"Cantik Rumahnya"

Jurnalis : Dok. Tzu Chi Indonesia, Fotografer : Dok. Tzu Chi Indonesia

Pembangunan Perumahan Cinta Kasih di Desa Panteriek, Lam Seupeung kini pengerjaannya sedang dikebut, meski sering terganggu oleh cuaca Banda Aceh yang belakangan ini sering diguyur hujan. Sebanyak 230 unit pembangunan tahap I dari rencana 700 unit, hampir semuanya telah selesai dibangun. Halaman rumah yang telah selesai, beberapa diantaranya telah ditanami rumput dan sebuah pohon dolken. Jalan yang terbuat dari paving blok juga telah siap untuk dilewati siapa saja yang hendak hilir mudik sambil menunggu daun pohon palem di sisi jalan tumbuh. Pohon-pohon tersebut baru saja ditanam. Di area tengah yang berupa tanah lapang, para pekerja juga sedang sibuk memasang paving blok. Paving blok yang dipergunakan bukanlah membeli dari luar, melainkan dibikin dan dicetak sendiri di lokasi proyek. Dari kejauhan, jejeran perumahan tersebut tak kalah eloknya dengan komplek perumahan komersil. Apalagi bila melihat jejeran atapnya yang berwarna biru. Menggambarkan ketulusan hati para donatur yang rela mengeluarkan uang untuk membantu pembiayaan pembangunannya.

Proyek perumahan tersebut memperkerjakan 1000-an orang, 25 orang di antaranya adalah penghuni Perkampungan Tenda Cinta Kasih Tzu Chi di Jantho. Selama pengerjaan perumahan tersebut, mereka menginap di sejumlah tenda di lokasi proyek, baru pada hari Minggu, ketika proyek libur, mereka bisa pulang ke rumah mereka.

Hari itu bukan hari Minggu, namun Nyak Puteh Daud (58 tahun) tidak datang ke proyek, ia tidak meratakan tanah atau membuang sampah seperti biasanya, melainkan ia malah datang ke Posko Tzu Chi di Neusu, Banda Aceh. Ditemani sejumlah relawan Tzu Chi, ia bernostalgia mengunjungi tempat tinggalnya dahulu sebelum diterjang tsunami di Lampulo, tidak jauh dari pantai. Ia datang berdua bersama M. Jafar yang juga akan mengunjungi bekas tempat tinggalnya di Gampong Baru Kota, Banda Aceh. Dalam balutan kemeja batik warna coklat, wajah Nyak Puteh Daud tidak memperlihatkan ekspresi wajah yang cerah, malah sedikit murung. "Saya kalau ingat kenangan di sana, saya ingat waktu terjadi tsunami, saya menjadi seperti hilang ingatan," tuturnya dengan ekspresi muka yang berubah menjadi lebih murung.

Di rumah itu, banyak kenangan telah terukir di garis hidupnya. Tak hanya tsunami yang berbekas di memorinya, kenangan-kenangan indah juga masih tersimpan rapi. "Tetangga-tetangga di situ sangat bersatu, seperti keluarga," ujarnya ketika ditanyakan tentang kenangan paling indah selama 15 tahun tinggal di rumah yang ia kontrak seharga Rp 3,5 juta per tahun itu. Untuk membayar uang sewa sebesar itu dan mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia membuka sebuah kedai di dekat pasar ikan Peunayang, Banda Aceh.

Kini rumah itu sudah berubah drastis. Masih untung tidak sampai rata dengan tanah seperti nasib rumah-rumah yang dekat bibir pantai, namun atapnya telah hilang dan dipagari seng yang telah berkarat oleh pemiliknya. Ruangan dan kamar tidak lagi diisi ranjang, meja, kursi atau benda lain seperti lazimnya. Pohon singkong dan sayuran telah menggantikan kehangatan keluarga Nyak Puteh Daud mengisi sudut rumah. Rumput liar juga tumbuh subur di atas lantai rumah yang berkerak. Rumah tersebut tinggal memori, dan kini ia dan istrinya, Halamiyah, tinggal di blok D5/10 Perkampungan Tenda Cinta Kasih Tzu Chi Jantho bersama anak keempatnya. Ia memiliki 5 anak. Untungnya tak ada satupun keluarganya yang menjadi korban.

Garis hidup yang baru kini ada di depan mereka. Hatinya kini berdegup kencang karena sedang dilakukan seleksi pemilihan korban tsunami yang berhak menempati Perumahan Cinta Kasih di Panteriek. "Mudah-mudahan saya bisa dapat. Kalau nggak dapat, saya nggak tahu harus bagaimana lagi," harapnya. Harapannya tentu sangat menggebu-gebu apalagi ia ikut serta dalam proses pembangunan perumahan tersebut. "Cantik rumahnya," kesan Hamaliyah ketika suatu ketika mengantar suaminya ke lokasi proyek. Ia juga memiliki harapan sebesar suaminya untuk dapat tinggal di situ. "Saya akan buka usaha lagi setelah ada modal," tekad Nyak Puteh jika harapannya tercapai.


Artikel Terkait

Bedah Buku: Semangat Bersumbangsih

Bedah Buku: Semangat Bersumbangsih

06 Februari 2013 Bersumbangsih dengan sepenuh hati di banyak misi bukan saja dilakukannya dengan penuh sukacita dan ketulusan, namun dengan rasa syukur yang luar biasa kental.
Menjalin Jodoh Baik Dengan Gan En Hu

Menjalin Jodoh Baik Dengan Gan En Hu

12 Desember 2012 Kegiatan kali ini bertujuan agar para pasien luar kota dapat merasakan kehangatan cinta kasih para insan Tzu Chi. Selain itu agar pasien dapat terhibur dan memberikan suasana baru bagi mereka.
Bersumbangsih Sepenuh Hati

Bersumbangsih Sepenuh Hati

23 November 2015
Kerja sama merupakan kunci untuk meraih kesuksesan. Hal ini yang dijadikan sebagai prinsip para insan Tzu Chi Padang dalam menyukseskan acara akbar bakti sosial kesehatan Tzu Chi ke-109, operasi mata katarak dan bibir sumbing bagi warga Padang dan sekitarnya.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -