Andy Setioharto
Misi Kemanusiaan yang Mulia

    
Saya sangat berterima kasih kepada anak saya, Mona Yunita, sebab dia yang mempertemukan saya dengan Tzu Chi. Waktu itu Tzu Chi mengadakan bazar di dekat sekolah Mona, dan Mona mengajak saya untuk mampir di salah satu stan Tzu Chi. Saya pun bertemu dengan relawan Tzu Chi, Lu Lian Zhu dan mengisi buku tamu berikut nomor telepon.
  
Beberapa bulan berikutnya saya mendapat telepon dari Melia Ng Shijie, menawarkan saya untuk membantu menyiapkan kegiatan donor darah. Saya langsung setuju. Itulah pertama kali saya ikut kegiatan Tzu Chi, pada kegiatan donor darah di bulan Agustus 2008. Tugas saya bantu-bantu mempersiapkan meja, kursi, dan tempat tidur lipat untuk para donor.


Tadinya saya pikir Tzu Chi itu seperti yayasan sosial lainnya, yang saya tahu kalau menjadi relawan hanya mendampingi pasien saja. Tapi waktu donor darah itu saya terheran-heran melihat relawan Tzu Chi menyiapkan semuanya, mulai dari menata meja, kursi, sampai makanan untuk para donor. Selain itu, perhatian para relawan kepada donor juga sangat baik serta ramah. Setiap donor yang sedang terbaring di tempat tidur lipat didampingi oleh relawan Tzu Chi sambil diajak berbincang hangat. Inilah yang membuat saya senang mengikuti kegiatan Tzu Chi.

Terus terang saya sangat jarang melakukan bersih-bersih di rumah, karena ada pembantu di rumah. Tapi di Tzu Chi, saya harus turun tangan membersihkan lantai, sampai mengangkat meja dan kursi. Ini semua karena dorongan dari sesama relawan Tzu Chi yang lain, “Kalau mereka mau melakukannya, kenapa saya tidak?!” Waktu saya hanya ikut mengangkat meja kursi dan tempat tidur lipat, saya lihat ada relawan yang sedang mengepel lantai, padahal dia itu pengusaha sukses. Ini memancing keingintahuan saya kepada Tzu Chi.
 
Dari kegiatan Tzu Chi saya banyak mendapat pelajaran untuk diri saya. Semua kegiatan Tzu Chi sudah saya ikuti, dari memilah sampah daur ulang, kunjungan kasih, sampai baksos kesehatan. Menjadi relawan Tzu Chi harus dimulai dari keinginan diri sendiri, kalau ikut kegiatan Tzu Chi dengan senang tanpa paksaan, pasti semua yang dikerjakan terasa menyenangkan. Menurut saya semua kegiatan Tzu Chi adalah untuk pelatihan diri. Di Tzu Chi relawan harus berinteraksi langsung dengan berbagai orang yang berbeda latar belakang.
   
Belajar Bersyukur dari Para Pengungsi
Pada kejadian letusan Gunung Merapi 3 bulan yang lalu (Oktober 2010), saya merasa terpanggil untuk ikut membantu. Saya ikut sebagai anggota Tim Tanggap Darurat Merapi kedua yang memberi bantuan di Yogyakarta dan kemudian saya mengajukan diri lagi sebagai tim ketiga, yang kali ini berkonsentrasi untuk daerah Magelang, Jawa Tengah. Selama di lokasi bencana, kami dikoordinir oleh Adi Prasetio Shixiong. Kami dibagi menjadi 2, tim satu survei dan berkoordinasi dengan aparat desa setempat sedangkan tim dua membantu menyiapkan paket bantuan bersama relawan Tzu Chi yang ada di Magelang. Saya tergabung dalam tim yang menyiapkan paket bantuan berupa hygiene pack yang terdiri dari sarung, handuk, sikat gigi, odol, balsem, sabun mandi, dan masker.
 
Dalam kegiatan itu saya sangat tersentuh oleh beberapa warga pengungsi yang ikut membantu relawan Tzu Chi menyiapkan paket bantuan. Menurut saya ini misi yang sangat mulia. Di kesempatan itu saya memang banyak bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk membantu orang yang dalam kesusahan. Namun ternyata, orang yang dalam kesusahan sekalipun masih mau membantu di antara sesame mereka.
 

Selama bertugas di lokasi pengungisan, saya berusaha menghibur para pengungsi dan membuat mereka merasa nyaman. Dalam pembagian bantuan, saya juga memberi informasi agar sewaktu ambil barang bantuan, para pengungsi tidak perlu buru-buru, ataupun berdesak-desakan. Sebenarnya dengan komunikasi yang baik, para pengungsi dapat mengerti. Kesempatan untuk ngobrol dengan warga yang mengungsi serta mendengarkan keluhan mereka, ternyata sudah dapat membuat hati mereka sedikit tenang. Dari merekalah saya banyak belajar tentang kehidupan dan lebih banyak bersyukur. Saya bersyukur mendapat kesempatan untuk mengenal Tzu Chi, karena Tzu Chi membuka jalan dan membimbing saya untuk terus menggarap ladang berkah di dunia.

Seperti dituturkan pada Anand Yahya
 
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -