Bagi Beras di Cengkareng Timur

Jurnalis : Apriyanto , Fotografer : Apriyanto
 

foto
Sebagai wilayah yang padat penduduk, Cengkareng Timur memiliki banyak masyarakat yang hidup dalam kemiskinan.

Kesehatan merupakan hal utama dalam kehidupan. Seorang yang sehat akan mampu melakukan banyak hal dan bahkan bisa mendukung lingkungannya menjadi lebih baik. Di dalam suatu kawasan yang dihuni oleh penduduk tentunya memerlukan perhatian khusus mengenai kesehatan masyarakatsetempat. Oleh karena itulah Camat Cengkareng, Jakarta Barat menjalankan program bakti sosial kesehatan yang bekerjasama dengan Rumah Sakit St. Carolus dan pembagian beras yang bekerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Sebelum kegiatan pembagian beras dilaksanakan pada hari Senin 21 Oktober 2013 di Kantor RW 03, Cengkareng Timur, para relawan terlebih dahulu membagikan kupon dan survei pada hari Sabtu (19 Oktober 2013). Dari data yang didapat, sebanyak 314 warga dinilai berhak untuk mendapatkan kupon beras. Menurut Junaidi, Camat Cengkareng Timur, bahwa wilayah Cengkareng termasuk wilayah yang padat dan tentu masyarakatnya pun banyak yang tidak mampu. Maka dengan adanya kepedulian dari pihak rumah sakit dan Yayasan Buddha Tzu Chi, ia berharap warga di Cengkareng Timur bisa merasakan sedikit kehangatan. “Jika masyarakatnya sehat, maka berpikirnya pun sehat. Dan jika berpikirnya sehat lingkungannya pun aman,” jelas Junaidi.

Maka dari itu ia sangat menyambut baik dukungan dari Tzu Chi dalam membagikan beras, sebab pembagian beras ini setidaknya telah membantu mengurangi beban ekonomi warga sekaligus mempererat tali silaturahmi antara insan Tzu Chi dengan warga sekitar. Salah satu warga yang merasakan kehangatan dari pembagian beras itu adalah Muslihah. Saat seremoni masih berlangsung Muslihah yang telah berusia 80 tahun terus menyimak dengan tatapan mata yang sayu. Ia bahagia karena dilibatkan sebagai penerima bantuan, namun ia juga sedih karena di saat-saat seperti ini ia hidup sendiri tanpa dampingan sang suami. Puluhan tahun yang lalu adalah kenangan yang terpahit dalam hidup Muslihah. Waktu itu suaminya yang bernama Ripai meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Namun sebelum derita itu pulih cucunya pun meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Kini tanpa memiliki keahlian, Muslihah menggantungkan hidupnya dari dana pensiun almarhum suaminya yang dulu bekerja di Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.

foto   

Keterangan :

  • Junaidi, Camat Cengkareng (tengah) sedang memberikan beras kepada seorang warga. Ia berharap dengan perhatian dan kehangatan dapat menciptakan keamanan di masyarakat (kiri).

Pada pembagian beras hari itu Muslihah merasa tersentuh. Setelah menerima sekarung beras 20 kg, Muslihah langsung memikulnya seorang diri. Sambil tersipu ia berkata, “Saya bahagia menerima beras dan bantuan pengobatan. Selama ini jarang sekali menerima bantuan seperti ini.” Beras itu akan habis pada waktunya, tapi kebahagiaan mereka akan terus bertahan di setiap hati insan Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

Bersilaturahmi Sambil Melatih Diri

Bersilaturahmi Sambil Melatih Diri

14 September 2012 Kunjungan kasih ini selain mempererat tali persaudaraan antar relawan dengan para penerima bantuan, juga merupakan pengalaman yang sangat berarti bagi seluruh insan Tzu Chi agar dapat melatih diri dan ikut merasakan penderitaan yang sedang dihadapi oleh para penerima bantuan.
Tuang Bersama Celengan Bambu di Summarecon Mall Serpong

Tuang Bersama Celengan Bambu di Summarecon Mall Serpong

16 September 2022

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang turut berpartisipasi dalam kegiatan Tuang Bersama Celengan Bambu Tzu Chi di Summarecon Mall Serpong, Tangerang Selatan pada 9-10 September 2022.

Merasa dihargai

Merasa dihargai

03 Maret 2014 Menurutnya semenjak Manado dilanda banjir bandang, banyak organisasi yang memberikan bantuan. Tapi semua itu berbeda dengan cara Tzu Chi memberikan bantuan. “Yang membuat Tzu Chi berbeda adalah, yayasan ini dalam memberikan bantuan turun langsung ke lapangan.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -