“Satu Keluarga” Rasa Baru

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma
 
 

fotoPara santri dari pondok pesantren Nurul Iman mengaransemen ulang lagu “Satu Keluarga” khusus untuk acara peresmian Aula Jing Si, PIK, Jakarta Utara.

Pagi-pagi benar di hari Minggu tanggal 30 September 2012, sebanyak 57 santriwati berangkat ke Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, untuk menghadiri latihan pementasan peresmian Aula Jing Si yang akan diadakan 7 Oktober 2012 nanti. Setiap dari mereka mengenakan pakaian putih bersih yang tertutup, lengkap dengan kerudung putih, tak lupa senyum manis muncul di setiap wajah mereka.

 

 

Mereka adalah para santriwati berusia antara 16 - 20 tahun yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor. Sejak tahun 2003, pondok pesantren ini berjodoh dengan Tzu Chi. Tzu Chi memberikan bantuan beras cinta kasih, baksos kesehatan, dan pembangunan kembali gedung sekolah untuk belajar para santri. Hal ini merupakan perwujudan sumbangsih Tzu Chi yang tidak memandang perbedaan suku, agama, dan ras. Hingga kini, jalinan jodoh baik ini pun tidak pernah terputus.

Para santriwati ini juga turut ambil bagian dalam rangkaian acara peresmian Aula Jing Si. Saat mengetahui rencana peresmian Aula Jing Si, mereka langsung mengaransemen ulang lagu “Satu Keluarga” dengan sentuhan Islami, sehingga lagu yang begitu sering didengar terasa segar dan unik. Sebanyak 57 orang santriwati membagi diri menjadi beberapa kelompok, ada yang menyanyi, memeragakan isyarat tangan, dan menabuh rebana. Semuanya dipersiapkan dengan kesungguhan hati. Hal ini terlihat dari setiap gerakan isyarat tangan yang tidak setengah-setengah dan tabuhan rebana yang penuh semangat. Alhasil, saat latihan di panggung besar, seluruh hadirin yang terpencar-pencar dan sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing, tanpa sadar perhatiannya tersedot ke panggung, terkesima akan keindahan harmoni suara yang tercipta. Beberapa penonton ada yang ikut menggerak-gerakkan tangannya di udara memeragakan isyarat tangan “Satu Keluarga”. Setelah selesai, semua hadirin bertepuk tangan dan tak hentinya memuji keindahannya. “Adik-adik, bagus sekali…, nanti kita akan ajak seluruh insan Tzu Chi yang datang pada hari itu untuk sama-sama memeragakan isyarat tangannya,” ujar Wen Yu Shijie yang berada di tengah-tengah penonton.

foto   foto

Keterangan :

  • Saat berlatih di atas panggung, perhatian seluruh hadirin langsung tertuju ke atas panggung. Mereka terkesima akan keindahan harmoni lagu dan suara rebana (kiri).
  • Sebanyak 57 santriwati membentuk formasi yang terbagi dari penyanyi, penabuh rebana dan peraga isyarat tangan (kanan).

Indah, santriwati yang menjadi koordinator tim menyampaikan, “Kita sudah hafal lagu ‘Satu Keluarga’. Untuk acara peresmian, kita khusus aransemen ulang lagu ini dengan rebana. Biasanya rebana dipakai untuk lagu-lagu Sholawat yang bernada Islami.” Indah juga berujar, mereka menghabiskan waktu 2 minggu untuk berlatih lagu ini, dengan didampingi oleh relawan senior Tzu Chi, Sinta Shijie dan Lien Chu Shijie, yang merupakan Ketua Kantor Perwakilan Tzu Chi Tangerang.

Pertunjukkan ‘Satu Keluarga’ oleh para santriwati merupakan salah satu dari serangkaian pertunjukkan yang telah dipersiapkan oleh para insan Tzu Chi dalam menyambut rumah baru. Pepatah Tiongkok mengatakan, “lebih baik melihat sekali daripada mendengar seratus kali.” Insan Tzu Chi mengundang berbagai lapisan masyarakat untuk menghadiri peresmian rumah baru di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk pada hari Minggu, 7 Oktober 2012 pukul 09.30 WIB. Datanglah dan jadilah saksi sejarah Tzu Chi Indonesia!

  
 

Artikel Terkait

Menyelamatkan Bumi dalam Satu Jam

Menyelamatkan Bumi dalam Satu Jam

06 April 2018
Pada 24 Maret 2018, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengikuti kegiatan Earth Hour yang diadakan oleh oleh Paroki MKK (Gereja Maria Kusuma Karmel) Meruya, Jakarta Barat dan bertempat di Lapangan Basket Blok D, Taman Aries, Jakarta Barat. 
Suara Kasih: Berpegang Teguh Pada Tekad

Suara Kasih: Berpegang Teguh Pada Tekad

12 Oktober 2011
Saya sungguh sulit membayangkannya. Hal ini sungguh luar biasa. Ia memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mempelajari berbagai pengetahuan. Selain mempelajari pengetahuan medis, ia juga mempelajari pengetahuan lainnya. Ia memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mempelajari berbagai pengetahuan.
Suara Kasih: Tekad untuk Bersumbangsih

Suara Kasih: Tekad untuk Bersumbangsih

27 Juli 2012 Makna kehidupan kita bergantung pada bagaimana kita memanfaatkan kesempatan untuk bersumbangsih bagi lingkungan. Jika tubuh kita tidak selaras, apa pun yang ingin kita lakukan, potensi apa pun yang ingin kita kembangkan, kita tak akan punya kesempatan.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -