Go Weng Ak: Relawan Tzu Chi Makassar
Sudah Kadung Cinta dengan TTD


Saya tahu tentang Tzu Chi dari tayangan Da Ai TV Taiwan saat saya masih tinggal di Timor Timur, saat ini berganti nama menjadi Timor Leste. Dalam tayangan itu saya langsung terkesan dengan sosok Master Cheng Yen. Tak lama saya pulang ke Makassar, dan saya dengar Tzu Chi bagi-bagi beras di Makassar, anak saya beri tahu saya kalau Tzu Chi sudah ada kantornya di Makassar, saya langsung daftar sendiri ke sana. Itu tahun 2006.

Kebetulan saat itu saya juga sudah punya banyak waktu luang, anak-anak juga sudah besar. Dan sesudah bergabung ternyata betul, Tzu Chi sangat bagus, kegiatan sosialnya betul-betul untuk orang banyak. Waktu belum kenal Tzu Chi, saya memang sudah punya cita-cita untuk terjun ke organisasi sosial, dan ketemulah Tzu Chi.

Kalau sekarang ini saya lebih banyak di tanggap darurat, di baksos, langsung menyentuh dan sangat bermanfaat untuk orang banyak. Seperti baksos degeneratif itu, itu kan bagus sekali.

Kepada teman-teman saya, saya juga perkenalkan tentang Tzu Chi. Sejak saya di Tzu Chi, teman-teman saya selalu bilang wah kamu bagus ya jadi relawan Tzu Chi. Menurut saya memang kalau jadi relawan harus betul-betul, jangan hanya pakai seragam aja karena Tzu Chi itu kita harus ikhlas baik waktu, pikiran, bahkan dana. 

Apalagi kita yang bergerak di Tim Tanggap Darurat (TTD), kalau relawan sudah lama bergabung di TTD itu, susah dia untuk menjauh. Karena dia merasakan suka dukanya, bagaimana rasa senangnya, tidak mengenal waktu, demi orang banyak. Karena memang kita semua harus bekerja demi orang banyak. Semua agama kan mengajarkan kita harus membantu orang lain.

Salah satu kegiatan yang sangat berkesan buat saya itu waktu Tim Tanggap Darurat Tzu Chi memberi bantuan saat Manado banjir bandang. Wah di situ kami hampir dua bulan pulang pergi Manado- Makassar. Itu betul-betul kerja yang sangat bermanfaat untuk warga di sana. Kami juga membantu membersihkan rumah warga karena banyak lumpur, di jalan-jalan juga. Setelah rumah mereka bersih, kami berikan bantuan kompor gas, dan bingkisan.

Banyak perubahan dalam sifat dan sikap saya setelah jadi relawan Tzu Chi. Karena memang jadi insan Tzu Chi itu yang namanya perubahan sifat sudah secara otomatis ya, karena kita kan bergerak di bidang sosial, itu sifat kita yang jelek pasti berubah. Kalau kita di lapangan itu harus betul bagaimana kita memperlihatkan budaya humanis Tzu Chi yang begitu baik. 

Contohnya, dulu saya itu sering melanggar lalu lintas. Sejak kenal Tzu Chi, ya tidak lagi karena oh ini kan perbuatan yang salah, melanggar sila juga. Merokok juga sudah tidak. Sifat juga bisa dikatakan sudah berubah 80 persen. Karena kita kan relawan bekerja untuk membantu orang, setelah membantu orang, pulang itu perasaan kita enak dan tidak merasa capek, tidak mengeluh. Apalagi kalau ada bencana, saya merasa terpanggil. Waktu awal-awal bencana kebetulan saya sedang di luar negeri dan saya tak sempat lagi datang, itu saya menyesal sekali tidak bisa ikut relawan lainnya di hari-hari pertama bencana Palu.

Tentang Master Cheng Yen, buat saya, Master Cheng Yen punya aura, suatu aura welas kasih. Pertama-tama saya bertatap muka saja itu air mata saya keluar, padahal saya ini susah menangis. Salah satu Kata Perenungan yang selalu saya pedomani itu, kita jangan merasa tidak maju, tapi yang perlu kita takutkan jangan sampai kita tidak melangkah.

Seperti yang dituturkan kepada Khusnul Khotimah

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -