Paulina: Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun
Menggenggam Kesempatan dan Menghargai Berkah


“Tzu Chi tempat kita melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik."

Awal jalinan jodoh dengan Tzu Chi itu dari kakak saya, Listania. Dulu ya belum kenal, taunya cuma antar jemput kakak saja berkegiatan Tzu Chi di tahun 2016. Di tahun yang sama, ada satu momen ketika saya jemput disuruh tunggu di dalam Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang lama. Saat itu relawan menyambut saya dengan ramah dan baik. Sampai akhirnya saya tertarik dan menjadi sukarelawan. Waktu itu saya masih SMP kelas 2, jadi ya kadang ikut, kadang enggak.

Semakin lama ikut kegiatan akhirnya saya merasa cocok dan gabung dengan Tzu Shao pada tahun 2017. Waktu itu saya juga suka ke wihara, di sekolah juga belajar tentang agama Buddha. Jadi saya merasa di Tzu Chi itu sesuai dengan teori yang saya pelajari. Dan saya berpikir dengan bergabung menjadi relawan adalah kesempatan yang bagus untuk mempraktikkan ajaran.

Sejak saya Tzu Shao sampai sekarang setiap kegiatan Tzu Chi saya usahakan bisa ikut. Saat kuliah di Batam juga aktif ikut Tzu Ching. Baru setelah lulus kuliah, diajak ikut pelatihan dan menjadi relawan Abu Putih. Setelah itu dipercaya menjadi wakil koordinator untuk pelatihan dan kegiatan relawan di komunitas.

Kalau di kerelawanan ya ikut semua, kebaktian ikut, amal juga belajar banyak. Baksos pembagian sembako juga banyak pengalamannya, ke daerahdaerah yang aksesnya sulit. Jadi intinya setiap berkegiatan di Tzu Chi saya mendapatkan sukacita dan pelajaran Dharma. Apa yang diajarkan Master Cheng Yen sungguh luar biasa. Beliau membuat saya merasa terbimbing dan saya terharu dengan setiap yang Master Cheng Yen sampaikan.

Mungkin saya belum pernah bertemu beliau, tetapi dalam hati saya pernah bilang ke diri sendiri Master Cheng Yen itu meminta kita mewariskan ajarannya dari generasi ke generasi. Jadi saya ingin atau bisa melakukan hal itu dengan sering mengajak anak muda untuk ikut bersumbangsih dan ikut kegiatan di Tzu Chi. Saya selalu bilang ke mereka, Tzu Chi itu bukan hanya tempat kita berbuat baik, tapi tempat kita bisa melatih diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Selama kita berkegiatan, terkadang ada gesekan antar relawan. Selagi kita benar-benar tau Tzu Chi, tau ajaran Master Cheng Yen, kita tidak akan merasa terluka. Karena Master Cheng Yen yang mengobati kita, dari ajaran beliau membuat kita sadar gesekan itu bukan rintangan dan kita tetap bisa di Tzu Chi.

Master Cheng Yen selalu menginginkan kita untuk bersungguh hati (Yong Xin). Dalam setiap ceramahnya, beliau selalu menyampaikan ini. Dari hal itu dan diberikan masukan serta nasihat relawan senior, saya yang tadinya kalau diberikan pekerjaan suka asal selesai, berusaha menjadi orang yang bertanggung jawab.

Selain itu saya juga memutuskan bervegetaris semenjak masuk Tzu Chi di Tahun 2017 sampai sekarang. Kalau ditanya perubahan hidup tentunya selalu berusaha untuk disiplin dalam pertemanan dan dunia kerja, bertanggung jawab, serta berusaha juga baik ke semuanya baik keluarga atau orang lain.

Sebagai generasi muda, kalau bisa saya mau jadi penerus. Jadi relawan muda yang bisa mengajak anak muda lainnya. Dan tentunya benar-benar berusaha jadi orang yang diteladani. Kalau kita mengajak tapi nggak kasih contoh yang baik kan sama aja. Jadi dari Tzu Chi membuat saya menjadi pribadi yang baik, tidak egois.

Kalau diceritakan banyak, bisa dari A sampai Z. Karena memang banyak banget yang saya dapatkan di Tzu Chi dan saya merasa bersyukur bisa kenal Tzu Chi, kalau tidak banyak waktu saya yang terbuang sia-sia. Saya juga belajar mau kita umur berapapun wajib terus belajar. Karena banyak hal baru yang akan kita lewati ke depannya. Untuk itu kita harus menggengam kesempatan yang ada, menghargai berkah, menghargai jalinan jodoh, jadi hidup itu bisa lebih bermanfaat.

Seperti yang dituturkan kepada Erli Tan
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -