Acara Keakraban dan Apresiasi kepada Guru Sekolah Cinta Kasih

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Halim Kusin

doc tzu chi

Sebanyak 135 guru dari 5 unit Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat mengadakan Gathering di Gedung C lantai 2, Kamis, 22 Desember 2016.

Menjelang berakhirnya kegiatan belajar mengajar tahun 2016, para guru Sekolah Cinta Kasih  Tzu Chi Cengkareng melakukan kegiatan gathering guru. Kegiatan yang digelar di Aula lantai 2 Gedung C pada Kamis, 22 Desember 2016 ini diikuti oleh semua guru mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMK, dan SMA.

Acara yang dimulai pada pukul 13.00 WIB ini, diselingi dengan mendengarkan sharing dari guru-guru yang pada tanggal 3-11  Desember 2016 lalu berkunjung ke kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi di Taiwan. Sebanyak 12 guru yang berkunjung, salah satunya adalah Freddy, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. ”Tujuannya kita studi banding bagaimana sih pelaksanaan budaya Tzu Chi yang benar-benar bisa kita terapkan di sekolah Cinta Kasih Tzu Chi,” terang Freddy kepada para guru yang menghadiri kegiatan.

Menurut Freddy, selama kunjungan, ia melihat  banyak hal dan budaya di lingkungan Tzu Chi yang bisa diterapkan oleh para guru di sekolah. Karena itu, ia pun membuat beberapa program untuk para guru di kurikulum berikutnya, seperti program untuk mengakrabkan para guru dan menambah rasa memiliki terhadap sekolah dan lingkungan sekitarnya.  “Yang pertama adalah kita mencoba penerapan budaya humanis di sekolah. Bukan hanya di pelajaran budaya humanis tetapi di semua pelajaran. Yang kedua kita akan mencoba, baik guru-guru maupun siswa, kita akan mengajak mereka menjadi duta humanis, bukan cuma di sekolah tetapi di lingkungan masyarakat dan di rumah juga,” ujar Freddy.

 

Selain untuk mengakrabkan para guru di lima unit, acara ini juga diselingi dengan sharing dari 12 Guru yang berkunjung ke sekolah Tzu Chi di Taiwan.


Freddy, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, berbagi pengalaman nya selama berkunjung ke Sekolah Tzu Chi Taiwan.

Selain mendengarkan sharing, dalam acara tersebut, juga memberikan penghargaan kepada Mesopi, seorang petugas cleaning service yang akan segera pensiun dan dua guru yang diakui sebagai guru yang humanis pada tahun 2016 ini yaitu Lisda Larasati dan Then Song Sie. Penghargaan ini memberikan perasaan bahagia sekaligus kebanggaan bagi para penerima karena mendapatkan sebuah apresiasi dari sekolah.

Mesopi, petugas cleaning service yang telah bekerja sejak tahun 2003 ini, merasa terharu kepada para guru yang begitu memperhatikan dirinya. “Saya banyak bahagia di sekolah Buddha Tzu Chi ini. Ya, hati kita terbuka, jadi ada kasih sayang hari ini. Sangat banyak terima kasih kepada Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi,” ungkap Mesopi dengan penuh sukacita seusai menerima penghargaan.

Selain Mesopi, Lisda Larasati yang merupakan guru Matematika merasa kaget karena pada awalnya ia hanya diminta untuk berbagi metode pengajaran yang baik dan humanis dalam mengajarkan mata pelajaran Matematika. Tetapi setelah berbagi ternyata ia justru diganjar sebuah penghargaan. Ia pun merasa bangga karena mendapat apresiasi atas jerih payahnya mengubah stigma mata pelajaran Matematika yang umumnya sangat sulit menjadi sebuah pelajaran yang mudah dan menyenangkan.

“Memang biasanya Matematika momok bagi anak-anak, karena rata-rata guru matematika terkesan killer buat anak-anak, tetapi saya berusaha untuk tidak seperti itu. Rumus-rumus matematika saya buat dengan bahasa yang mudah mereka pahami, kalau perlu pakai musik ya pakai musik gitu,  jadi mereka senang. Jadi ngajarnya kelasnya jadi hidup gitu,” cerita guru yang mengajar di unit SD Cinta Kasih Tzu Chi Ini.

Mesopi, petugas Cleaning Service di Sekolah cinta Kasih Tzu Chi yang akan pensiun mendapat kenang-kenangan dari sekolah.


Lisda Larasati merasa acara gathering kali itu sangat penuh makna bagi dirinya.

Penghargaan ini memacu Lisda untuk lebih humanis lagi dalam mendidik para muridnya. “Diberi penghargaan oleh sekolah seperti itu, saya terima kasih sekali. Saya bangga juga, dan itu memotivasi saya untuk  tetap berusaha lebih baik lagi,” tegas Lisda sambil tersenyum. 

Sebagai tindak lanjut dari gathering tersebut, tiga hari sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai pada 9 Januari 2017 nanti,  para guru akan melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah. Freddy sebagai pencetus ide mengatakan, ini juga merupakan sebuah metode lain agar para guru dapat lebih saling mengenal dan bersinergi. “Kerja bakti ini tujuannya bagaimana kita peduli terhadap lingkungan sekolah, menimbulkan rasa sense of belonging dari para guru dan para karyawan,” terangnya.

Dengan motivasi dan sharing yang terus digelar, diharapkan para guru tidak hanya sekedar menjadi pengajar. Akan tetapi, para guru menjadi pendidik yang mampu mengayomi para muridnya seperti mengayomi anaknya sendiri.


Artikel Terkait

Memahami Dharma Melalui Drama

Memahami Dharma Melalui Drama

06 Agustus 2015 Drama yang diadopsi dari Sutra Lotus dalam Bab Cerita Anak Miskin ini ditampilkan begitu apik oleh mahasiswa hingga mengundang keriuhan dan tepuk tangan dari kurang lebih 500-an penonton yang hadir.
Kebersamaan dalam Buka Puasa Bersama TIMA, RSKB, dan Tenaga Pendidik

Kebersamaan dalam Buka Puasa Bersama TIMA, RSKB, dan Tenaga Pendidik

06 Juli 2015
“Terima kasih kepada anggota TIMA, RSKB, dan tenaga pendidik. Tak terasa sudah satu tahun berlalu sejak kita melakukan buka puasa bersama dan sangat bersyukur kita dapat melewati satau tahun dengan damai. Mudah-mudahan kita bisa melakukan hal serupa di tahun yang akan datang,” ujar Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi, Liu Su Mei.
Pembangunan Sekolah Tzu Chi di Palu

Pembangunan Sekolah Tzu Chi di Palu

29 Juli 2020

Hari Selasa, 28 Juli 2020, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi di Palu, Sulawesi Tengah. Sekolah yang berada di area Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako Palu ini terdiri dari jenjang TK dan SD.

Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -