Mengembalikan Penglihatan, Mengukirkan Senyuman

Sesaat setelah memakai kacamata baru, Karsam langsung tertawa bahagia bersama relawan Tzu Chi, drg. Laksmi Widyasuti dan istrinya Turyanah. Pengelihatannya kini kembali normal dan terang seperti sediakala.


Tzu Chi Hospital bersama TIMA Indonesia memberikan pengobatan operasi katarak dan hernia bagi para warga yang kurang mampu di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Tawa bahagia terpancar dari setiap pasien yang kembali bisa melihat terangnya dunia.

*****

Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia bersama Tzu Chi Hospital, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara melangsungkan Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138 pada Sabtu 27 Mei 2023 dan melayani 90 pasien katarak dan 5 pasien hernia.

Dokter Santoso, Kepala Medis Tzu Chi Hospital yang kali ini bertanggung jawab sebagai Koordinator Dokter dan Perawat di Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138 menuturkan kegembiraannya bahwa melalui baksos ini Tzu Chi Hospital bisa turut membantu sesama yang membutuhkan. “Kami gembira menyambut masyarakat yang sudah percaya dan antusias untuk ikut dalam baksos ini. Dimana mereka punya keluhan katarak dan hernia bisa ikut berobat dan dioperasi di sini,” tuturnya.

Untuk bisa memberikan pelayanan dengan maksimal, Tzu Chi Hospital telah menyediakan tim medis mulai dari pendaftaran, perawat di tensi, pemeriksaan detak jantung, dokter mata, petugas radiologi, dan lainnya. “Sesuai dengan visi dan misi Tzu Chi Hospital dan misi kesehatan Tzu Chi, tentu dengan bimbingan Yayasan Buddha Tzu Chi dan TIMA, kami terus berusaha memberikan yang terbaik sehingga betul-betul lancar dan tujuan untuk membantu pasien ini benar-benar tercapai hingga akhir,” jelasnya.

Karsam Kembali Bersemangat Usai Terbebas dari Katarak
Salah satu pasien yang tujuannya tercapai adalah Karsam. Karsam dan Turyanah, istrinya, saat ini membuka warung sederhana di depan rumahnya. Dari warung inilah Karsam mendapatkan rezeki untuk keperluan seharihari. Setiap habis subuh, Karsam mengantar istrinya menggunakan motor untuk berbelanja keperluan warung di Pasar Dadap. Tetapi 6 bulan terakhir, aktivitas ini pun harus Karan hentikan karena kondisi mata kirinya mendadak mulai buram dan tertutup.

Kebahagiaan Turyanah (kiri) terpancar dari senyumnya yang tak henti melihat suaminya sudah berhasil melalui operasi katarak. Mimpi mereka untuk kembali menjalani kehidupan dengan aman dan nyaman akhirnya sedikit demi sedikit terwujud.

“Tempo hari saya belanja ke pasar sama istri naik motor trus jatuh, hampir aja kalau ibarat kata nggak ketolong, ya meninggal,” kenang Karsam. Semenjak peristiwa itulah, Karsam berhenti mengantar istinya. Sedangkan untuk berbelanja, Tuyanah diantar oleh anaknya yang tinggal tak jauh dari rumahnya. “Nggak kesal, abis matanya begitu (katarak) kita maklumin aja. Sedangkan kita butuh buat sehari-hari, buat belanja, buat bayar utang, kalau kita nggak usaha dari mana rezekinya. Anak-anak kan nggak setiap hari kalau kasih, mereka juga punya keluarga,” ungkap Turyanah.

“Saya masih jag-jag (kuat), masih sehat, tapi mata nggak melihat, saya ngeluhnya di situ. Mungkin kebanyakan kerja keras waktu muda, jadi imbasnya di mata,” ungkap Karsam yang dulu adalah seorang nelayan, menceritaan kondisinya.

Katarak itu membuat aktivitas hariannya pun terbatas dan sangat terganggu hingga suami istri ini pun hanya bisa pasrah dan menerima keadaan karena tidak memiliki biaya untuk operasi katarak. “Perasaan saya kecewa, kehidupan saya jadi penghinaan. Kalau ada yang nggak suka sama saya pasti pada ngomong ‘puas lu mata lu buta sekarang’,” kata Karsam. Karsam dan Turyanah hanya bisa berdoa yang terbaik untuk keadaan mereka. “Kalau sholat kita minta pertolongan kepada Allah, semoga ketemu jalannya,” kata Turyanah.

Apa yang diharapkan Karsam lewat doadoanya pun terjawab. Salah satu saudaranya yang bekerja menjadi tenaga sekuriti di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) mengetahui informasi akan adanya Baksos Kesehatan Tzu Chi yang melayani operasi katarak dan hernia gratis. “Langsung saya siapkan data-data yang dibutuhkan trus didaftarin sama anak saya, karena saya nggak bisa baca tulis,” ungkap Karsam.

Dari info itu, Karsam akhirnya turut melewati berbagai proses screening dan lolos ikut operasi. Keesokan harinya tepatnya Minggu, 28 Mei 2023, Karsam didampingi Titi, anaknya kembali ke Tzu Chi Hospital untuk post-op pascaoperasi katarak. Setelah penutup mata, perban untuk melindungi mata kirinya dibuka, relawan Tzu Chi dengan hatihati membersihkan pinggiran mata kiri Karsam.

“Ini berapa?” kata relawan sambil mengangkat tangan dengan dua jari terbuka. “Dua,” jawab Karsam. Secara perlahan relawan mundur beberapa langkah untuk mengetahui jarak pandang mata kiri Karsam setelah operasi katarak. “Alhamdulillah, setelah dibuka bisa melihat. Dulu nggak bisa melihat total, sekarang setelah dioperasi bisa lihat. Hati bahagia haha,” kata Karsam bersukacita. “Kita orang nggak punya, kalau mata bisa lihat semoga bisa bekerja lagi, bisa usaha lagi. Banyak-banyak terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas kebaikannya,” lanjutnya.

Tak sampai di sana, pascaoperasi, relawan masih terus memperhatikan kondisi mata Karsam yang ternyata sudah dalam kondisi minus sehingga mereka memutuskan memberikannya kacamata baru.

“Yahh terang hahahaha, jadi kelihatannya jelas,” kata Karsam sesaat setelah mencoba kacamata barunya.

Bahu Membahu Membantu Sesama
Melihat pasien-pasien bisa kembali melihat dan tulus berterima kasih kepada Tim Medis dan Tzu Chi, dr. Gunawan, direktur Utama Tzu Chi Hospital ikut senang. Menurutnya hal ini sudah sesuai dengan tujuan misi kesehatan Tzu Chi untuk membantu mereka yang sakit bisa kembali sehat. “Semoga para pasien bisa menjaga dan merawat matanya setelah sembuh sehingga kehidupan dan keseharian mereka bisa berjalan dengan lebih baik,” harap dr. Gunawan.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-138 yang melayani 90 pasien katarak dan 5 pasien hernia berlangsung dengan lancar di Tzu Chi Hospital, Pantai Indah Kapuk.

Sementara itu dr. Suriyanto (Direktur Medis Tzu Chi Hospital) menambahkan bahwa Bakti Sosial Tzu Chi ke-138 ini juga merupakan bakti sosial kesehatan pertama yang dilakukan di Tzu Chi Hospital. Baginya selain merupakan kegiatan rutin dalam misi kesehatan, baksos ini telah memberikan kesempatan bagi seluruh tim untuk semakin memperdalam budaya humanis sekaligus berbagi kepada sesama.

“Saya tadi melihat secara dekat beberapa pasien pada saat yang bersangkutan naik (ke ruang operasi), di mana belum bisa melihat walaupun begitu keluar dari kamar operasi masih berbungkus, tetapi tampak wajah sukacita dari mereka bahwa mengucapkan terima kasih. Senang rasanya,” ungkap dr. Suriyanto, “Kami juga berterima kasih kepada semuanya karena sudah dipercaya sehingga bisa kontribusi dan membantu masyarakat,” tutup dr. Suriyanto.

Teks: Arimami Suryo A., Metta Wulandari
Foto: Arimami Suryo A
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -