Laura Indrayani: Relawan Tzu Chi Bandung
Tzu Chi Membuat Saya Mensyukuri Kehidupan


“Di Tzu Chi, saya punya sesuatu yang bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain."

Awal mula kenal Tzu Chi waktu itu dari Sawitri Shijie teman di Vihara yang ngasih info ada kelas budi pekerti terus diajakin. Ya sudah daftar aja ikut kelas budi pekerti di bulan Februari 2019. Kebetulan waktu itu ikut kelas budi pekerti kan diajak jadi Daai Mama. Dari situ belajar Kata Perenungan Master Cheng Yen dan bagaimana mengajarkan anakanak tentang pendidikan karakter. Begitu tau, ternyata ajaran-ajaran Master Cheng Yen menunjukkan bahwa dunia itu lebih luas buat saya belajar.

Di Misi Pendidikan Tzu Chi, saya belajar pendidikan karakter. Dan di kelas budi pekerti kita harus mengajarkan pendidikan karakter karena mungkin anak-anak kelas budi pekerti di sekolah hanya menerima pendidikan akademik. Padahal ketika terjun ke masyarakat, karakter itu sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi.

Saya senang dengan anak-anak, makanya saya ikut kelas budi pekerti dan saya tipikal orang yang dari dulu tuh nggak bisa diem. Ketika ada orang lain kerja dan saya sendiri diem tuh kayaknya gemes pengen bantuin. Selain belajar pendidikan karakter, di Tzu Chi kita juga diajari bagaimana bersyukur, karena kita tuh punya berkah yang banyak.

Dulu saya selalu beranggapan bahwa saya orang yang menyedihkan dengan dengan berbagai masalah. Melihat orang lain kok wah dan luar biasa, tapi kok saya gak bisa seperti mereka. Sempat juga merasa minder, apatis, dan nggak ada keinginan untuk bisa berubah. Tapi begitu saya ikut terjun di Misi Amal Tzu Chi, melakukan kunjungan maupun survei ternyata penderitaan lebih banyak diluar sana. Apa yang saya hadapi tuh gak ada apa-apanya.

Setelah belajar dan mula mencerna, saya jadi lebih bersyukur dan bisa lebih tenang menghadapi masalah yang saya alami. Karena saya belajar di Tzu Chi melihat segala sesuatunya dari sudut pandang yang berbeda. Di Tzu Chi banyak kesempatan, banyak ladang berkah yang akhirnya mengubah hidup saya. Karena Master Cheng Yen bilang dalam salah satu kata perenungannya yakni jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang punya potensi yang tidak terhingga. Kata-kata ini akhirnya jadi kekuatan buat saya untuk berubah. Saya juga melihat Master Cheng Yen adalah sosok guru yang luar biasa. Beliau mengajarkan kita itu bukan hanya dengan ucapan, tapi juga melalui tindakan.

Suami, anak-anak dan keluarga sangat mendukung saya berkegiatan menjadi relawan Tzu Chi. Bahkan kalau weekend saya nggak datang ke Tzu Chi anak saya selalu nanya ‘kok tumben mami nggak datang ke Tzu Chi’. Dari apa yang saya dapatkan di Tzu Chi, saya pun berusaha menanamkan nilai-nilai terutama untuk anak-anak tentang bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang.

Kalau dulu sehari-hari kegiatannya cuma antar anak sekolah, mengurus rumah, dan ngajar les, sekarang kalau weekend itu lebih banyak berkegiatan di Tzu Chi. Hal tersebut saya lakukan karena saya selalu teringat dengan Master Cheng Yen yang mengatakan kita harus berkejaran dengan waktu untuk berbuat baik, kesempatan yang datang saat ini belum tentu nanti akan ada lagi. Jadi harus kita manfaatkan.

Dengan berkegiatan di Tzu Chi, saya punya sesuatu yang bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain. Kalau dibilang capek, ya jelas capek, nggak bohong. Tapi saya merasa setelah berkegiatan dan menjadi relawan Tzu Chi hidup jadi saya bermakna buat orang lain. Jadi selama kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang rutin, membagi waktu dengan keluarga, dan lainnya, maka saya akan terus menjadi relawan dan berkegiatan di Tzu Chi.

Seperti yang dituturkan kepada Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung)
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -