Ternyata Begini Rasanya, Bahagia!

Agus tertawa bahagia di depan rumahnya ketika berbincang dengan relawan. Ia mengutarakan keinginannya untuk membuat jam dinding dari kunci simbolis sebagai kenang-kenangan dari Tzu Chi.

Kebahagiaan warga penerima bantuan di Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Kamal Muara Tahap III kembali hadir tak terbendung karena rumah yang mereka impikan dan nantikan sudah diresmikan dan bisa ditempati. Bagi mereka, perayaan Idul Fitri tahun ini pun terasa seperti menerima berkah yang melimpah ruah.

*****

Cuaca di Kamal Muara, Jakarta Utara sedang terik Sabtu, 17 Desember 2022 lalu. Matahari menyengat kulit dan udara begitu panasnya, juga tak ada hujan di malam sebelumnya. Tapi di dalam rumah Agus (47), ternyata banjir setinggi lutut masih saja menggenang, tak bisa surut.

Kondisi rumah Agus ini serupa dengan beberapa rumah warga di Kamal Muara yang sudah lebih dulu mendapatkan bantuan bedah rumah dari Tzu Chi. Sebut saja rumah Ayanah, Salmah, Neneng, dan beberapa rumah warga lainnya yang dulunya juga mengalami hal yang sama. Rata-rata rumah mereka sudah jauh lebih rendah daripada jalanan sehingga begitu hujan, rumah mereka, terimbas dampaknya.

Masih banyaknya kondisi rumah yang memprihatinkan di wilayah RW 01 dan RW 04 Kamal Muara ini menjadi ladang berkah bagi Tzu Chi yang ingin terus bersumbangsih melalui program bedah rumah. Di kesempatan baik tersebut, Tzu Chi kembali membedah lima rumah lainnya yang kondisinya tak layak huni dan dimulai dengan pembongkaran bangunan. Rumah Agus menjadi satu dari lima rumah yang dibedah pada bedah rumah tahap ketiga ini.

“Rasanya bersyukur sekali saya mendapatkan bantuan ini (bedah rumah). Semakin terasa syukur lagi karena bagi saya ini adalah berkah kesabaran di mana relawan Tzu Chi benar-benar mendahulukan warga lain yang kondisinya lebih parah dari rumah saya,” ungkap Agus.

Memang selama rumahnya banjir, Agus masih bisa menumpang di rumah ibunya yang hanya berbeda satu rumah dari rumahnya. Barang di rumahnya pun sudah ia ungsikan ke rumah ibunya yang lebih layak ditinggali. Demikian juga anaknya yang ikut serta. Kondisi ini terjadi karena Agus tidak punya banyak penghasilan dan hidup seadanya, sehingga ia tidak mampu meninggikan rumah. Menumpang berteduh di rumah ibunya juga bukan karena ia tak bekerja keras dan bermanja, tapi lebih kepada segi keamanan dan kesehatan karena selain banjir, tembok rumahnya pun sudah rapuh dan sebagian bolong karena selalu terendam dan lama-kelamaan tergerus air.

Rumah Agus sebelum dibedah.

Pengurus Rukun Warga (RW) Bagian Lingkungan Hidup ini juga awalnya tak banyak berharap bisa menerima bantuan dari Tzu Chi melihat banyak tetangganya yang rumahnya jauh lebih mengkhawatirkan. “Kalau saya masih bisa menumpang tidur di rumah ibu saya walaupun ya seadanya juga tempatnya. Kalau tetangga kan tidak ada tempat lain,” katanya, “jadi ya sebagai bagian dari pengurus RW, kita dahulukan warga supaya tempat tinggalnya bisa nyaman begitu.”

Ketika menerima kabar tentang rumahnya akan dibedah, Agus amat bersyukur. “Ternyata begini rasanya ya, Bu, bahagia sekali,” tutur Agus haru setelah selesai ikut membongkar atap rumahnya. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada yayasan (Tzu Chi). Senang banget karena program ini sangat membantu kami, dimana rumah tidak layak pakai ini diubah menjadi hunian sempurna,” lanjutnya menahan air mata.

Tembok Halus yang Tak Lagi Berlubang
Sepanjang pembangunan yang memakan waktu kira-kira tiga bulan lamanya, Agus ikut serta membantu para seniman bangunan di waktuwaktu kosongnya. Begitu juga dengan empat warga lainnya yang tak sabar melihat rupa baru dari tempat tinggal mereka. Hingga pada Selasa, 28 Maret 2023, hari peresmian yang ditunggutunggu datang juga.

Kebahagiaan melingkupi warga karena hari spesial itu juga dihadiri oleh PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Ketua serta Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dan Sugianto Kusuma.

Ketika relawan lainnya tengah berkeliling ke satu persatu rumah yang sudah kokoh berdiri, Agus memberanikan diri untuk memberikan undangan open house menyambut Idul Fitri. Apabila memungkinkan, ia ingin menyambut lebaran dengan kehadiran relawan Tzu Chi untuk menambah rasa syukur.

Alhamdulillah, akhirnya kita bisa berlebaran di rumah yang baru ini nanti. Mari Bapak Ibu dari Relawan Tzu Chi, silahkan nanti hadir yaaaaa... Saya senang sekali karena silaturahmi itu memperbesar rezeki kita nantinya,” undang Agus disambut senyum dan anggukan para relawan.

Keceriaan tercermin dari anak para penerima Program Bebenah Kampung Kamal Muara tahap 3 yang sudah bisa berlarian di rumah barunya.

Agus kini sudah berani mengundang saudara maupun kerabat untuk datang ke rumah barunya karena temboknya sudah kokoh, tak ada sisa lubang seperti kondisi rumah sebelumnya. Di dalamnya juga sudah bersih, lantainya halus tak lagi kena banjir selutut orang dewasa. Sudah lebih dari satu tahun ia menahan diri tidak menempati rumah karena kondisi rumahnya sudah mengkhawatirkan. “Jadi memang udah kita nyerah, nggak bisa kita tempatin. Sekarang sudah berani tidur di rumah, Bu. Kan sudah bangunan baru. Bagus, sudah merasa aman,” kata Agus tersenyum lebar.

Saking bahagianya, kunci simbolis bedah rumah yang ia terima ingin dibuat menjadi jam dinding. Agus hanya perlu membeli mesin jam dan jarumnya. “Nanti digantung di ruang tamu, Bu. Kenang-kenangan ini,” jelasnya sumringah.

Sama seperti doa relawan, Agus ingin nantinya rumah ini menjadi berkah untuk keluarganya. “Semoga saya juga bisa selalu merawat rumah ini dari awal memang seperti ini sampai akhir pun seperti ini. Terima kasih kepada semuanya, saya tidak bisa mengungkapkan bagaimana bahagianya saya hari ini,” imbuhnya.

Pembangunan yang Menyeluruh
Melihat jangka panjang dari kebahagiaan warga penerima bantuan, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei menjelaskan jika Tzu Chi akan terus membantu dan mendampingi warga Kamal Muara. Selain pembangunan fisik, Tzu Chi juga pelan-pelan mengajarkan warga tentang konsep pelestarian lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. “Kita berharap kita bukan hanya membantu secara materi, tetapi juga bisa memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi warga,” kata Liu Su Mei.

Liu Su Mei juga menjelaskan prinsip Tzu Chi yang universal, tidak membeda-bedakan suku, agama, ras maupun golongan. Hal ini yang membuat Tzu Chi juga merenovasi masjid dan madrasah ibtidaiyah di Kamal Muara. Jumlah penduduk yang sangat padat di Kamal Muara membuat daya tampung masjid dan madrasah perlu diperluas. Sebelumnya Tzu Chi telah merenovasi Masjid Jami Al Huda, dan kini berlanjut merenovasi Masjid Nurul Bahar dan MI Nurul Islam.

Teksan Luis, relawan Tzu Chi yang menjadi Koordinator Program Bebenah Kampung Kamal Muara berharap melalui pembangunan rumah, rumah ibadah, dan sekolah ini roda perekonomian masyarakat dapat bergerak maju dan tercipta pemukiman yang lebih baik dan lebih sehat. “Semoga ini juga menjadi pembuka jalan menuju kehidupan warga yang lebih baik,” kata Teksan.

Ketua dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dan Sugianto Kusuma menemani PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melihat langsung rumah di Kamal Muara (kanan).

PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang hari itu berkesempatan menyaksikan dan memberikan langsung kunci rumah kepada para penerima bantuan pun ikut bersukacita. Sudah sejak lama ia melihat bagaimana kontribusi Tzu Chi membantu masyarakat karena sebelumnya ia pernah menjabat di berbagai posisi di pemerintahan DKI Jakarta dan bekerja sama langsung dengan relawan.

Liu Su Mei kembali mengenang bahwa sejak tahun 2002, ketika Heru Budi Hartono masih aktif di Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara, sejak Tzu Chi merelokasi warga Kali Angke, membangun Perumahan Cinta Kasih, hingga kegiatan-kegiatan amal lain di Jakarta, Heru selalu mendampingi Tzu Chi. Heru Budi pun bisa melihat perkembangan dan dedikasi Tzu Chi.

“Perumahan Cinta Kasih sudah berumur 20 tahun, Pak Hong Tjhin (Sekretaris Umum Tzu Chi Indonesia -red) pernah melapor hal ini ke Pak Heru. Beliau sendiri meneteskan air mata. Beliau merasa tidak ada satu yayasan yang bersedia untuk menjalankan pendampingan selama 20 tahun dengan semangat yang tidak berubah. Sehingga ketika kita ungkit soal serah terima rumah di Kamal Muara, beliau sangat inisiatif untuk hadir,” kisah Liu Su Mei.

Heru Budi yang sudah banyak melihat sepak terjang Tzu Chi dalam kemanusiaan pun menyampaikan apresiasinya kepada Tzu Chi Indonesia yang terus konsisten menjalankan misi kemanusiaan dan berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

“Saya ucapkan terima kasih kepada para donatur dan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan donatur lainnya yang membantu melakukan revitalisasi di Kamal Muara,” kata PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, “Hari ini kita melihat lokasi dan sekaligus memberikan bantuan bedah rumah dan melakukan rehabilitasi terhadap masjid dan madrasah. Saya sangat terharu karena ini adalah wujud saling bantu, saling dukung untuk masyarakat agar bisa menikmati kehidupan yang lebih layak.”

Teks: Metta Wulandari, Foto: Arimami Suryo A.
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -