Baksos Kesehatan di Tulang Bawang
Jurnalis : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas)|
|
| ||
| Pengalaman yang luar biasa datang dari sebuah bakti sosial kesehatan umum dan gigi di daerah Tulang Bawang, Lampung. Bayangkan saja, perjalanan menyeberangi Pelabuhan Merak menuju Bakauheni tidak berakhir begitu saja. Menuju Desa Tulang Bawang di Sungai Buaya Estate, Region Lampung, membutuhkan waktu 21 jam bagi para relawan untuk mencapai desa tersebut. Hujan yang deras, membuat jalanan berlumpur dan bus yang kami tumpangi tidak dapat menembus akses jalan yang terpotong. Relawan Tzu Chi kemudian memutuskan untuk berjalan kaki menuju titik penjemputan dari Sungai Buaya Estate yang berjarak 300 meter di depan. Jalan yang berbatu, licin, lengket dan berlumpur malah membuat kami semakin bersemangat. Petualangan yang luar biasa dari sebuah bakti sosial di Lampung. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 subuh di saat kami (Tim medis Tzu Chi, relawan Tzu Chi Perwakilan Sinarmas, relawan Tzu Chi Lampung, dan relawan Sungai Buaya Estate) menginjakkan kaki berlumpur kami di Sungai Bengkal Estate. Tak berselang beberapa jam, kami sudah menyiapkan kembali diri kami. Minggu, 10 April 2011, tepat jam 7 pagi, Region Controller Lampung, H. Mulyanto membunyikan gong tanda dimulainya bakti sosial kesehatan umum dan gigi di Sungai Buaya Estate. Jauh dari Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat Penyakit yang dijumpai para dokter sangatlah beragam. Pegal karena kelelahan otot, flu berat, diabetes sampai lepra. Tim medis pun menyambut berkah yang diberikan dengan penuh sukacita. Para apoteker menyediakan obat dengan cepat dan resep pun dikembalikan kepada setiap pasien. Bagi para lansia, relawan Tzu Chi Lampung dan relawan Sungai Buaya Estate siap membantu membopong atau menggendong tatkala para lansia tidak sanggup lagi untuk berjalan.
Keterangan :
Dinda, adalah salah seorang anak yang mengantri di dokter gigi. Diperiksa oleh drg. Nane, Dinda tampak sangat senang menunggu gilirannya tiba. “Takut nggak, Dinda?” tanya saya (penulis). “Enggak, malah seneng banget. Gigiku yang sakit bisa dicopot!” jawabnya. Baksos kesehatan yang berjalan selama 7 jam ini dapat menangani 651 pasien umum, 131 pasien gigi di sekitar Sungai Buaya Estate dan Mill, Sungai Merah Estate dan Mill, Mesuji Estate dan Gedong Aji Baru dan Gedong Aji Lama. Sebanyak 82 pasien menjadi pasien rujukan Tzu Chi yang akan ditindaklanjuti setelah baksos berakhir. “Semoga para pasien bisa sembuh dan kami berharap agar jalinan jodoh ini berkelanjutan,” ujar Adi, koordinator baksos kesehatan ini.
Keterangan :
Cinta kasih tidak akan habis bila diberikan, tetapi akan semakin banyak bila disebarkan. Bakti sosial di wilayah pedalaman Lampung kiranya dapat menjadi jembatan cinta kasih bagi semua pasien dan relawan. Setiap sentuhan kasih yang diberikan oleh para relawan menjadi senyum yang terindah dari para pasien. Obat diberikan, pasien diantar pulang, dan para relawan Sungai Buaya Estate menutup hari itu dengan menyerahkan celengan bambu yang mengingatkan para relawan akan cikal bakal Yayasan Buddha Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait
Rahmad, Sarif, dan Samsul (Bag. 1)
11 Januari 2011 Di selasar Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Jakarta, ketiga kakak-beradik itu berusaha untuk tetap fokus “melukis” huruf-huruf abjad. “Saya mau bikin yang “kursi”,” kata Syarifudin atau yang biasa dipanggil Sarif. “Gemerincing Koin Cinta Kasih
19 Oktober 2015 Sabtu, 17 Oktober 2015, Agung Sedayu Grup (ASG) melalui program ASG Berbagi, kembali mengadakan acara penuangan celengan bambu di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Dengan motto Segenggam Harapan ‘tuk Mereka Bahagia, penuangan ini telah diadakan untuk keempat kalinya.










Sitemap