Iing Felicia Joe: Kepala TK Tzu Chi Indonesia
Bagi Saya Dunia Pendidikan Itu Menarik


Saya ingin bersumbangsih lebih banyak lagi untuk anak-anak khususnya dalam dunia pendidikan

*****

Saya dulu adalah seorang sekretaris di sebuah perusahaan besar yang juga mendirikan sebuah sekolah. Awalnya, saya ditunjuk menjadi badan pengawas di sekolah tersebut, tetapi tidak sampai setahun menjadi badan pengawas. Kemudian pada tahun 2004 saya pindah ke salah satu sekolah internasional di Jakata Selatan. Saat itulah saya diberi tanggung jawab untuk mengajar sekaligus menjadi kepala sekolah Taman Kanak-kanak (TK) hingga tahun 2010.

Pada tahun 2010 itu saya mendapat info ada penerimaan di tiga sekolah internasional yaitu di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Bunda Mulia, dan Pahoa. Saya memang sudah merencanakan untuk tidak lagi bekerja di sekolah internasional di Jakata Selatan tersebut. Ketika itulah saya berdiskusi dengan suami dan papa saya. Mereka berdua justru yang menganjurkan saya ke Tzu Chi. Saya ingat betul papa saya mengatakan ‘kamu itukan ingin sekali bersumbangsih lebih banyak lagi kepada anak-anak khususnya dunia Pendidikan.’

Papa saya juga selalu bilang anak-anak itu ibarat bibit yang akan saya tanam. Nantinya ketika bibit tersebut menjadi besar, saya akan melihat apakah benih yang ditanam ke anak-anak ini sesuai atau tidak dengan yang saya harapkan. “harapan yang kamu capai itu adalah sebuah kebanggan bagi diri kamu,” begitu kata papa saya. Suami dan Papa saya juga sudah mengenal Master Cheng Yen karena visi dan misinya sangat sejalan dengan keyakinan kita (keluarga).

Mereka berdua yang sangat mendukung saya untuk bersumbangsih di bidang pendidikan secara professional di Tzu Chi. Walaupun ada dari beberapa teman yang yang kurang setuju tapi tekad saya sudah kuat untuk bersumbangsih di misi Pendidikan Tzu Chi. Jadilah saya mulai begabung pada tahun 2010 dan dibimbing langsung oleh ibu Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Beliau sangat mensupport saya. Saya masih ingat ketika di ITC Mangga Dua, beliau selalu menanyakan kepada saya apa yang bisa saya bantu untuk mewujudka sebuah sekolah yang berbasis budaya humanis Tzu Chi. Inilah yang membuat saya besar hati dan menjadi semangat saya untuk mewujudkan sebuah dunia pendidikan yang mempunyai karakter.

Ibu Liu Su Mei selalu memberi masukan dan arahan kepada saya mengenai konsep-konsep yang sudah saya buat. Pernah suatu hari saya hingga larut malam bekerja, beliau menemani kita di kantor ITC Mangga Dua pada waktu itu. Peristiwa ini menurut saya satu dukungan yang tidak bisa saya lupakan. Perkataan ibu Liu Su Mei yang tidak bisa saya lupakan adalah ‘Ketika kita berkerja hingga lelah, segala sesuatu itu pasti akan berlalu, kedepannya kamu bisa merasakan bahwa kesulitan itu bisa kita lalui dengan baik.’

Ini menjadi motivasi saya dan teman-teman. Jadi sekarang ini saya bisa bangga dengan apa yang sekolah Tzu Chi Indonesia raih. Seperti mendapatkan predikat juara sekolah sehat berkarakter dari kementeria Pendidikan, kementrian kesehatan, dan kementrian dalam negeri.

Taman Kanak-Kanak (TK) dan Kelompok Bermain (KB) Sekolah Tzu Chi Indonesia dibawah kepemimpinan Iing Felicia Joe terus mencatatkan prestasi yang gemilang sepanjang tahun 2019. Terbukti, TK dan KB Sekolah Tzu Chi Indonesia berhasil menjadi juara kategori 'Penampilan Terbaik' Lomba Sekolah Sehat Berkarakter Nasional 2019 yang diumumkan pada 13 November 2019 di Jakarta.

Pencapaian pridikat ini tidak mudah tanpa adanya kekompakan dan kerja sama yang sinergi antara keluarga besar Sekolah Tzu Chi Indonesia dan orang tua murid sekolah yang selalu mendukung program-progam sekolah. Masukan-masukan dari orang tua murid juga memiliki andil dalam menciptakan sekolah yang sehat dan berkarakter. 

Bisa saya simpulkan bahwa anak yang berkarakter itu bisa merasakan bersyukur, menghormati, dan menyayangi, berempati kepada sesama. Hal inilah yang terus kami wijudkan dan tingkatkan di Sekolah Tzu Chi Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Seperti dituturkan kepada: Anand Yahya

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -