Bahagianya Hasnawati Sambut Rumah Baru Lewat Program Bebenah Kampung Tzu Chi Tahap 6

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Teksan Luis (tengah) bersama Lurah Kamal Muara Drs. H. Tahta Yujang Taba dan Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Joe Riadi menyaksikan langsung proses surat perjanjian nota kesepahaman antara warga dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang terpilih dalam program bedah rumah.

Hasnawati (37), warga Kampung Nelayan RT.03/04, Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara adalah salah satu dari 10 keluarga penerima program bedah rumah tahap enam dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Wajahnya memancarkan kegembiraan dan rasa syukur yang mendalam.

Rumah panggung berdinding kayu yang selama ini ditempatinya akan segera dipugar. Dinding kayu akan diganti dengan dinding batu yang kokoh, lantai rumah akan dilapisi keramik putih yang bersih, dan atap yang sebelumnya bocor dan berlubang akan segera diperbaiki. Tak hanya itu, rumah barunya juga akan memiliki tiga kamar dengan jendela, lantai keramik yang rapi dan bersih, serta halaman rumah yang asri.

Program bedah rumah tahap ke-6 di Kamal Muara  ini mencakup wilayah RT.03 RW.04, Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Bersama sembilan kepala keluarga lainnya, Hasnawati menjalani proses penandatanganan surat perjanjian pembangunan rumah layak huni. Acara ini disaksikan oleh Lurah Kamal Muara, Drs. H. Tahta Yujang Taba, relawan Tzu Chi sekaligus Koordinator Program Bedah Kampung Tzu Chi, Teksan Luis, Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi, Joe Riadi, serta Ketua RW 04, Latief, pada Selasa, 18 Februari 2025 di Kantor Kelurahan Kamal Muara.

Hasnawati dengan wajah gembira mendengarkan penjelasan dari Joe Riadi, relawan Tzu Chi, tentang desain rumah yang akan dibangun Tzu Chi.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Rumah saya yang berdiri di atas rawa, bagian belakangnya baru saja roboh. Sementara ini, rumah hanya ditopang oleh adik dan suami saya. Temboknya yang terbuat dari tripleks sering bergoyang jika ada hujan dan angin kencang, sehingga saya merasa takut," ungkap Hasnawati saat ditemui di rumahnya. Kekhawatiran dan rasa takut masih tampak di wajahnya ketika menceritakan kondisi rumahnya saat ini.

Hasnawati menjelaskan bahwa dirinya telah mengajukan permohonan bedah rumah kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sejak setahun lalu, dan kali ini ia masuk dalam bedah rumah di tahap ke-6. Proses seleksinya memang cukup ketat, dimana salah satunya adalah syarat bahwa penerima bantuan harus memiliki sertifikat hak milik atas tanah tempat rumahnya berdiri.

Hasnawati menunjukkan kondisi rumah panggungnya yang dihuni oleh enam jiwa. Rumah Hasnawati nantinya akan memiliki tiga kamar tidur, satu ruang tamu, satu dapur, dan satu kamar mandi, serta halaman di depan rumah untuk berjualan.

Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia, Joe Riadi, menjelaskan bahwa pertemuan dan penandatanganan perjanjian ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga mengenai aturan setelah rumah mereka selesai dibangun.

"Setelah rumahnya dibangun, mereka wajib menempatinya selama 10 tahun. Rumah ini tidak boleh dijual, disewakan, atau dialihkan kepada orang lain. Selain itu, mereka juga harus menjaga dan merawat rumah ini agar tetap bersih dan nyaman. Selama proses pembangunan, kami juga meminta mereka turut mengawasi material yang digunakan dan memastikan kualitas bangunan," jelas Joe Riadi.

Lurah Kamal Muara Drs. H. Tahta Yujang Taba mengajak warga yang rumahnya terpilih untuk dibangun kembali oleh Tzu Chi untuk merawat dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungannya.

Lurah Kamal Muara, Drs. H. Tahta Yujang Taba, yang turut hadir dalam acara ini, mengucapkan terima kasih kepada relawan dan Yayasan Buddha Tzu Chi atas perhatian mereka kepada warga Kamal Muara.

"Berkat ketulusan para relawan Buddha Tzu Chi, rumah bapak dan ibu sekalian akan segera dibangun menjadi rumah yang layak dan sehat untuk dihuni. Alhamdulillah, warga Kamal Muara selalu mendapat perhatian karena kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berada di wilayah ini. Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa rumah, tetapi juga pembangunan satu unit sekolah Islam dan dua rumah ibadah (masjid)," ujar Drs. H. Tahta Yujang Taba.

Ia juga mengapresiasi proses seleksi penerima bantuan rumah yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi. "Proses seleksi ini sangat ketat dan transparan, tanpa ada unsur KKN. Semua dilakukan berdasarkan asas kemanusiaan. Saya menandatangani perjanjian ini dengan yakin karena prosesnya telah melalui tahapan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan," tegasnya.

Selain itu, ia juga berpesan kepada warga penerima bantuan bedah rumah ini agar merawat rumah mereka dengan baik. "Membangun itu mudah, tetapi merawatnya yang lebih penting. Tolong jaga kebersihan dan kesehatan lingkungan agar program ini dapat terus berlanjut," harapnya.

Sepuluh keluarga berfoto bersama dengan relawan Tzu Chi Indonesia dan Lurah Kamal Muara Drs. H. Tahta Yujang Taba, Ketua RW 04 Latief setelah menjalani tandatangan nota kesepahaman untuk proses pembangunan rumah di Kantor Kelurahan Kamal Muara. 

Di akhir acara, Teksan Luis turut mensosialisasikan program Celengan Bambu Tzu Chi yang telah berjalan selama ini. "Bapak dan ibu tahu dari mana dana pembangunan rumah ini berasal? Dana ini dikumpulkan dari celengan bambu yang diberikan oleh Yayasan Tzu Chi kepada masyarakat. Banyak pegawai, buruh pabrik, dan karyawan swasta yang ikut berpartisipasi dalam program ini. Kami mengajak bapak dan ibu sekalian untuk turut bersumbangsih, bukan soal jumlahnya, tetapi ketulusan hati yang kami harapkan," jelas Teksan. Program bedah rumah ini tidak hanya bertujuan membantu warga mendapatkan rumah layak huni, tetapi juga menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

Program Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara saat ini sudah memasuki tahap keenam, dan telah membangun 38 unit rumah layak huni serta merenovasi Masjid Jami Al-Huda, Masjid Nurul Bahar, dan gedung sekolah MI Nurul Islam 1. Selain itu, bantuan juga diberikan dalam bentuk gerobak usaha, sembako bagi warga Kampung Nelayan, serta baksos kesehatan untuk memantau kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak di Kamal Muara.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Kisah Haru Sang Guru Ngaji

Kisah Haru Sang Guru Ngaji

09 Desember 2019

Rumah bukan semata tempat tinggal, tetapi rumah adalah hal utama yang memberikan ketenangan batin dan kenyamanan penghuninya. Seperti Julaesih (62) dan Turaeni (68), keduanya kini bisa merasakan hidup yang tenang dan nyaman di usia senja mereka.

Bersama Tzu Chi, Wapres RI Terpilih Kunjungi Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Kamal Muara

Bersama Tzu Chi, Wapres RI Terpilih Kunjungi Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Kamal Muara

28 Juni 2024

Tzu Chi Indonesia dan Pemmrov DKI Jakarta berbagi konsep program bebenah kampung kepada Wapres RI Terpilih Gibran Rakabuming Raka, langsung di lokasi Bebenah Kampung Tzu Chi Kamal Muara.

Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara: Ternyata Begini Rasanya, Bahagia!

Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara: Ternyata Begini Rasanya, Bahagia!

19 Desember 2022

Tzu Chi memulai Program Bedah Rumah Tahap ke-3 di Kamal Muara, Sabtu, 17 Desember 2022 dengan membongkar lima rumah para penerima bantuan. Pembangunan kembali rumah ini diperkirakan akan selesai dalam tiga bulan ke depan.

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -