Awalnya Hanya Tong Sampah

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
foto

* Para relawan juga mengajak seluruh peserta sosialisasi mulai dari kepala sekolah hingga para anggota Osis Sekolah Permai untuk turut serta melakukan bahasa isyarat tangan.

Bunyi bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar di Sekolah Permai, Pluit Karang Barat, Jakarta Utara, menggema memenuhi lorong-lorong sekolah.

Berbeda dengan beberapa kelas yang mulai ditinggalkan oleh siswa-siswi, di salah satu ruangan SMU Permai, lebih kurang 15 relawan Tzu Chi terlihat tengah sibuk menata meja dan bangku untuk kegiatan sosialisasi Tzu Chi dan Misi Pelestarian Lingkungan.

"Kami mendapatkan undangan dari Sekolah Permai untuk melakukan presentasi mengenai Tzu Chi dan misi pelestarian lingkungan," tutur Ernie Lindawati, koordinator kegiatan.

Erni menjelaskan, undangan sosialisasi tersebut diperoleh dari putrinya, yang notabene bersekolah di SMU Permai. "Kebetulan pihak sekolah ingin menumbuhkan sikap kepedulian lingkungan kepada para murid. Dan sesuai dengan yang mereka dengar, Yayasan Buddha Tzu Chi cukup relevan untuk memberikan materi tersebut. Jadi mereka langsung menghubungi anak saya, apakah saya dan relawan Tzu Chi lainnya bersedia share dengan mereka," tambahnya.

Kesempatan menebarkan benih kebajikan ini tentu disambut baik oleh Tzu Chi. Jalinan jodoh antara Yayasan Buddha Tzu Chi dan Sekolah Permai ternyata dipersatukan dalam misi peletarian lingkungan.


foto  

Ket : - Walaupun baru pertama kali mengenal Tzu Chi, namun Kepala Sekolah Permai, mengaku sangat tersentuh,
           terutama ketika mendengar bahwa orang yang telah dibantu Tzu Chi, bisa membantu orang lain lagi.

Tanggal 14 Oktober 2008, tepat pukul 15.00, acara dibuka dengan pertunjukan bahasa isyarat tangan. Para relawan tidak segan-segan mengajak para peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP DAN SMU Permai, untuk turut serta mengikuti gerakan demi gerakan. Meskipun masih terlihat sedikit malu-malu dan canggung, namun lama kelamaan para peserta menikmatinya.

Setelah cukup melakukan pemanasan, materi mengenai Tzu Chi dan misi pelestarian lingkungan pun akhirnya diberikan. Serius tapi santai, para peserta mengikuti setiap sesi yang diberikan.

"Banyak sekali pengetahuan yang tadinya saya tidak tahu, sekarang jadi tahu. Ternyata dengan memisahkan sampah bisa membantu pelestarian lingkungan," tutur Ria Meilinda, salah satu pengurus OSIS yang berencana akan langsung mempraktikkan ilmu yang diperolehnya hari ini, di rumahnya.

foto   foto

Ket : - Sebelum memulai dan ketika menutup acara sosialisasi Tzu Chi dan daur ulang, para relawan Tzu Chi
           menampilkan isyarat bahasa tangan. (kiri)
        - Berawal dari tong sampah, jalinan jodoh Tzu Chi dan Sekolah Permai mulai terajut. Tidak hanya pemberian
          tong sampah, rencananya Tzu Chi juga ingin melakukan sosialisasi bervegetarian pada pertemuan
          mendatang. (kanan)

Antusiasme serta respon yang diberikan Sekolah Permai juga sangat baik. "Mereka tertarik untuk bekerja sama dengan kita (Tzu Chi-red). Dan apabila tidak ada halangan, minggu depan kami akan mengadakan penyuluhan kembali, karena mereka akan memulai program pemilahan sampah ini, pada tanggal 27 Oktober 2008," jelas Ernie.

Ditanya mengenai alasan mengapa Sekolah Permai mau bekerja sama dengan Tzu Chi, Hartati, selaku kepala sekolah menjelaskan, "Ini adalah kali pertama saya mengenal Tzu Chi. Saya sangat tersentuh dengan kegiatan kemanusiaan yang telah dilakukan, terlebih pihak yang dibantu pun akhirnya bisa membantu orang lain kembali. Saya juga melihat kesungguhan Tzu Chi dalam program pelestarian lingkungan. Oleh sebab itu apabila memang tidak ada halangan maka kerja sama ini bisa dilakukan."

foto   foto

Ket : - Serius tapi santai, beginilah suasana sosialisasi Tzu Chi di Sekolah Permai, Pluit Karang Barat,
           Jakarta Utara. (kiri)
        - Tidak hanya melakukan sosialisasi mengenai Yayasan Buddha Tzu Chi, Suriadi, salah satu pembicara dari
           Tzu Chi juga menjelaskan mengenai misi daur ulang Tzu Chi dan menunjukkan beberapa alat-alat makan
           Tzu Chi yang ramah lingkungan. (kanan)

Program pelestarian lingkungan ini, berupa pemberian beberapa tong sampah, serta stiker pelestarian lingkungan oleh Tzu Chi, dan sampah-sampah yang telah dikumpulkan, nantinya akan disumbangkan ke posko daur ulang Tzu Chi. Tidak hanya itu, para insan Tzu Chi juga akan melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan kepada seluruh siswa-siswi Sekolah Permai.

"Kerja sama ini berawal dari niat kami untuk mendapatkan tong sampah yang digunakan untuk memilah-milah sampah kepada Tzu Chi, agar anak didik kami tahu bagaimana caranya menjaga lingkungan," ucap Hartati sambil tersenyum.

 

Artikel Terkait

Bersama Bersihkan Rumah, Bersama Bahagiakan Hati

Bersama Bersihkan Rumah, Bersama Bahagiakan Hati

18 Juni 2018

Minggu siang, 10 Juni 2018, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 1 membersihkan satu bagian rumah batin Tzu Chi yakni Gan En Lou lantai 7 yang berisikan 30 kamar tidur. Jika ada kegiatan besar, seluruh relawan di penjuru Indonesia menginap di bagian ini.

Memahami Lebih Jauh Tentang Kanker Kolorektal

Memahami Lebih Jauh Tentang Kanker Kolorektal

10 Oktober 2018

Dr. Peter F, Chen dari TIMA Amerika Serikat mengisi seminar tentang kanker kolorektal yang digelar di Aula Quo Yi Ting, Tzu Chi Center, PIK kemarin, Selasa 9 Oktober 2018. Ia menjelaskan bahwa setiap tahun, sekitar 1,4 juta kasus kanker di dubur dan usus besar terdiagnosa. Prediksinya akan ada 2,4 juta kasus baru muncul di tahun 2035 apabila kita tidak melakukan pencegahan.

Mewariskan Ajaran Cinta Kasih

Mewariskan Ajaran Cinta Kasih

03 Juni 2021

Pandemi yang tidak kunjung usai tidak menghalangi relawan Tzu Chi Batam untuk bersama-sama mendalami Dharma dan menjalin jodoh baik dengan para Bodhisatwa baru melalui Pelatihan Abu Putih pada 30 Mei 2021.

Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -