Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun: Siau Ing
Asal Ada Niat Apapun Bisa


Master Cheng Yen mengatakan kita harus berlapang hati dalam membantu sesama sehingga kita bisa merasakan ketenangan batin dan kebahagiaan. Saya sangat bahagia bisa bergabung di Tzu Chi. Kata-kata Master Cheng Yen inilah yang selalu saya ingat dalam kehidupan sehari-hari.

Saya mengenal Tzu Chi pada tahun 2009 dari anak saya, Sukmawati yang saat ini menjadi Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Saat itu Tzu Chi belum memiliki kantor di sini. Saya merasa Tzu Chi sangat baik dalam menjalankan misi kemanusiaan jadi, saya dan suami memutuskan untuk bergabung di Tzu Chi.

Dukungan sepenuhnya juga saya berikan kepada anak saya dalam menjalankan Misi kemanusiaan di Tzu Chi, karena di sini (Tzu Chi) kegiatannya mengajarkan yang baik. Ketika anak saya diberi tanggung jawab sebagai ketua harian di Tzu Chi saya sangat mendukungnya.

Saya berfikir mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Harian itu sangatlah baik, saya sendiri tidak bisa seperti dia (Sukmawati) karena saya tidak sekolah. Saya sangat bangga padanya karena bisa berbuat kebaikan dan kebajikan, ini salah satu cara dia (Sukmawati) untuk membalas budi kepada saya sebagai orang tuanya.

Awal bergabung di Tzu Chi, saya belum bisa sepenuhnya aktif karena kesibukan sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus keluarga dengan banyak anggota keluarga di dalamnya. Namun sejak suami saya meninggal tahun 2014, saya mulai aktif di Tzu Chi untuk mengisi waktu luang. Saya aktif di bagian konsumsi.

Di bagian ini saya merasa senang karena memang saya suka memasak. Saya lebih suka bekerja daripada hanya duduk-duduk di kursi. Apalagi orang banyak yang menyukai masakan saya, ini yang membuat saya makin bahagia. Hingga di usia 70 tahun sekarang ini, saya sangat bersukacita menerima tanggung jawab sebagai wakil koordinator konsumsi sejak dua tahun lalu.

Pada 4 Oktober 2015 di Jakarta, saya dilantik menjadi relawan calon komite Tzu Chi. Sejak itu pula saya bertekad ingin menjadi murid Master Cheng Yen dengan menjadi relawan Komite. Saya berkeinginan dilantik pada tahun 2018. Namun, tahun yang saya inginkan belum menjadi jodoh baik bagi saya untuk menjadi relawan Komite.

Salah satu syarat untuk menjadi relawan komite belum saya penuhi. Saya sempat merasa kecewa. Tak pustus asa karena terdorong ingin menjadi murid Master Cheng Yen saya datang ke anak saya untuk belajar dan mendalami ketentuan untuk menjadi relawan Komite.

Salah satunya untuk lebih semangat lagi mengajak lebih banyak lagi orang untuk bersumbangsih Tzu Chi.  Dukungan dan motivasi terus mengalir dari anak saya. “Asal ada niat, apapun bisa,” anak saya selalu mengucapkan kata-kata ini. Saya terus merenungkannya. Akhirnya saya mulai menggalang hati melalui pembeli yang berbelanja bahan-bahan makanan di kios saya. Semua pedagang saya ajak untuk bersumbangsih di Tzu Chi. Di tahun 2019 ini, dalam hati saya selalu berkata kepada Master Cheng Yen kalau saya ingin bertekad menjadi relawan Komite dan dilantik oleh Master Cheng Yen.

Sesungguhnya menjadi relawan Komite bukan hanya keinginan saya namun impian dan keinginan suami saya sebelum meninggal. Jadi di sini saya juga bisa mewakilinya untuk menjadi relawan Komite dan menjadi murid Master Cheng Yen diusia saya yang sudah senja.

Seperti dituturkan kepada Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -