Tzu Chi juga ada yang tinggal di daerah sana sehingga bisa sering mendampingi mereka.

Usul Denasari disetujui. Benang yang kusut pun diurai satu-per satu. Sebelum pindahan, rombongan relawan membantu membersihkan dan mengecat rumah kontrakan yang baru sehingga lebih nyaman ditempati. Setelah itu keluarga Nova pun pindah ke sana pada 6 November 2020.

Menyelesaikan Masalah Satu per Satu
Relawan Tzu Chi membantu membersihkan dan mengecat rumah kontrakan baru yang saat itu akan ditempati keluarga Nova mulai Oktober 2020.

Masalah yang lebih dulu diselesaikan tentu terkait pengobatan lanjutan bagi Nova.

“Kami urus rujukan ke RS Duta Indah untuk bisa ke RSCM. Ketika dapat rujukan ke RSCM, kami langsung ke dokter saraf. Di rumah sakit itu kami mengunjungi tiga poli, bagi tugas sama mamanya Nova. Kerja sama antara penerima bantuan dan kami relawan, itu yang membuat cepat. Jadi apa yang kami sarankan, mereka mau,” kata Denasari.

Nova pun menjalani operasi pemasangan tempurung kepala pada 11 Desember 2020 dengan layanan BPJS. Pada 28 Desember kemudian, jahitan operasi dibuka. Dokter mengatakan kondisi Nova bagus dan bisa lanjut untuk terapi. Terapi sudah dilakukan setidaknya sepekan sekali untuk mengaktifkan anggota badan sebelah kanan Nova yang lemah akibat jatuh dari lantai 2.

“Sebelum terapi kan kepalanya belum tegak, sekarang sudah tegak. Yang tadinya tengkurap belum bisa bolak-balik, sekarang sudah bisa. Tangan kanan yang selalu menggenggam sekarang sudah mulai membuka. Sekarang sudah bisa manggil mama papa. Ada kemajuan sedikit-sedikit,” kata Silvia.

Pengobatan Nova sudah beres, lanjut terkait Andi, ayah Nova yang sakit jantung dan belakangan diketahui kalau ia juga sakit hernia dan darah tinggi. Tzu Chi memberikan bantuan kepada Andi berupa biaya pengobatan di luar BPJS. Relawan juga membantu mengurus rujukan di Mekarsari agar penyakit hernia Andi bisa cepat dioperasi.
Denasari selalu mengingatkan Andi agar mematuhi semua anjuran dokter supaya bisa sembuh dan dapat menjalankan tugas sebagai kepala keluarga dengan baik.

“Pak Andi selaku kepala rumah tangga saya selalu bilang bantuan Tzu Chi atau semua orang bantu itu ada limitnya. Saya harap suatu hari Pak Andi sebagai kepala rumah tangga punya usaha sendiri yang bisa menghidupi anak-anak. Kalau kurang, orang lain bisa bantu tapi kewajiban ada pada orang tua. Sandang, pangan, moral, semua orang tua,” tutur Denasari lembut.

“Rencana saya kalau ada modal mau cari tempat buka toko, ya pelan-pelan,” jawab Andi. Andi dahulu mencari nafkah dengan menjual sparepart mobil bekas.

Denasari bersama Ernie Kurniawan dan Listiyani saat kunjungan kasih ke keluarga Nova. Relawan Tzu Chi terus memberikan perhatian dan pendampingan kepada keluarga Nova.

Sementara itu relawan juga sudah mendaftarkan anak pertama mereka, yakni Davina untuk mengikuti Kejar Paket A yang pada tahun ajaran baru 2021/2002 bisa masuk SMP. Adik Davina, Anugerah, yang secara usia harusnya kelas 3 juga didaftarkan agar bisa masuk kelas 1 SD.

Benang yang kusut telah terurai. Dalam waktu tiga bulan mendampingi keluarga Nova, sejak Oktober 2020, permasalahan inti keluarga Nova dapat selesai dengan baik. Ternyata dari awal Denasari memang sangat yakin bisa membantu menyelesaikan masalah rumit yang dihadapi keluarga Nova.

“Saya awalnya yakin saja pasti bisa. Jadi ternyata kalau kita niatnya baik, tulus dan dengan sukacita melaksanakannya ternyata semua tidak ada yang sulit. Melihat nova sudah sehat kami merasa senang. Kalau saya gendong Nova, orang bilang, ‘itu cucu kamu tuh’,” imbuh Dena sambil tertawa.

Satu pekerjaan rumah yang terus berusaha Denasari lakukan adalah membuka pikiran Andi agar menjadi seorang kepala keluarga yang baik. Denasari dengan begitu sabar menasehati Andi agar tidak gemar berhutang dan bisa berpikir panjang demi masa depan kelima anak mereka.

“Siap untuk berubah, kan hidup enggak mau begini terus. Harus ada perubahan,” ujar Andi kepada Denasari.

Silvia mengaku sangat tersanjung bisa mendapatkan bantuan menyeluruh dari Tzu Chi dan didampingi oleh para relawan Tzu Chi untuk keluar dari masalah pelik.

“Saya tak menyangka kalau masalah yang saya dan suami hadapi bisa selesai. Saya ada masalah begini, ada relawan-relawan yang baik. Untuk beliau-beliau para relawan, saya sangat berterima kasih, saya sudah anggap seperti orang tua saya sendiri. Saya berterima kasih sudah dibantu Tzu Chi,” kata Silvia.

Teks dan Foto: Khusnul Khotimah
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -