“Celengan Bambuku Sudah Penuh”

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 

fotoEva Wiyogo Shijie menerima celengan bambu yang diberikan oleh Orise Machiko Fusuke. Walaupun masih kecil, rasa sayang mereka kepada saudara-saudara yang tertimpa bencana di Padang telah tumbuh sempurna.

 

 

“Di televisi, lihat rumah goyang-goyang (gempa red). Ini buat bantu orang-orang bangun rumah lagi,” tutur Marchieto Arfayo (4) saat ditanya mengapa membawa celengan bambu miliknya, Senin 12 Oktober 2009. 

 

 

 

 

Sore itu, ditemani oleh sang bunda Nurwati, sang kakak Deven Goldra Arfayo (8), sepupunya Orise Machiko Fusuke (2), dan mama Orise, Melfawati, Marchieto mendatangi kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di ITC Mangga Dua, Jakarta. Di sana, Lulu, Eva Wiyogo, dan Rui Hoa Shijie menerima kedatangan mereka. Dengan tangan mereka sendiri, Marchieto dan Orise menyerahkan celengan bambu yang mereka bawa kepada ketiga relawan ini.

Berdasarkan penuturan Nurwati, di saat menyaksikan tayangan sebuah stasiun televisi swasta yang menggambarkan rumah-rumah yang goyang karena gempa, Marchieto lantas berkata kepadanya untuk pergi ke Tzu Chi mendanakan uang di celengan bambu miliknya. Kebetulan, pada saat itu, celengan bambu yang dimiliki Marchieto sejak Vegetarian Food Festival Tzu Chi Mei 2009 lalu memang sudah penuh. Selain Marchieto, Orise juga membawa celengan bambu miliknya.

 

foto  foto

Ket: - Marchieto sedang memegang celengan bambunya yang telah terisi penuh. Celengan itu ia hendak             sumbangkan untuk membantu para korban gempa di Padang, Sumatera Barat. (kiri).
        - Melihat di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia ada celengan yang unik, Orise lantas meminta uang             kepada sang mama. Digendong Metta, seorang reporter DAAI TV, Orise memasukan uang tersebut ke             dalam celengan. (kanan)

Di kantor yayasan, di pojok kiri dari pintu masuk ruang staf terdapat sebuah celengan yang bisa bersuara saat seseorang memasukan dana. Melihat ada celengan seperti ini, Marchieto, Orise, dan Deven segera bergegas meminta uang kepada bunda mereka masing-masing.

Dengan riang, dibantu Metta, reporter DAAI TV, mereka memasukkan dana dan mendengarkan suara musik yang keluar mengalun dari dalam celengan. “Seneng banget dari kecil sudah ada niat yang baik, dan bangga juga,” ungkap Nurwati saat diwawancara DAAI TV.

 

 
 

Artikel Terkait

“Learning By Doing”

“Learning By Doing”

21 September 2011 Banyaknya informasi yang diberikan oleh pihak Kepolisian untuk murid-murid antara lain pengenalan mengenai tugas-tugas Polisi, bagaimana cara menghubungi polisi, atribut, peraturan rambu-rambu lalu lintas,  mobil dan motor polisi.
Stasiun TV yang Humanis

Stasiun TV yang Humanis

14 April 2016
Kamp Budaya Humanis, pelatihan untuk staf dan karyawan DAAI TV Indonesia diadakan pada tanggal 8 – 10 April 2016, bertempat di ruang Fu Hui Ting, Aula Jing Si Lt. 2, PIK, Jakarta Utara, Kegiatan ini diikuti oleh 181 orang karyawan DAAI TV Indonesia. Tema kamp kali ini sendiri adalah “Melihat Lebih Benar, Merenung Lebih Dalam”.
Lestarikan Bumi dengan Semangat Bervegetaris

Lestarikan Bumi dengan Semangat Bervegetaris

28 Agustus 2020

24 Agustus 2020, sebanyak 24 relawan sudah bersiap-siap sejak pukul 05.00 pagi, untuk melaksanakan bazar pelestarian lingkungan serta manfaat bervegetaris di depan Ruko Picadilly


Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -