"Alhamdulillah, Sekarang Rumahnya Udah Bagus"

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : M. Galvan & Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)

Penandatanganan serah terima rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung yang diwakili oleh Herman Widjaja selaku Ketua Tzu Chi Bandung dan Kodam III/Siliwangi oleh Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi kepada pemilik rumah

Dalam waktu hampir tiga bulan lamanya, tiga rumah tidak layak huni di wilayah Karees Kulon Kec. Lengkong, Bandung yang masuk dalam program bebenah kampung selesai dibangun. Acara peresmian pun dilaksanakan pada Sabtu, 22 Agustus 2015, yang diresmikan oleh Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi. Dengan ditandai penyerahaan kunci serta pengguntingan pita, rumah bantuan telah resmi untuk ditempati oleh para pemiliknya, diantaranya Sri (55), Enok (50) dan Dadang (26).

Kegiatan ini berlangsung di Jalan Karees Kulon, Kel. Malabar, Kec. Lengkong Kota Bandung. Acara pun dihadiri oleh para relawan Tzu Chi, aggota TNI beserta jajarannya, Camat Lengkong serta para warga Karees Kulon. Terselenggaranya kegiatan ini berkat adanya kerja sama antara Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Kodam III/Siliwangi, yang mempunyai satu misi yang sama yaitu misi kemanusiaan.

Tujuan Tzu Chi merehab rumah yang tidak layak huni menjadi rumah yang bersih, sehat dan nyaman adalah agar warga dapat mengalami perubahan hidup ke arah yang lebih baik lagi.  Kini warga penerima bantuan dapat tinggal dengan nyaman tak perlu lagi merasa khawatir akan atap yang roboh atau hal lainnya yang dapat mengancam jiwa setiap saat. 

Menurut Herman Widjaja selaku Ketua Tzu Chi Bandung mengatakan jalinan jodoh ini berawal dari informasi yang diterima dari Kodam III/Siliwangi bahwa ada rumah yang tidak layak huni di daerah Karees Kulon Kota Bandung, dengan kondisi rumah yang memprihatinkan. Setelah disurvei oleh relawan Tzu Chi dan hasilnya ketiga rumah tersebut memang layak untuk diberikan bantuan agar direhab kembali menjadi rumah yang bersih dan nyaman.

Sri Megawati (55), (baju Kuning) dan keluarga merasa senang karena rumah mereka kini telah layak untuk dihuni dan kokoh sehingga keluarga dapat tinggal dengan tenang dan aman

"Tentunya ini bagi warga penerima bantuan sangat bergembira dan berkali-kali mereka itu mengucapkan syukur, sedangkan dari kami Yayasan Buddha Tzu Chi berharap mereka bisa mengamalkan pelestarian lingkungan sehingga rumah yang dibangun menjadi indah serta bersih. Mudah-mudahan mereka bisa menjaga kampung ini dan menjaga kebersihannya agar hidup sehat,” kata Herman.

Mayjen TNI Dedi Kusnadi pun mengatakan hal yang serupa. Menurutnya kebersihan harus selalu dijaga karena berdampak dengan kesehatan yang mereka rasakan, "Harapannya mereka bisa menikmati, bisa tenang di rumah itu dan mereka tidak ada lagi rasa takut karena atap yang sewaktu-waktu bisa terbang terkena angin atau roboh jadi warga penerima bantuan sudah bisa menikmati dan kenyamanan untuk tinggal di rumah mereka masing-masing,"ujar Dedi.

Rumah Kokoh, Keluarga pun Bahagia

Sebelum mendapatkan bantuan, kondisi rumah memang tidak layak huni seperti kontruksi rumah yang tidak kokoh serta dalam rumah terkesan kotor sehingga pemilik rumah pun merasa tidak nyaman. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu warga penerima bantuan rehab rumah, yaitu Sri Megawati (55). Sri dan keluarga sejak tahun 1950 telah mendiami rumah tersebut. Selama itu pula Ia harus bertahan dengan kondisi rumah yang tak layak huni. Sudah berkali-kali Ia beserta suaminya mencoba merehab rumah, namun dengan dana yang sangat terbatas rehab pun tak bisa dilakukan secara masksimal. Terkadang bahan yang didapat untuk menutup serta menambal dinding yang berlubang Ia dapatkan dari reruntuhan bangunan yang sudah tidak terpakai lagi. Kondisi pun semakin memburuk ketika suaminya terserang diabet, biaya sehari-hari serta tabungan untuk merehab rumah pun habis untuk berobat suaminya.

“Dulu mah, penghasilan ibu sama bapak ada. Bapak kan kerja bangunan, terus ibu buka warung juga ini depan rumah. Tapi pas si bapak sakit diabet uangnya dipakai untuk berobat si bapa, belum lagi untuk biaya sekolah anak terus makan yang di rumah. Jadi ya. rumah dulu ma.. seadanya aja. Kalau lagi istirahat di rumah ibu suka takut  lantai duanya rubuh gitu.., kan anak-anak pada tidur di atas, ibu sama bapak di bawah,” kata Sri.

Kondisi rumah Sri Sebelum dan sesudah direnovasi. Ruang lantai dua rumahnya kini sudah memiliki sirkulasi udara yang jernih dan kokoh

Ketika terpilih menjadi salah satu warga penerima bantuan dalam program Tzu Chi yaitu rehab rumah tidak layak huni, terpancar raut wajah bahagia Sri beserta keluarga. Kini rumahnya pun nampak kokoh, selain itu rumah pun terlihat bersih, sehat dan nyaman untuk ditinggali.

Alhamdulillah sekarang rumah udah bagus. Lantai sudah bersih, dapurnya juga enak. Terutama dinding dan atap juga tidak berlubang, tidak takut bocor lagi kalau hujan. Apa lagi ini yang lantai dua, tempat anak-anak tidur sekarang agak luas terus penahan lantainya juga kuat, ibu sama bapak juga bisa enak kalau tidur,” tambah Sri.

Ia pun menambahkan, “Rumah ini kan dihuninya sama lima orang, ibu, bapak, terus tiga anak saya. Nah kalau liat anak saya yang pertama dan kedua dulu suka minder sehingga jarang pulang ke rumah. Tapi sekarang setiap hari pada pulang ke rumah, mungkin udah enak rumahnya. Terus anak saya yang pertama kalau pulang kerja juga enak, ia bisa langsung istirahat,” lengkapnya.

Semoga dengan adanya jalinan jodoh ini, warga Karees Kulon dapat lebih mengenal lagi mengenai misi kemanusian Tzu Chi. Dengan begitu cinta kasih Tzu Chi akan tersebar luas hingga pelosok, di samping itu para warga penerima bantuan juga dapat terketuk hatinya untuk bersumbangsih bersama Tzu Chi.

 


Artikel Terkait

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -