Lukman: Relawan Tzu Chi Medan
Kondisi Batin dan Kehidupan Saya Menjadi Lebih Baik


“Saya sangat bersyukur bergabung di Tzu Chi karena belajar banyak bagaimana mengasihi orang tua, keluarga, dan orang di sekeliling kita.”

*****

Saya mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi dari seorang teman pada tahun 2006. Saat itu ia bercerita tentang Tzu Chi kepada saya. Dia bilang bahwa Tzu Chi adalah sebuah yayasan di bidang sosial yang sudah banyak membantu korban tsunami di Aceh. Kebetulan saat itu saya juga ingin berkegiatan sosial di waktu senggang.

Mendengar cerita teman saya ini, saya tertarik dan berniat masuk ke dalam barisan relawan Tzu Chi. Lalu di tahun 2007, saya berkesempatan berangkat ke Taiwan, saat itu saya mencoba mengunjungi Kantor Pusat Tzu Chi di Hualien untuk mencari tahu tentang Tzu Chi.

Setelah pulang dari Taiwan saya terus mencari informasi bagaimana caranya agar bisa bergabung menjadi relawan Tzu Chi khususnya di Indonesia. Di tahun yang sama, akhirnya jodoh saya dan Tzu Chi sudah matang. Saya pun masuk ke dalam barisan insan Tzu Chi Medan.

Sebenarnya di awal saya bergabung dengan Tzu Chi, ada sedikit kekhawatiran dari orang tua karena takut tidak memiliki waktu untuk usaha yang saya tekuni saat itu. Saya coba meyakinkan orang tua saya dan membuktikan kepada mereka bahwa saya bisa menekuni usaha sekaligus berbuat sosial dan amal lewat Tzu Chi. Seiring berjalannya waktu, semua terbukti. Justru sekarang orang tua sangat mendukung saya beraktivitas di Tzu Chi. Karena setelah bergabung, mereka melihat perubahan pada diri saya baik dalam sopan santun maupun kehidupan.

Pada tahun 2010 saya juga berkesempatan untuk mengikuti Kamp Pengusaha di Tzu Chi Taiwan. Saya mendapat sharing yang baik dari salah satu relawan yang juga pengusaha disana. Relawan tersebut memberikan saran kepada kami agar tetap berusaha, jangan karena masuk Tzu Chi kita tinggalkan usaha atau bisnis kita.

Banyak cerita dan pelajaran berharga juga yang saya dapat selama bergabung di Tzu Chi. Salah satunya bersumber dari Kata Perenungan Master Cheng Yen yaitu, “Bersamaan dengan saat sedang menikmati berkah, hendaknya bisa menebarkan benih-benih berkah baru, dengan demikian berkah akan tumbuh terus menerus tanpa henti.” Itulah salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang terus menjadi inspirasi saya.

Saya bersama relawan lainnya juga rutin mengunjungi penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu). Dari sini saya sangat bersyukur dan belajar banyak bagaimana mengasihi orang tua, keluarga, dan orang-orang di sekeliling kita.

Sekarang saya pun menjadi relawan pendamping dari lima penerima bantuan Tzu Chi. Diantaranya, dua orang penerima bantuan untuk anak asuh, dua orang penerima bantuan untuk sembako, dan satu penerima bantuan untuk terapi stroke.

Selain itu, dari tahun 2008 sampai 2020 saya aktif menjadi relawan Zhen Shan Mei, hingga menjadi Fungsionaris He Qi Zhen Shan Mei di Tzu Chi Medan. Saya menjalani misi ini karena relawan Zhen Shan Mei adalah salah satu dari mata dan telinga Master Cheng Yen dan bisa membantu menulis sejarah Tzu Chi.

Meski di tengah kesibukan yang cukup padat, saya sediakan waktu khusus untuk beraktivitas di Tzu Chi. Karena bergabung dengan Tzu Chi juga memberikan begitu banyak berkah bagi hidup saya. Niat awal mengikuti Tzu Chi adalah ingin membantu orang dan ingin berkegiatan sosial, namun sekarang Tzu Chi justru banyak membantu saya.

Perasaan bersyukur dan sukacita dalam berkegiatan di Tzu Chi banyak mengubah kondisi batin dan kehidupan saya menjadi jauh lebih baik. Saya sungguh beruntung mendapat jalinan jodoh ini.

Seperti yang dituturkan kepada Nur Azizah (DAAI TV Medan)
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -