Trimino Putih: Relawan Tzu Chi Bandung
Ada Kebahagiaan yang Tak Ternilai di Tzu Chi


“Karena setiap berkegiatan Tzu Chi selalu ada yang dipelajari dan mengajarkan kita bersyukur”

*****

Awal mulanya itu istri saya yang masuk dan menjadi relawan Tzu Chi karena mama saya aktif di Tzu Chi Jakarta. Lalu saya tanya apakah di Bandung ada Tzu Chi? Dan ternyata ada di Bandung. Dulu Kantor Tzu Chi Bandung ada di wilayah Dago sebelum pindah. Rumah saya jauh dari wilayah tersebut. Istri saya sering dijemput oleh relawan Tzu Chi lainnya untuk berkegiatan. Suatu ketika saat istri saya dijemput oleh relawan, saya lihat ada relawan sudah Lansia. Saya pun berpikir, wah hebat sekali dengan usia seperti itu masih bersemangat untuk menjemput istri saya dan relawan yang lainnya untuk berkegiatan Tzu Chi. Hari itu juga saya bilang, biar saya saja yang antar dan dari situlah saya mengenal Tzu Chi dan ikut berkegiatan.

Kegiatan Tzu Chi yang pertama saya ikuti itu kegiatan dalam bidang kesehatan di tahun 2013. Waktu itu saya bilang ke istri saya ‘Apa yang saya harus lakukan? Apa yang harus saya bantu?’. Istri saya bilang, ‘Disini bisa bantu apa saja yang memang perlu dibantu’. Karena waktu itu saya juga masih pakai rompi tunas relawan ya saya bantu sebisanya saja. Saat berkegiatan, saya perhatikan relawannya itu rapi, sangat baik, dan membungkuk ketika memberikan bantuan kepada orang. Lalu pakai baju yang seragam, sepatu juga sama, disitu timbul rasa penasaran.

Pada awalnya saya bingung kenapa mau membantu harus rapi, tertib, dan seragam, kalau mau bantu ya bantu saja. Kebingungan saya ini terjawab pada saat saya ikut pelatihan relawan di Jakarta. Waktu itu ada relawan yang sharing dan berkata kekuatan Tzu Chi itu adalah budaya humanisnya. Nah, saya lalu berpikir iya benar, ternyata tertib, dan rapi bisa menjadi sebuah karakter dan bisa melatih diri saya. Sedangkan seragam Tzu Chi untuk menjaga tidak adanya kecemburuan sosial di lapangan sehingga semuanya sama.

Tzu Chi mengajarkan kita tidak membeda-bedakan ras, suku, dan agama. Mengajarkan kita juga agar tidak mudah emosi, bisa menghargai pendapat lain, serta tidak boleh egois. Karena di Tzu Chi itu merupakan tempat pelatihan diri untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Banyak kegiatan Tzu Chi yang membuat saya terkesan, karena setiap kita mengikuti kegiatan pasti selalu ada yang kita pelajari dan mengajarkan kita untuk bersyukur.

Saya senang dapat melayani dan membantu orang lain. Karena hal itu yang membuat saya punya rasa kepuasan dalam diri. Terlebih lagi kita bisa berbagi pengalaman serta belajar dari relawan lain. Buat saya, berkegiatan Tzu Chi ini ibarat handphone yang jika sudah habis baterainya ya di charge lagi. Saat ikut kegiatan ini itu, ikut pelatihan juga membuat saya terus di charge dan selalu bersemangat. Meski sebagai manusia kita ya ada kalanya capek untuk melakukan sesuatu. Tapi rasa capek itu terbayar ketika kita membantu orang dan orang tersebut berbahagia atas apa yang kita lakukan.

Saya sangat mengagumi sosok Master Cheng Yen, beberapa kali bertemu secara langsung saat ke Hualien, Taiwan. Bagi saya beliau itu sangat luar biasa bisa membangun Tzu Chi hingga ada di puluhan negara di dunia, itu sangat hebat sekali. Tentunya beliau memikul beban dan tanggung jawab yang sangat berat untuk itu. Maka dari itu kita relawan sama-sama membantu memikul beban Master Cheng Yen untuk sama-sama menebarkan kebajikan dan menolong sesama.

Saya juga sangat Gan En, karena dalam kehidupan ini saya bisa menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi. Terlebih lagi saat saya dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi pada Desember 2022. Banyak hal yang saya renungkan dan saya praktikkan ajaran-ajaran Master Cheng Yen. Ada satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang terus saya ingat. “Kebahagian seseorang tidak bisa diukur dari harta yang dia miliki. Tetapi seberapa besar kita mensyukurinya.” Kata-kata itu membuat saya berpikir orang banyak harta belum tentu bahagia. Tetapi intinya adalah bagaimana kita bisa bersyukur atas apa yang dimiliki dan apa yang telah dilakukan dalam kehidupan ini.

Seperti yang dituturkan kepada Rizki Hermadinata (Tzu Chi Bandung)
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -