Anak Kini Ceria, Sedih pun Sirna

Jurnalis : Dini Rantykasari, Fotografer : Dini Rantykasari, Videografer: Clarissa R.

Siang itu, Rabu (17/06/2020), Umi Habibah (29) menitipkan anak semata wayangnya Muhammad Qori kepada ibunya. Dia hendak pergi ke kantor Tzu Chi yang ada di Karawaci, Tangerang dengan diantar oleh tetangganya menggunakan sepeda motor guna menjemput paket bantuan untuk anaknya. Sesampainya di Kantor Komunitas He Qi Tangerang, Umi disambut ramah oleh para relawan.

Hari itu adalah jadwal pembagian bantuan bulanan untuk para penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu) di area Tangerang yang dibantu secara jangka panjang. Di masa pandemi Covid-19 ini kegiatan dijalankan sesuai dengan aturan pemerintah. Bagi penerima bantuan yang rumahnya dekat dengan kantor ini diperbolehkan datang untuk mengambil barang bantuan, tapi diharuskan memakai masker dan tetap menjaga jarak. Sedangkan untuk yang lokasi rumahnya jauh, bantuan dikirimkan melalui jasa pengiriman barang.


Umi Habibah (29) pergi ke Kantor He Qi Tangerang di bilangan Karawaci guna mengambil paket bantuan bulanan untuk anaknya Muhammad Qori, balita difabel dan kurang gizi berusia 2,5 tahun.

“Kebetulan hari ini pas jadwal penerima (bantuan) biaya hidup dan berupa barang juga seperti pampers, susu. Untuk biaya hidup di awal kita sudah transfer dulu karena sebagian ada yang tidak bisa datang kan masalahnya masih pandemi,” jelas Rita Malia Widjaja, relawan Tzu Chi yang pada kegiatan ini bertugas sebagai koordinator pembagian bantuan. 

Sebanyak empat Gan En Hu yang diberi bantuan hari itu. Salah satunya adalah Muhammad Qori, seorang balita difabel dan menderita gizi buruk yang dibantu oleh Tzu Chi sejak Februari 2019. Usai disemprotkan disinfektan oleh relawan, Umi kemudian diberikan paket bantuan oleh Rita. Rita saat itu juga menanyakan kondisi perkembangan anak yang disapa Qori ini kepada Umi, serta pekerjaan suaminya di masa pandemi ini.  


Relawan Tzu Chi dari He Qi Tanggerang Rita Malia Widjaja menanyakan kondisi kesehatan Qori dan pekerjaan suami Umi.

Tak berlama-lama, Umi kemudian pulang ke rumahnya di daerah Poris, Kecamatan Batu Ceper, Tangerang. Di rumahnya yang seluas 3 x 2 meter, Umi membuka paket bantuan yang terdiri dari 7 bungkus popok bayi sekali pakai, yang mana per bungkusnya terdapat 8 buah, serta 3 kaleng susu ukuran besar.

Umi lalu bercerita, Qori yang lahir dua setengah tahun lalu nampak seperti anak normal. Namun seminggu setelah lahir suhu tubuh anaknya panas terus, dan di bagian leher dan di samping kedua telinganya tumbuh benjolan kecil-kecil. Namun karena saat itu tak ada biaya dan belum punya BPJS, Qori tidak dibawanya berobat.


Umi membuka paket bantuan Tzu Chi yang terdiri dari 7 bungkus popok bayi sekali pakai, yang mana per bungkusnya terdapat 8 buah, serta 3 kaleng susu ukuran besar.

Di usia 4 bulan, Qori mulai sering sesak nafas sehingga kerap dirawat. Setidaknya empat kali dirawat di rumah sakit dalam sebulan. Dari dokter yang menangani, diketahui bahwa sesak yang diderita Qori karena penyakit tuberkulosis. Setelah dicek lebih lanjut ternyata balita laki-laki ini juga mengalami kelainan hormon hipotiroid yang menyebabkan tumbuh kembangnya lamban. Sehingga di usia 2,5 tahun Qori belum bisa berjalan dan berbicara. Selain itu Qori juga menderita cerebral palsy, kurang gizi, dan gangguan pencernaan.

Umi berpikir musabab kondisi kesehatan anaknya ini ada kaitannya dengan pola makannya saat ia mengandung. “Pas hamil kan saya makannya enggak teratur. Suami juga enggak kerja dari pas hamil jadi saya jarang makan buah-buahan, jarang makan yang bergizi. Mau beli tapi enggak ada uang lagi. Hamil juga saya enggak tinggal di sini, di rumah mertua saya. Mertua juga janda, cuma buruh cuci. Ya sudah saya di situ makan seadanya, kadang-kadang sehari sekali,” kenangnya.

Bantuan Tzu Chi Membuat Qori Ceria


Umi memberi minum susu untuk Qori. Setelah mengonsumsi susu khusus bantuan Tzu Chi, Umi merasakan ada perkembangan yang cukup signifikan pada Qori.

Hingga pada awal tahun 2019 suatu hari dokter meresepkan susu khusus untuk Qori karena dia mengalami masalah pencernaan. Umi begitu shock saat dokter mengatakan harga sekaleng susu khusus tersebut berkisar 400 hingga 700 ribu rupiah. Penghasilan suaminya sebagai buruh pabrik pembuatan plafon tak cukup untuk membeli susu seharga itu. Di ruang perawatan Umi hanya bisa menangis. Ibu pasien lain yang dirawat satu ruangan dengan anaknya lalu bertanya kepadanya kenapa menangis.

“Saya bingung saya disuruh ganti susu tapi saya enggak punya uang kata saya gitu. Jangankan buat beli susu, buat sehari-hari saja saya susah,” tutur Umi mengulang jawabannya pada ibu itu kala itu. Ibu tersebut kemudian menyarankannya mengajukan bantuan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi.

Tak mau menyerah untuk menyembuhkan anaknya, setelah Qori usai dirawat, Umi menuruti saran ibu tersebut dengan menyambangi Kantor He Qi Tangerang untuk mengajukan bantuan susu khusus. Setelah beberapa relawan datang menyurvei ke rumahnya, pengajuan bantuannya dikabulkan.

Alhamdulillah diterima pengajuannya. Waktu itu (bantuannya) susu sama obat yang enggak ditanggung,” ujar ibu rumah tangga ini.

Setelah mengonsumsi susu khusus bantuan Tzu Chi, Umi merasakan ada perkembangan yang cukup signifikan pada Qori.


Qori sangat ceria saat bermain lempar bola bersama ibunya.

Alhamdulillah banget, dulu anak saya beratnya cuma 5 kilo enggak pernah naik. Itu umur 1 tahun lebih. Iya 5 kilo saja sama kayak anak bayi baru lahir. Tapi pas dibantu yayasan tuh Alhamdulillah banget ya. Berat badannya sudah naik, memang susunya untuk membantu menaikkan berat badan. Terakhir kemarin kalau enggak salah 9 (kilogram),” tutur Umi.

Selain kenaikan berat badan, secara fisik Qori pun lebih kuat. Jika didudukan, Qori kini sudah bisa bertahan sampai 10 menit. Umi menuturkan, buah hatinya kini juga mengalami peningkatan merespon, dan belakangan mulai senang bermain lempar bola. Ya, dari pantauan kami, Qori begitu ceria dan banyak tertawa saat bermain lempar bola bersama ibunya yang kini tumbuh asa bahwa kedepannya Qori bisa lebih sehat dan ceria.

Mengetahui kondisi Qori mengalami perbaikan, Rita sebagai relawan Misi Amal Tzu Chi ini begitu senang dan berharap balita ini terus mengalami perkembangan.

“Yang pasti kami relawan senang sekali karena kita bisa membuat keluarga ini kembali tersenyum karena kondisi Qori kan sebelumnya rawan karena dia kurang gizi. Semenjak dia sudah ada konsumsi susu yang diajukan dokter gizi perkembangannya sangat baik. Semoga adik Qori bisa sehat kembali, maksudnya gizinya cukup. Jadi dia bisa beraktivitas seperti anak-anak balita lainnya,” harap Rita.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -