Kembali Terang Setelah 10 Tahun Penantian

Didampingi istrinya Ismardiyati dan relawan Tzu Chi Padang, Masrul dituntun setelah selesai menjalani operasi katarak pada Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-133 yang diadakan di RS TK.III dr. Reksodiwiryo, Padang, Sumatera Barat.

Harapan untuk memiliki penglihatan yang normal kini bukan sekadar angan-angan bagi Masrul. Setelah katarak menahunnya ditangani Tim Medis Tzu Chi Indonesia (TIMA), penglihatannya berangsur membaik dan Masrul dapat kembali beraktivitas dengan baik tanpa takut terjatuh lagi saat bekerja.

*****

Bulan Agustus 2022 lalu, menjadi bulan yang membahagiakan bagi Masrul (54) karena katarak yang ada di mata kirinya dioperasi oleh Tim Medis Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia. Setelah menanti selama 10 tahun karena keterbatasan biaya, harapan untuk dapat melihat kembali dengan normal ada di depan mata, tepatnya dalam kegiatan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke133 di Kota Padang, Sumatera Barat.

“Mata buram sudah 10 tahunan. Awalnya saat saya kerja mengelas, terkena percikan. Dari situ mulainya (katarak),” cerita Masrul. Setelah berhenti menjadi tukang las, kakek dari 3 cucu ini bekerja menjadi tukang bangunan. Tentu bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi dengan penglihatan yang terganggu, pastilah sangat menyulitkan pekerjaannya.

Mata kanannya menjadi tumpuan utama dalam melihat, sedangkan penglihatan pada mata kirinya sudah buram dan terkadang gelap jika melihat. Beberapa pekerjaan pun kadang tidak bisa ia kerjakan karena kondisi itu. “Sebulan belum tentu ada pekerjaan. Lebih sering menganggur,” keluhnya.

Setiap harinya Masrul bekerja serabutan, salah satunya menjadi tukang bangunan. Kondisi mata kirinya yang mengidap katarak membuatnya kesulitan bekerja bahkan pernah terjatuh saat bekerja.

Masrul sendiri bukan warga asli Padang, ia berasal dari Kambang, sebuah wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Pada tahun 1985, Masrul mulai merantau ke Padang untuk memperbaiki kehidupan yang sulit. Kemudian pada tahun 1989, ia bertemu dan menikah dengan istrinya Ismardiyati (52).

Dari pernikahannya, Masrul dikaruniai 2 orang anak perempuan. Salah satunya sudah menikah lalu tinggal bersama suami dan satu lagi baru lulus sekolah. Masrul saat ini tinggal di wilayah Kelurahan Rimbo Kaluang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat.

Di tengah kehidupan yang sulit karena bekerja serabutan, beruntung Ismardiyati juga ikut bekerja menjadi tukang cuci gosok rumahan hingga saat ini untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.

Terjatuh Karena Penglihatan Terganggu
Katarak di mata kiri Masrul bukan hanya mengganggu penglihatannya. Suatu ketika di tahun 2019, ia juga pernah terjatuh saat bekerja. Masrul terjatuh dari ketinggian 2,5 meter saat sedang berada di steger kayu. “Waktu itu sedang memasang bata. Lalu salah pijak karena tidak melihat, ndak nampak, buram,” cerita Masrul.

Saat terjatuh, dadanya membentur kayu. Tapi lagi-lagi karena keterbatasan biaya, setelah peristiwa tersebut, Masrul tidak segera mengecek kondisi tubuhnya ke dokter. “Tidak berobat, saya serahkan saja sama Tuhan. Cuma sesak napas selama satu minggu, tetapi tetap bekerja kembali,” ungkapnya.

Salah satu dokter mata TIMA Indonesia sedang melakukan operasi katarak pada mata kiri Masrul. Baksos kesehatan yang rutin dilakukan oleh Tzu Chi Indonesia di berbagai wilayah di Indonesia ini menjadi satu kegiatan yang dinanti oleh masyarakat yang membutuhkan bantuan pengobatan.

Masrul sempat merenungkan kenapa dirinya bisa terjatuh. Ia sedih. Ismardiyati juga merasakan hal yang sama karena suaminya yang menjadi tulang punggung keluarga mengalami kecelakaan saat bekerja. “Namanya suami jatuh, sedih. Saya cuma berpesan baik-baik dan berhati-hati saat bekerja. Kita kan sedang membutuhkan biaya,” ungkap Ismardiyati kepada suaminya.

Setelah kejadian itu timbul keinginan Masrul untuk mengobati kondisi mata kirinya. “Waktu itu ya ngomong ke istri. ‘Ini mata macam mana? Mau operasi kan, tapi kalau uang nggak ada.’ Gitu,” cerita Masrul.

Di tengah kesulitannya melihat karena katarak, Masrul tetap bekerja sebisanya untuk menopang ekonomi keluarga. Bahkan ia memberanikan diri menggunakan sepeda motor ke tempat tujuan jika ada yang menyuruh untuk bekerja. “Memang risikonya besar, tapi dengan kondisi kehidupan saya ini ya bisa hemat, kan hanya beli minyak (bensin),” kata Masrul.

Doa dan harapan Masrul untuk mengobati (operasi) kataraknya pun terjawab. Pemilik rumah tempat Ismardiyati bekerja memberitahu kalau akan ada kegiatan baksos kesehatan gratis di RS. Dr. Reksodiwiryo pada bulan Agustus 2022. Salah satu pelayanannya adalah operasi katarak. Dari sinilah Masrul bisa berjodoh dengan Tzu Chi.

“Iya, bisa ikut Baksos Tzu Chi karena diberitahu oleh istri. Di tempat kerjanya ada yang beritahu, ‘bawalah sana, periksa mata,’ ucap istri saya,” jelas Masrul. Dari sini Masrul segera melengkapi syarat-syarat yang harus dibawa untuk ikut operasi katarak gratis.

Kemudian pada 13 Agustus 2022, Masrul berangkat ke SMA Negeri 1 Padang untuk mengikuti proses screening yang dilakukan oleh TIMA Indonesia. “Pas diperiksa dokternya bilang. ‘Bapak bisa operasi katarak.’ Perasaan saya langsung gembira, kok ada orang nolong. Saya bersyukur pada Tuhan ada kasih operasi katarak gratis,” kata Masrul mengungkapkan kebahagiaannya.

Penglihatan yang Kembali Terang
Saat pelaksanaan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-133 yang diadakan di RS TK.III dr. Reksodiwiryo, Padang, Sumatera Barat pada 20 – 21 Agustus 2022, Masrul datang ditemani istrinya Ismardiyati. Setelah persyaratan lengkap, Masrul bersama Ismardiyati segera menuju ke ruang operasi katarak yang berada di lantai 2 rumah sakit.

Ismardiyati mengusap mata kiri Masrul. Keinginan mereka berdua untuk operasi katarak di mata kiri Masrul akhirnya terwujud berkat Baksos Kesehatan Tzu Chi.

Setelah prosesi cuci kaki, pengguntingan bulu mata, dan menggunakan baju operasi. Masrul pun menunggu giliran untuk ditangani oleh dokter. “Deg-degan. Pas saya masuk itu agak tertekan campur haru mau menangis. Kan ini saya baru pertama kali ikut operasi. Saya baca-baca doa saja. Pas selesai, alhamdulillah,” cerita Masrul.

Sehari pascaoperasi katarak tepatnya 21 Agustus 2022, Masrul kembali datang ke rumah sakit untuk melakukan post op oleh Tim Medis TIMA Indonesia. Ia pun tak lupa mengucapkan rasa syukur dan terima kasih, karena berkat Tzu Chi, penantiannya selama 10 tahun akhirnya terwujud.

“Saya ucapkan terima kasih banyak, mudahmudahan semua tim medisnya sehat. Saya juga berterima kasih mendapatkan bantuan dari Buddha Tzu Chi, berkat kegiatan ini mata saya bisa dioperasi, bisa melihat dan nampak dengan baik lagi. Kalau nggak nampak (penglihatan) itu hidup ya hancur,” ungkap Masrul haru.

Teks dan Foto: Arimami Suryo A.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -