“Satukan Langkah, Mantapkan Hati” (Bag.2)

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto, Inge Sanjaya, Sumboko (DAAI TV), Kurniawan (He Qi Timur)
 

fotoKetua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei menerima potongan nasi tumpeng dari Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sebagai wujud syukur atas sumbangsihnya selama ini.

Rumah Insan Tzu Chi Indonesia
Pembangunan Aula Jing Si Indonesia sendiri sudah dimulai sejak 3 tahun lalu (10 Mei 2009). Aula Jing Si yang merupakan rumah insan Tzu Chi Indonesia ini dibangun di atas tanah seluas 10 hektar, dengan luas bangunan lebih kurang 83.000 meter.  Aula Jing Si memiliki makna khusus bagi Tzu chi karena akan menjadi pusat kegiatan yang merekam jejak perjalanan misi kemanusiaan Tzu Chi di Indonesia.

 

 

 

Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi mengatakan, “Saya berharap isi bagian dalam Aula Jing Si secara keseluruhan dapat menjadi tempat ‘pembabaran Dharma tanpa kata-kata’, agar setiap orang yang berada di dalamnya dapat langsung merasakan semangat ajaran Buddha serta budaya kemanusiaan Tzu Chi yang bernuansa pelatihan diri melalui pandangan mata dan sentuhan batin.”

Sejak berkiprah di Indonesia pada tahun 1993, insan Tzu Chi selalu terlebih dahulu memberi bantuan kepada masyarakat, membangun sekolah (rehabilitasi dan kerusakan pascagempa), rumah, dan baru membangun rumah sendiri. Mulai dari pembangunan perumahan bagi warga yang terkena normalisasi Kali Angke, pembangunan perumahan bagi korban tsunami di Aceh hingga Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Hingga saat ini masih banyak orang yang perlu dibantu. Karena itu, perlu bagi Tzu Chi untuk menanam karma baik dan memiliki rumah sendiri.

foto    foto

Keterangan :

  • Dengan rapi dan tertib para relawan berbaris memasuki ruang acara (kiri).
  • Tidak mengenal usia, kegiatan ini juga dilakukan oleh relawan Tzu Chi yang sudah berusia lanjut. (kanan).

Master Cheng Yen sendiri menaruh harapan besar dengan didirikannya Aula Jing Si di Indonesia, mengingat rumah insan Tzu Chi ini merupakan yang terbesar di seluruh dunia. Negara Indonesia dengan jumlah penduduk yang hampir mencapai 250 juta orang ini merupakan ladang berkah yang begitu besar. Dengan adanya rumah insan Tzu Chi ini diharapkan segala koordinasi menjadi semakin mudah, sehingga jumlah orang yang dapat dibantu semakin bertambah. Hati para relawan dalam melakukan kebijaksanaan pun perlu dijaga. Dengan datang ke rumah kebijaksanaan, para insan Tzu Chi bisa melatih diri dan dapat belajar mengenai kebijaksanaan dan welas asih yang dimiliki oleh Master Cheng Yen.

foto   foto

Keterangan :

  • Dalam kesempatan itu juga diberikan potongan nasi tumpeng kepada para relawan Tzu Chi senior yang sejak dulu terlibat aktif dalam mengembangkan Tzu Chi di Indonesia (kiri).
  • Para relawan mengabadikan momen bersejarah di Aula Jing Si, PIK, Jakarta Utara. Diharapkan barisan insan Tzu Chi semakin berkembang di Indonesia (kanan).

Insan Tzu Chi harus terus melatih “ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kejujuran” ke dalam diri sendiri dan mempraktikkan “empat sifat luhur” ini kepada orang lain, terus aktif terjun ke dalam khalayak ramai untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Kita juga perlu terus menggalang Bodhisatwa agar barisan insan Tzu Chi semakin panjang. Dengan satu tangan kita dapat berbuat sesuatu, tetapi dengan dua tangan tentunya akan semakin banyak yang bisa kita perbuat. Semoga dengan hadirnya rumah baru ini dapat lebih memotivasi dan memberikan harapan baru kepada insan Tzu Chi Indonesia untuk semakin giat bersumbangsih dan konsisten berjalan di jalan kebajikan.

Selesai

  
 

Artikel Terkait

Bakti untuk Mama

Bakti untuk Mama

17 Mei 2010
"Kalau untuk menyediakan teh dan makanan ini sudah sering saya lakukan di rumah, tapi karena dilakukan di tempat yang ramai dan berbarengan, tetap saja ini membuat saya terharu,” terang Sharon.
Menyelami Ajaran Jing Si

Menyelami Ajaran Jing Si

18 Oktober 2012 Hari ini menjadi momen bedah buku edisi spesial “Malam Ramah Tamah dan Gathering Bedah Buku Indonesia” menjelang H minus 4 peresmian Jingsi PIK yang bersejarah di Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2012.
Menyiapkan Masakan Vegetarian

Menyiapkan Masakan Vegetarian

01 Juli 2011
Salah satu juru masak, Acin Shijie bercerita kepada saya, “Kita harus menyajikan makanan yang bercita rasa seperti umumnya makanan bagi lidah non vegetarian, untuk menghilangkan image makanan vegetarian yang identik dengan daging palsu dan aroma khasnya yang tidak disukai orang pada umumnya.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -