“Mengapa Ananda Melafalkan Sutra”

Jurnalis : Indri Hendarmin (He Qi Utara), Fotografer : Erli Tan (He Qi Utara)

fotoSebanyak 22 peserta mengikuti bedah buku Dharma Master Cheng Yen Bercerita di Jing Si Books & Café Pluit.

Bedah buku yang dilaksanakan pada tanggal 19 april 2012 di Jing Si Books and Café Pluit kembali membahas buku Dharma Master Cheng Yen Bercerita yang telah memasuki Bagian pertama Bab kelima. Pada kegiatan bedah buku hari ini tidak menghadirkan pembicara karena bertujuan untuk lebih melatih para peserta untuk dapat sharing.

 

 

 

Bab ini membahas mengenai perjuangan Ananda sebagai murid Sang Buddha yang memiliki daya ingat kuat untuk melafalkan sutra-sutra Buddha dan mencapai penerangan sempurna. Berkat jasanya, ajaran Agama Buddha dapat berkembang dan berlangsung hingga saat ini. Meskipun memiliki daya ingat yang sangat kuat, Ananda dalam usahanya untuk melafalkan sutra dan mencapai Arahat juga mengalami berbagai kendala termasuk menerima kritikan yang sangat serius.

Kritikan pertama adalah ketika beliau dituduh tidak hormat pada Buddha karena telah menginjak jubah Sang Buddha, ia menjelaskan benar bahwa ia memang telah menginjak jubah Sang Buddha tetapi itu terjadi karena angin meniup jubah Buddha dan Ananda tidah sengaja menginjaknya. Kemudian pada saat Buddha sakit dan membutuhkan air untuk di minum ia tidak memberikan minum pada Buddha, ia mengakuinya bahwa hal itu adalah benar, tetapi pada saat ia sedang ke sungai untuk mengambilkan air datanglah segerombolan sapi yang berlarian membuat air sungai menjadi keruh, sehingga ia tidak dapat memberikan minum pada Buddha.

Selain itu ada juga Arahat yang mempermasalahkan Ananda mengapa tidak meminta Buddha agar dapat hidup lebih lama, karena seorang Buddha dapat hidup selama 500 tahun tetapi juga dapat singkat selama 80 tahun. Ananda mengakuinya bahwa benar  ia tidak meminta Buddha untuk dapat hidup lebih lama, ia tidak dapat mengutarakannya, Ia sangat menyesal dan sungguh sungguh bertobat. Saat ingin bergabung dengan 500 Arahat lainnya beliau juga masih mendapatkan  kesulitan. Beliau berusaha dengan gigih akhirnya mencapai tingkat Arahat, bahkan juga memberikan namaskara kepada para Arahat sambil melafalkan ajaran Buddha dengan berkata “demikianlah yang telah saya dengar”.

foto   foto

Keterangan :

  •  Bedah buku malam itu membahas isi buku bab kelima yang berjudul “Mengapa Ananda Melafalkan Sutra” (kiri).
  • Rini Shijie (kiri) yang merasa terinspirasi dengan Tzu Chi karena DAAI TV yang menayangkan kegiatan cinta kasih (kanan).

Apa yang dialami oleh Ananda bila kita tidak menganalisa lebih jauh pasti kita akan berpikir negatif, mengapa para Arahat yang telah menghancurkan kekotoran batin melakukan hal demikian pada Ananda? Tentunya para Arahat sangat ingin agar Ananda dapat mencapai pencerahan seperti yang telah mereka capai. Perlakuan para Arahat pada Ananda merupakan suatu metode untuk membantunya mencapai pencerahan. 
  
Acara hari ini berlangsung secara interaktif , para peserta yang hadir tak ragu-ragu dalam memberikan sharingnya. “Sering kali kita dipengaruhi pikiran negatif, Sang Buddha mengatakan semua berawal dari pikiran, karena pikiran manusia negatif tidak mudah diyakini. Oleh karena itu kita harus menyadari serta belajar untuk berkesadaran dan pada saat kita menyesal tidak cukup dengan hanya menyesal tetapi juga memperbaikinnya,” ujar Lo Hok Lay Shixiong dalam sharingnya.

Seperti yang kita ketahui bahwa ajaran Buddha merupakan sebuah ajaran yang universal dan para peserta kegiataan bedah buku  juga banyak yang berasal dari non Buddhis. Ada yang sangat spesial pada acara bedah buku hari ini yaitu dengan kehadiran Rini Shijie  selain mengikuti acara bedah buku, ia memilih Tzu Chi sebagai bahan untuk skripsinya. Ia sangat terinspirasi Tzu Chi karena DAAI TV yang menayangkan kegiatan cinta kasih. Tentu hal ini telah memperlihatkan terjadi keharmonisan antar umat beragama seperti yang diinginkan oleh  Master Cheng Yen agar dunia aman dan tenteram, dunia bebas dari bencana.

Nilai-nilai yang ingin Master Cheng Yen sampaikan dari kisah Ananda agar kita mempunyai semangat dan tekad yang luar biasa. Selain itu Ananda mempunyai sikap patut dicontoh yakni berlapang dada dan tidak sombong, sesuai dengan perkataan Master Cheng Yen agar kita mempunyai tekad yang mulia, pendirian yang kuat, lemah lembut, dan hati yang teliti. Hingga saat ini Master Cheng Yen selalu mengatakan, “Saya hanyalah manusia biasa yang melakukan seharusnya saya lakukan.” Hendaknya ini dapat memberikan manfaat yang baik dan memberikan kita insiprasi dalam menjalankan kehidupan kita.

  
 

Artikel Terkait

Belajar Memilah Sampah

Belajar Memilah Sampah

04 Maret 2011 Tzu Chi mengadakan sosialisasi pada hari Selasa, 1 Maret 2011 dan dilanjutkan dengan mengundang para personel jajaran Kodam Jaya ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng untuk melihat secara langsung aktivitas Posko Daur Ulang Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat keesokan harinya.
Elex Media Berbagi di HUT ke-25

Elex Media Berbagi di HUT ke-25

17 Maret 2010
Bagi Pauline, perasaannya mengenai Tzu Chi mulai tumbuh saat membaca buku Master Cheng Yen dan menonton DAAI TV. Di hatinya, ia dapat merasakan bahwa di Yayasan Buddha Tzu Chi ini terdapat cinta kasih yang universal, begitu pun dengan DAAI TV.
Serve To Be Perfect

Serve To Be Perfect

14 Juli 2010
Meskipun penyakitnya tidak menular, tapi tetap saja banyak orang yang takut apabila duduk berdekatan dengannya. Hal itulah yang membuat Mohammad rendah diri hingga membuatnya tak berani untuk berkeluarga.
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -