Fera Chandradinata: Relawan Tzu Chi Tangerang
Terus Belajar, Berkembang, dan Berjalan di Tzu Chi

“Tzu Chi adalah awal perjalanan saya kembali untuk mencari jati diri."
Saya mengenal Tzu Chi pada tahun 2008 dari Henry Tando Shixiong yang aktif menjadi relawan Zhen Shan Mei di wilayahnya karena beliau adalah senior saya di kampus. Tapi itu ya berlalu begitu saja, sampai 14 tahun kemudian jalinan jodoh saya baru matang dengan Tzu Chi yaitu di tahun 2022. Saat itu saya tiba-tiba teringat kembali dengan Tzu Chi kemudian menghubungi Henry Tando Shixiong dan setelah itu saya ikut sosialisasi.
Saya masuk Tzu Chi dari pintu Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. Saat itu ada kegiatan daur ulang di Pasar Sinpasa Mall Summarecon Mall Serpong. Setelah ikut kegiatan ini saya mulai aktif ikut kegiatan pelestarian lingkungan di Depo Pelestarian Lingkungan Medang setiap hari rabu. Sebelumnya awal tahun 2020 saya jatuh sakit. Saya sudah berobat kemana-mana tetapi tidak kunjung sembuh.
Dulu saya merasa sombong dan merasa kuat, tetapi saat sakit datang, saya tidak berdaya, tidak berguna, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dititik inilah saya mulai introspeksi diri bahwa selama ini menjalani hidup tanpa arah dan tujuan. Tetapi, semakin lama saya ikut Tzu Chi semakin membuat saya sadar ini adalah awal perjalanan saya kembali untuk mencari jati diri dan belajar Dharma, terutama melalui ajaran Master Cheng Yen.
Jalinan jodoh saya dengan banyak orang semakin terbuka, banyak yang membimbing saya, sehingga tanpa saya sadari dengan berjalannya waktu membuat fisik dan batin saya pulih secara perlahan dengan bantuan Dharma Master Cheng Yen. Perubahan lain yang saya rasakan adalah dengan diberi kepercayaan dalam memegang tanggung jawab sebagai fungsionaris dan berkat pendampingan serta dukungan dari Ketua He Qi Tangerang, Johnny Chandrina Shixiong, membuat saya semakin punya rasa percaya diri. Dan saat ini saya merasa sangat penuh berkah karena saya dapat membantu dalam komunitas Tzu Chi.
Saya paling senang ikut kegiatan misi amal, karena dalam kegiatan ini kita banyak belajar, terutama untuk diri saya sendiri. Saya mulai banyak melihat penderitaan dan benar seperti yang disampaikan Master Cheng Yen, dengan melihat penderitaan akan membuat kita semakin menyadari berkah. Sosok Master Cheng Yen adalah guru dan orang tua bagi saya. Saya banyak belajar dan banyak mengambil teladan beliau dan mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebenarnya banyak Kata Perenungan Master Cheng Yen yang sangat bermakna bagi saya, salah satunya adalah "Ucapkanlah kata-kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan baik dan melangkahlah di jalan yang baik". Kata-kata perenungan ini menjadi pedoman saya dalam menjalani kehidupan dan mengingatkan saya untuk selalu melakukan hal yang baik-baik.
Tanggapan keluarga saya, awalnya suami merasa saya masih terlalu dini untuk bergabung dalam komunitas Tzu Chi. Tetapi semakin lama dia melihat perubahan dalam diri saya, dan dia juga melihat saya begitu bahagia jika berkegiatan di Tzu Chi. Dia juga melihat saya dapat membagi dan mengatur waktu dengan keluarga sehingga saat ini dia sangat mendukung saya berkegiatan di Tzu Chi.
Saya selalu memperkenalkan Tzu Chi kepada teman-teman dan di tempat saya bekerja. Dan ada teman dari sekolah anak saya saat ini sudah menjadi relawan dan sangat aktif berkegiatan. Saya sangat merasakan sukacita. Beberapa teman yang belum dapat bergabung dalam kegiatan Tzu Chi pun saat ini sudah menjadi donator.
Awal Maret 2025 kemarin saya berkesempatan pulang ke kampung halaman batin di Taiwan. Saya merasa sangat terharu dan sangat merasa bersyukur dapat bertemu dengan Master Cheng Yen. Saya pun berikrar dan bertekad akan menjadi murid Master Cheng Yen. Keinginan saya terus belajar serta berjalan di jalan Tzu Chi selamanya sehingga dapat menyebarkan benih kebajikan dan bersama-sama dengan relawan lainnya dalam menjalankan Visi dan Misi Tzu Chi.
Seperti yang dituturkan kepada Yuliawati (He Qi Tangerang)