“Mengapa Ananda Melafalkan Sutraâ€
Jurnalis : Indri Hendarmin (He Qi Utara), Fotografer : Erli Tan (He Qi Utara)
|
| ||
Bab ini membahas mengenai perjuangan Ananda sebagai murid Sang Buddha yang memiliki daya ingat kuat untuk melafalkan sutra-sutra Buddha dan mencapai penerangan sempurna. Berkat jasanya, ajaran Agama Buddha dapat berkembang dan berlangsung hingga saat ini. Meskipun memiliki daya ingat yang sangat kuat, Ananda dalam usahanya untuk melafalkan sutra dan mencapai Arahat juga mengalami berbagai kendala termasuk menerima kritikan yang sangat serius. Kritikan pertama adalah ketika beliau dituduh tidak hormat pada Buddha karena telah menginjak jubah Sang Buddha, ia menjelaskan benar bahwa ia memang telah menginjak jubah Sang Buddha tetapi itu terjadi karena angin meniup jubah Buddha dan Ananda tidah sengaja menginjaknya. Kemudian pada saat Buddha sakit dan membutuhkan air untuk di minum ia tidak memberikan minum pada Buddha, ia mengakuinya bahwa hal itu adalah benar, tetapi pada saat ia sedang ke sungai untuk mengambilkan air datanglah segerombolan sapi yang berlarian membuat air sungai menjadi keruh, sehingga ia tidak dapat memberikan minum pada Buddha. Selain itu ada juga Arahat yang mempermasalahkan Ananda mengapa tidak meminta Buddha agar dapat hidup lebih lama, karena seorang Buddha dapat hidup selama 500 tahun tetapi juga dapat singkat selama 80 tahun. Ananda mengakuinya bahwa benar ia tidak meminta Buddha untuk dapat hidup lebih lama, ia tidak dapat mengutarakannya, Ia sangat menyesal dan sungguh sungguh bertobat. Saat ingin bergabung dengan 500 Arahat lainnya beliau juga masih mendapatkan kesulitan. Beliau berusaha dengan gigih akhirnya mencapai tingkat Arahat, bahkan juga memberikan namaskara kepada para Arahat sambil melafalkan ajaran Buddha dengan berkata “demikianlah yang telah saya dengar”.
Keterangan :
Apa yang dialami oleh Ananda bila kita tidak menganalisa lebih jauh pasti kita akan berpikir negatif, mengapa para Arahat yang telah menghancurkan kekotoran batin melakukan hal demikian pada Ananda? Tentunya para Arahat sangat ingin agar Ananda dapat mencapai pencerahan seperti yang telah mereka capai. Perlakuan para Arahat pada Ananda merupakan suatu metode untuk membantunya mencapai pencerahan. Seperti yang kita ketahui bahwa ajaran Buddha merupakan sebuah ajaran yang universal dan para peserta kegiataan bedah buku juga banyak yang berasal dari non Buddhis. Ada yang sangat spesial pada acara bedah buku hari ini yaitu dengan kehadiran Rini Shijie selain mengikuti acara bedah buku, ia memilih Tzu Chi sebagai bahan untuk skripsinya. Ia sangat terinspirasi Tzu Chi karena DAAI TV yang menayangkan kegiatan cinta kasih. Tentu hal ini telah memperlihatkan terjadi keharmonisan antar umat beragama seperti yang diinginkan oleh Master Cheng Yen agar dunia aman dan tenteram, dunia bebas dari bencana. Nilai-nilai yang ingin Master Cheng Yen sampaikan dari kisah Ananda agar kita mempunyai semangat dan tekad yang luar biasa. Selain itu Ananda mempunyai sikap patut dicontoh yakni berlapang dada dan tidak sombong, sesuai dengan perkataan Master Cheng Yen agar kita mempunyai tekad yang mulia, pendirian yang kuat, lemah lembut, dan hati yang teliti. Hingga saat ini Master Cheng Yen selalu mengatakan, “Saya hanyalah manusia biasa yang melakukan seharusnya saya lakukan.” Hendaknya ini dapat memberikan manfaat yang baik dan memberikan kita insiprasi dalam menjalankan kehidupan kita. | |||
Artikel Terkait
Memberikan Kenyamanan Kepada Penerima Bantuan Tzu Chi
22 Maret 2021Usman (58) mengalami kelumpuhan setengah badan. Ia hidup sebatang kara di sebuah rumah yang berada di Telaga Riau, Tanjung Balai Karimun. Sejak Oktober 2014 ia pun menjadi penerima bantuan Tzu Chi atau Gan En Hu. Pada 19 Maret 2021 lalu, Tzu Chi juga memberikan bantuan perbaikan pada atap rumahnya.

Benih yang Tumbuh di Tanjung Pinang
18 September 2011 Ketika rombongan tiba, sudah banyak pasien yang menunggu. Relawan dari Tanjung Pinang juga terlihat sibuk di lapangan. Para dokter segera bersiap-siap untuk melayani pasien. Acara baksos kesehatan dibuka dengan menyanyikan lagu “Satu Keluarga” disertai dengan gerakan isyarat tangan yang dilanjutkan dengan membacakan doa.