Atmosfer Cinta Kasih
Jurnalis : Rianto Budiman (He Qi Timur), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Timur)
|
| ||
Acara dibuka dengan sambutan dan pembacaan surat dari Master Cheng Yen oleh Johan Shixiong selaku koordinator kegiatan. Sebanyak 122 relawan turut berpartisipasi dalam pembagian beras cinta kasih yang berlangsung dengan tertib, aman, dan lancar ini. Nuansa yang Tak Terekam
Keterangan :
Hal yang tidak terekam adalah adanya nuansa cinta kasih dan perasaan bersyukur dari para relawan dan warga penerima bantuan. Atmosfer ini sangat terasa bagi yang ada di lokasi pada saat itu. Mungkin kata–kata juga tidak cukup untuk menggambarkan nuansa ini, kiranya gambar–gambar yang menyertai tulisan ini dapat lebih memperjelas atmosfer cinta kasih yang melingkupi lokasi kegiatan pada saat itu. Pernyataan Nuansa Cinta Kasih
Keterangan :
Seorang relawan lainnya, Effendy Shixiong mengungkapkan bahwa baru pada kegiatan kali inilah dia dapat merasakan meratanya perasaan bersyukur yang begitu tulus dari para warga penerima bantuan. Perasaan yang sama juga diungkapkan oleh Tjatiban (72), salah seorang penerima bantuan. Warga di Jl. Gadang ini menyatakan bahwa dia merasa bahagia dan terharu karena ada organisasi yang membantu tanpa pamrih dan tidak membeda-bedakan agama. Atmosfer cinta kasih yang melingkupi lokasi acara kiranya adalah buah dari diterapkannya budaya humanis Tzu Chi oleh para relawan dalam melaksanakan kegiatan ini. Para realawan sangat kompak dan harmonis serta sangat menjunjung tinggi sikap ‘Bersyukur (Gan En), Menghargai (Zun Zhong), dan Cinta Kasih (Ai)’. Setiap karung beras cinta kasih diberikan secara langsung dari tangan relawan kepada warga. Para relawan juga begitu sigap dan siap untuk membantu para warga yang kesulitan untuk mengangkat karung beras cinta kasih. Ketika para warga akan keluar dari lokasi kegiatan setelah menerima bantuan beras cinta kasih, dua baris relawan di kiri dan kanan akan menyambut, dengan membungkukkan badan para relawan serentak mengucapakan terima kasih, “Gan En”. Peragaan bahasa isyarat tangan Tzu Chi di tengah-tengah acara bukan hanya menghibur, tetapi juga berhasil menghadirkan keceriaan bagi para warga penerima bantuan dan seluruh relawan Tzu Chi. Bahkan ada beberapa warga yang turut menggerakkan tangannya mencoba meniru gerakan para relawan . Benih cinta kasih yang telah ditaburkan ini haruslah terus dirawat dan dipupuk agar apa yang dikutip dari surat Master Cheng Yen berikut ini niscaya dapat terwujud: “Sumbangan yang sekadar ini akan habis pada saatnya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa.” | |||
Artikel Terkait

Menjalin Jodoh dan Meringankan Penderitaan
16 Desember 2011 Kehangatan kasih para insan Tzu Chi begitu terasa pada kegiatan bakti sosial ini, yang dimana para relawan selalu berinteraksi dan mendampingi para pasien dalam menjalani pengobatan.
“Ibuâ€
08 Mei 2013 “Bakti sosial kesehatan ibu dan anak diadakan untuk menyentuh kehidupan ibu-ibu di sini serta anak-anak. Seperti kita ketahui, kesehatan anak dan keluarga umumnya ditentukan oleh ibu-ibunya karena ibu-ibu yang paling bisa mengatur asupan gizi.
Tiga Ribu Rumah: Berdana dengan Sukacita
23 Oktober 2018Sejak penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang kerja sama antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pembangunan 3.000 unit rumah untuk masyarakat Lombok (Nusa Tenggara Barat), Palu, Sigi, dan Donggala (Sulawesi Tengah), yang dilaksanakan pada 15 Oktober 2018 lalu, relawan Tzu Chi pun mulai menggalang dana untuk itu.