Dr. Andreas Sanusi Kurniawan: Anggota TIMA Indonesia
Mendukung Dua Misi Tzu Chi


“Jadi selama masih mampu, saya akan terus membantu memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat”

Pertama kali saya kenal Tzu Chi itu sekitar tahun 1998, waktu itu Tzu Chi mengadakan kegiatan baksos kesehatan yang berlokasi di Sunter Agung, Jakarta Utara. Saat itu saya masih bekerja sebagai ASN di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara dan kebetulan ditugaskan oleh atasan saya untuk menjadi pengawas kegiatan baksos kesehatan yang diadakan Tzu Chi.

Saya pensiun pada 2007, tetapi tidak langsung menjadi anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia. Waktu itu saya juga membuka praktik dokter terlebih dahulu pascapensiun. Dalam satu kesempatan, saya melihat dan berdiskusi dengan teman dokter yang sama-sama pensiunan. Kebetulan dia sudah lebih dulu gabung ke Tzu Chi (TIMA). “Ikut yuk gabung bantu-bantu di Tzu Chi,” kata teman saya begitu.

Kemudian pada tahun 2010 ketika Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan di Pademangan Barat, kegiatan itu menjadi kegiatan perdana saya ikut membantu memberikan pelayanan medis kepada peserta baksos. Saat itu drg. Linda yang menjadi mentor saya.

Setelah beberapa kali ikut baksos kesehatan umum dan degeneratif, saya merasa ini suatu kegiatan yang sangat baik karena memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara gratis. Saya kemudian resmi dilantik menjadi anggota TIMA Indonesia pada tahun 2012. Selain memberikan layanan kesehatan umum saat baksos kesehatan bersama Tzu Chi, saya juga mengamati pasien anak-anak yang kurus dan kurang gizi. Karena setelah saya periksa kebanyakan anak-anak itu menderita TBC dan saya rujuk ke Puskesmas terdekat.

Banyak dokter yang takut menangani pasien TBC karena takut tertular, tapi saya yakin dengan apa yang saya jalani (menangani pasien TBC). Itu yang namanya hukum tabur tuai, kalau niatnya mau menolong, Tuhan juga pasti menolong kita. Setelah menjadi anggota TIMA Indonesia, tentu saya juga jadi lebih mengenal Pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen. Saya percaya beliau adalah orang yang sangat baik. Seorang yang percaya penuh akan karma, kalau melakukan kebaikan akan dilahirkan kembali ke alam yang baik, begitu seterusnya. Begitu pula dengan apa yang saya yakini tadi kalau menolong orang lain.

Di luar aktivitas saya bersama TIMA Indonesia, saya juga aktif mendukung Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. Halaman gedung tempat saya praktik kan kosong, jadi saya berikan kesempatan bagi warga setempat untuk berjualan di lokasi tersebut. Dan itu tidak saya tarik uang sewa, gratis semuanya. Tetapi dengan syarat kemasan bekas makanan dan minuman yang terbuat dari plastik mesti di cuci bersih dan dikumpulkan ke saya.

Setelah terkumpul, kemasan plastik bekas makanan dan minuman tersebut saya serahkan ke Depo Pelestarian Lingkungan Cengkareng. Tetapi karena sekarang sudah ada Depo Pelestarian Lingkungan Pangeran Jayakarta, saya beralih kesana karena lebih dekat dari tempat praktik saya.

Kalau dengan jadwal praktik ya nggak ada masalah, karena kegiatan baksos kesehatan umum atau degeneratif Tzu Chi biasanya kan weekend (sabtu atau minggu). Biasanya kalau baksos degeneratif saya sebagai penyuluh, kalau baksos umum saya ikut menangani pasien.

Saya juga membuka kios buku gratis di tempat praktik saya, jadi masyarakat sekitar yang tertarik dengan isi buku boleh mengambil buku sekaligus jika punya buku bekas yang masih layak dan bagus bisa ditaruh disitu. Awalnya buku-bukunya juga saya ambil dari Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cengkareng, tetapi sekarang sudah bisa berjalan sendiri karena warga sudah paham proses ambil dan taruh buku di tempat saya.

Banyak hal yang saya dapatkan di Tzu Chi, jadi selama saya masih mampu dan Tuhan beri saya kemampuan saya akan terus menjadi anggota TIMA untuk ikut membantu memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Seperti yang dituturkan kepada Arimami Suryo A.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -