“Berjanji Lebih Rajin Belajar”

Jurnalis : Nadya Iva Nurdiani (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Nadya Iva Nurdiani (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)

fotoSeorang relawan mendampingi siswa-siswi memilih kacamata pada bakti sosial kacamata yang diadakan pada tanggal 1-4 Mei 2012.

“Niat baik yang tidak dilaksanakan sama halnya seperti bertani tanpa menebarkan benih. Hal ini hanya menyia-nyiakan kesempatan baik yang ada.”
Kata Perenungan Master Cheng Yen

 

 

 

Bakti sosial pemeriksaan mata dan pemberian kacamata kembali dilakukan di bumi Bangka, tepatnya di kabupaten Bangka Tengah pada tanggal 1 – 4 Mei 2012 lalu. Pada kegiatan tersebut pemeriksaan mata dilakukan di 6 sekolah dasar dan 2 sekolah menengah pertama dengan total siswa sebanyak 1.031 siswa yang diperiksa matanya.

Selama ini kesehatan mata kurang diperhatikan oleh para siswa bahkan tak jarang ditemui ketika diperiksa ternyata sudah harus menggunakan kacamata dengan minus yang tinggi atau bahkan ada beberapa kasus yang matanya mendekati fase kebutaan karena terpapar virus toxoplasma atau menderita glaukoma. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan mata inilah yang mendorong para relawan Tzu Chi dari PT Bumi Bangka Lestari  dan PT Bumipermai Suryalestari untuk melaksanakan kegiatan bakti sosial pemeriksaan mata dan pemberian kacamata ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Para guru juga ikut mendampingi siswa-siswi dalam pemeriksaan mata (kiri).
  • Relawan memeriksa kondisi mata anak-anak dengan menggunakan  snellen chart (kanan).

“Di Bangka ini akses kesehatan dan infrastruktur jalan untuk tiba ke kota Pangkal Pinang sudah baik sehingga memudahkan masyarakat untuk berobat ke puskesmas ataupun rumah sakit.  Sedangkan akses untuk pemeriksaan mata-lah yang dirasa masih kurang dan mahalnya harga kacamata bagi kalangan tertentu. Dan terlihat ketika diperiksa ada beberapa siswa yang minus kacamatanya sudah tinggi, persentase penerima kacamata mencapai 27% dari total siswa yang diperiksa,” tutur John Piter Shixiong yang merupakan koordinator kegiatan  di sela-sela waktu pemeriksaan mata.

Salah satu siswa penerima kacamata adalah Edi Efandi. Siswa kelas 4 SDN 04 Sungai Selan ini, ternyata memiliki visus minus 2,75 yang selama ini tidak dia sadari. Ketika diperiksa oleh optician, ia cukup kaget dan terdiam karena ternyata dia baru tahu kalau selama ini penglihatannya tidak normal atau rabun. Ia berpikir bahwa rabunnya itu adalah hal normal dan dialami oleh semua teman-temannya. Edi tidak bisa membaca tulisan di papan tulis ketika di kelas padahal karena tubuhnya yang tinggi dia harus duduk di belakang. Sehabis mendapatkan kacamata nanti, Edi berjanji untuk lebih rajin belajar karena membaca pun jadi lebih mudah.

Selain siswa, para guru pun ikut serta dalam pemeriksaan mata dan pembagian kacamata ini. Banyak di antara mereka yang membutuhkan kacamata untuk membaca karena sudah berusia di atas 40 tahun. Tidak hanya ikut serta dalam pemeriksaan mata, para guru pun turut menjadi relawan yang mendampingi para siswa dalam pemeriksaan dengan Snellen Chart. Biasanya para siswa SD kelas 3 butuh pendampingan guru karena merasa takut dan grogi dalam pemeriksaan mata dengan orang yang tidak mereka kenal. Antusiasme para guru menjadi relawan ini terlihat hampir di semua lokasi sekolah yang kami adakan baksos. Mereka dengan sigap selain menjadi pendamping siswa juga menjadi admin pendaftaran dan pengatur barisan siswa agar selalu rapi selama kegiatan baksos ini berjalan.

foto  foto

Keterangan :

  • Dalam 4 hari kegiatan, jumlah total penerima kacamata sebanyak 281 yang terbagi atas 224 siswa dan 57 guru (kiri).
  • dr. Edi Rahman membantu memilihkan kacamata untuk seorang siswa, seorang dokter turut mendampingi selama kegiatan berlangsung (kanan).

Jalinan jodoh antara relawan dari perkebunan dan pihak sekolah menjadi inspirasi dan suluh penyemangat bagi kedua belah pihak. Para guru merasakan betul semangat dan ketulusan para relawan seperti yang diceritakan oleh Ibu Supriyati yang merupakan guru dari siswa Edi Efandi, “Alhamdulillah, Saya sudah 13 tahun menjadi guru di sini dan selama ini tidak pernah ada pemeriksaan kesehatan mata seperti ini. Syukur sekarang saya bisa membaca dengan lebih baik lagi,” tuturnya setelah pemeriksaan refraksi oleh optician dan mendapatkan kacamata baca. Sebelum memeriksakan matanya, Ibu Supriyati terlebih dahulu menjadi relawan pendamping para siswa. Ia begitu tersentuh dengan para relawan yang begitu sabar menghadapi para siswa yang terkadang malu sampai susah sekali untuk membaca dengan suara yang lantang huruf-huruf yang ada di Snellen Chart. Bila semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dan murni, pelita harapan akan menyala di berbagai pelosok gelap di dunia.

 Bakti sosial pemeriksaan mata dan pembagian kacamata ini dilakukan para relawan dengan mendatangi sekolah. Di lokasi sekolah yang ditetapkan, diperlukan 2 ruang kelas yang digunakan untuk pemeriksaan Snellen Chart operator di ruang 1 dan pemeriksaan refraksi oleh optician di ruang 2 bagi siswa-siswa yang ternyata mengalami gangguan penglihatan setelah diperiksa di ruang 1 sebelumnya. Di ruang 2 inilah para siswa mengetahui besar visus yang tepat berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh optician.

Dalam 4 hari kegiatan, jumlah total penerima kacamata sebanyak 281 yang terbagi atas 224 siswa dan 57 guru. Kacamata-kacamata tersebut akan dibagikan sebulan lagi terhitung hari terakhir pemeriksaan dilakukan.

  
 

Artikel Terkait

Mengabdi untuk Masyarakat

Mengabdi untuk Masyarakat

03 Maret 2014 Sabtu, 1 Maret 2014, sebanyak 585 warga Kelurahan Tikala Baru menerima bantuan kompor gas dan tabung dari relawan Tzu Chi. Sebelumnya warga juga menjalani Program Solidaritas dan Kerja Bakti.
Keindahan Tim Zhen Shan Mei

Keindahan Tim Zhen Shan Mei

06 September 2013 Aktivitas relawan 3 in 1 terdiri dari foto, video, dan tulisan. Ketiga hal ini tergabung menjadi satu dalam pembuatan suatu berita. Relawan 3 in 1 mencatat sejarah jejak langkah Master Cheng Yen di segala penjuru dunia dengan berpegang pada prinsip Zhen (benar), Shan (bajik), dan Mei (indah).
Bergotong Royong Membuat Masker Kain untuk Mewaspadai Wabah

Bergotong Royong Membuat Masker Kain untuk Mewaspadai Wabah

14 April 2020

Sesuai dengan anjuran pemerintah, relawan Tzu Chi Medan bersatu hati menjahit masker kain. Mereka berencana menjahit 40 ribu masker kain untuk dibagikan. Tugas menjahit masker ini pun dikerjakan langsung oleh relawan di rumah masing-masing karena relawan juga menerapkan konsep physical distancing dalam berkegiatan.

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -