Baksos NTT: Pelipur Lara di Kala Duka

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya

fotoRelawan Tzu Chi (kanan) dengan penuh rasa hormat memberikan kupon beras kepada warga Desa Pambotanjara, Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Matahari mulai menyapa pagi tatkala rombongan relawan Tzu Chi berangkat menuju Kantor Dinas Sosial Pemkab Sumba Timur. Kamis, 22 Desember 2011, rombongan relawan Tzu Chi dibagi lagi menjadi 3 kelompok. Target pembagian hari itu adalah Kelurahan Pambotanjara (286 KK), Watumbaka (229 KK), Kambatatana (317 KK), dan Kadumbul (267 KK). Di daerah ini termasuk daerah yang (paling) rawan pangan di antara daerah lainnya. Desa Pambotanjara masuk dalam Kecamatan Waingapu. Sekitar 30 menit perjalanan sampailah kami di kantor desa.

Bagi Manaina Ndapa Huda berita adanya pembagian beras dari Tzu Chi ini cukup menyejukkan hatinya. Dengan berjalan kaki, pria berusia 49 tahun ini pun segera menuju kantor desa. Dua jam perjalanan dilaluinya dari rumahnya yang berada di atas bukit. Manaina Ndapa Huda sendiri adalah seorang petani jagung, namun karena curah hujan sangat minim membuat ia mengalami gagal panen. Ia baru saja menanam kembali ladang jagungnya di musim penghujan ini. Meski tanaman jagungnya saat ini sudah tumbuh setinggi lutut orang dewasa, namun bapak 6 orang anak ini tetap saja merasa khawatir. “Kalau curah hujan tinggi, bisa banjir, rusak pula tanaman jagung,” ujarnya.

Dengan ladang seluas 50 are (sekitar ½ hektar), Manaina bertanam jagung hanya cukup untuk kebutuhan hidup ia dan keluarganya saja. Setiap kali panen, hasil yang didapat tidak lebih dari 50 ikat yang cukup ia gunakan sebagai cadangan makanan sampai 5 bulan. Sudah sejak 2 tahun lalu hasil panen Manaina selalu turun hasilnya. “Kalau dulu (3 tahun lalu –red) saya bisa dapat 100 ikat,” keluh Manaina. Menurutnya cuaca atau iklim kini sudah makin tidak bersahabat bagi para petani pada umumnya di Sumba Timur ini. Dari 6 orang anaknya, tidak ada yang melanjutkan ke SMP (Sekolah Menengah Pertama). Selain jarak sekolah yang cukup jauh, Manaina sendiri tak sanggup jika harus membiayai anaknya sekolah. Penghasilan tambahan Manaina hanya diperoleh dari penjualan telur ayam kampung dari 2 ekor ayam miliknya.              

foto   foto

Keterangan :

  • Bagi Manaina Ndapa Huda (depan) berita adanya pembagian beras dari Tzu Chi ini cukup menyejukkan hatinya. Dengan berjalan kaki, pria berusia 49 tahun ini pun segera menuju kantor desa. Dua jam perjalanan dilaluinya dari rumahnya yang berada di atas bukit (kiri).
  • “Beras boleh habis tetapi cinta kasih ini akan terus berkelanjutan," kata Petrus, Sekretaris Desa menyampaikan rasa haru dan bangganya akan perhatian dari relawan Tzu Chi yang sudah mau datang jauh-jauh dari Jakarta untuk membantu masyarakat Desa Pambotanjara (kanan).

Manaina sangat bersyukur dan berterima kasih dengan adanya pembagian beras ini. Ia merasa pembagian beras ini sangat tepat waktu dan sasarannya, mengingat saat ini ia baru saja memulai masa tanam setelah beberapa bulan lalu mengalami kekeringan (gagal panen). “Senang, terima kasih sekali,” ungkapnya.

Menurut Sekretaris Desa Petrus Pilla, mayoritas warga di desanya adalah warga yang kurang mampu. Kesulitan masyarakat semakin bertambah dengan adanya kekeringan sehingga membuat mayoritas warga mengalami gagal panen. Tak heran jika untuk menyambung hidup warga terpaksa harus memakan iwi (ubi hutan) dan makanan-makanan alternatif lainnya. “Kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan ini,” kata Petrus Pilla, “Beras boleh habis tetapi cinta kasih ini akan terus berkelanjutan.” Mewakili warganya Petrus menyampaikan rasa haru dan bangganya akan perhatian dari relawan Tzu Chi yang sudah mau datang jauh-jauh dari Jakarta untuk membantu masyarakat Desa Pambotanjara. “Merupakan kebangaan bagi kita dan masyarakat Sumba Timur, cinta kasih ini bisa sampai kemari. Semoga kita bisa saling mengasihi dan membantu satu sama lain,” katanya, “Yang mendapat beras bantuan ini semoga bisa memberi juga kepada sanak keluarga dan tetangga yang tidak dapat.”


Artikel Terkait

Memberi Manfaat Bagi Masyarakat Melalui Baksos Kesehatan

Memberi Manfaat Bagi Masyarakat Melalui Baksos Kesehatan

18 Oktober 2018
Pada tanggal 12-14 Oktober 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengirimkan pasien untuk mengikuti baksos yang diadakan oleh Tzu Chi Batam di RS Budi Kemuliaan Batam. Setelah melalui proses screening, sebanyak 24 pasien dari Tanjung Balai Karimun berhasil ditangani dalam baksos tersebut.
Kelas Senyuman Terindah

Kelas Senyuman Terindah

01 Mei 2010
Kehadiran Mulyono shixiong di tengah acara membuat aku dan teman-teman seolah melihat sosok yang ada di televisi muncul di hadapan kami, apalagi setelah tahu dan merasakan betapa susahnya menjadi orang yang tidak sempurna.
Tak Kenal Maka Tak Sayang

Tak Kenal Maka Tak Sayang

31 Oktober 2019

Tamu yang sedikit berbeda pada Kelas Budi Pekerti ini bertujuan agar anak-anak bisa langsung bersentuhan dengan dunia hewan dan berbagi kasih dengan mereka tanpa kecuali. Tentunya selain untuk lebih menyayangi hewan, mereka juga bisa berlatih kewaspadaan dan kehati-hatian saat berhadapan dengan reptil.

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -