Baksos Papua: Menanam Kebajikan di Biak

Jurnalis : Veronika Usha , Fotografer : Himawan Susanto
 
 

fotoKedatangan relawan dan tim medis Tzu Chi disambut dengan tarian 'Yosim Pancar' yang merupakan tarian persahabatan, serta pengalungan karangan bunga oleh anak-anak Biak.

Setelah usai melakukan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-66 di Makassar, Senin 17 Mei 2010, pukul 03.00 pagi, tim medis TIMA dan relawan Tzu Chi Jakarta langsung bertolak dari Makassar menuju Biak. Walaupun masih lelah dan mengantuk, para relawan dan tim medis ini dengan niat bajik melanjutkan perjalanan menanam kebajikan di Pulau Biak, melalui Baksos Kesehatan ke-67.

Doa yang Terjawab
“Sebenarnya sudah dua tahun lalu para relawan Tzu Chi yang berada di Biak meminta kami (TIMA), untuk melakukan kegiatan baksos kesehatan di Papua. Namun karena letak geografisnya yang cukup jauh, maka kami masih mempertimbangkan permintaan tersebut. Hingga akhirnya pihak dari Tzu Chi Biak sendiri, meyakinkan kami kalau mereka serius dan siap untuk mengadakan baksos,” jelas dr. Ruth, selaku koordinator kegiatan baksos.

Salah satu bentuk kesiapan para relawan Tzu Chi di Biak ini terlihat dari keseriusan mereka dalam mempersiapkan rumah sakit yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan baksos. “Pihak rumah sakit sendiri begitu serius melakukan persiapan, salah satunya dengan merenovasi bagian belakang rumah sakit yang rencananya menjadi tempat pelaksanaan baksos,” tambah dr. Ruth. Dengan pertimbangan efektivitas, akhirnya tim medis TIMA memutuskan untuk melakukan Baksos Kesehatan ke-67 di Biak, setelah menyelesaikan kegiatan yang sama di Makassar.

Meskipun akan cukup melelahkan, dr Ruth berharap TIMA tetap bisa memberikan yang terbaik bagi para pasien di Biak. Ia berharap, “Kegiatan baksos kali ini membutuhkan tenaga ekstra dari teman-teman tim medis maupun para relawan, karena diadakan dalam rentang waktu yang saling berdekatan. Oleh karena itu, dukungan dari segala pihak tentunya akan mensukseskan kegiatan ini.”

foto  foto

Ket : - Ketika orang lain tengah tertidur lelap, para relawan Tzu Chi bersiap untuk kembali menebarkan benih             kebajikan melalui kegiatan baksos kesehatan. (kiri)
       - Pagi yang cerah menyambut kedatangan relawan dan tim medis Tzu Chi di Bandara Frans Kasiepo             Biak. Sejak dini hari, para relawan dan tim medis ini berangkat ke Biak usai menyelesaikan baksos             kesehatan di Makassar. (kanan)

Kebutuhan akan Dokter Mata
Mengapa kegiatan yang rencananya akan dilakukan di Papua ini, kini beralih lokasi di Biak? Susanto Pirono, yang merupakan koordinator relawan Tzu Chi Biak menjelaskan, “Kami melihat masyarakat Biak masih belum tersentuh kesejahteraan mereka dalam hal kesehatan. Ketika menderita penyakit, untuk menjalani pengobatan mereka harus ke Papua atau bahkan Australia untuk mendapatkan penanganan yang baik. Terlebih dalam kasus penyakit mata. Di Biak ini, tidak ada satu dokter mata pun, padahal angka penderita penyakit katarak terus meningkat. Atas dasar itulah, kami pun memutuskan untuk mengadakan baksos kesehatan ini di Biak.”

Selain kesulitan tenaga dokter mata, pelayanan kesehatan di Biak pun masih sangat kurang. Masih banyak Puskesmas yang belum memenuhi standar pelayanan kesehatan. Belum lagi kebiasaan buruk warga Biak yang gemar mengonsumsi minuman keras. “Sudah pelayanan kesehatannya kurang, kebiasaan masyarakat yang buruk, membuat tingkat kematian di Biak cukup tinggi,” tegas Susanto.

foto  foto

Ket : - Sebelum meninjau lokasi baksos kesehatan, para relawan dan tim medis Tzu Chi melakukan rapat             bersama membahas persiapan acara baksos keesokan harinya.  (kiri).
         - Relawan Biak tampak sangat aktif dan antusias untuk bersumbangsih dalam baksos. Mereka dengan             sepenuh hati mendengarkan arahan yang diberikan oleh koordinator kegiatan. (kanan)

Bekerja dengan Hati
Agar kegiatan baksos kesehatan dapat berjalan dengan baik, sekitar pukul 13.00 tim medis Tzu Chi (TIMA), beserta para relawan Tzu Chi Jakarta maupun Biak, berkumpul untuk melakukan koordinasi mengenai tata cara pelaksanaan baksos. Meskipun baru pertama kali diadakan, antusiasme dari para relawan Tzu Chi Biak patut diacungi jempol. “Ini memang langkah besar relawan Tzu Chi Biak untuk menebarkan benih cinta kasih di bumi Biak. Kami berharap dengan menerima cinta kasih, mereka juga bisa kembali memberikan cinta kasih mereka kepada orang lain,” harap Susanto.

Para relawan Biak maupun Jakarta bersama-sama terjun langsung ke lokasi untuk melihat langsung kondisi di lapangan tempat akan dilangsungkannya baksos kesehatan tanggal 18 Mei 2010. “Karena baru pertama kali melakukan kegiatan baksos, mereka (para relawan -red) harus tetap mendapatkan pendampingan dari para relawan dari Jakarta.” ucap Susanto. Namun ia yakin, bilamana para relawan ini bisa bekerja dengan hati, maka mereka akan memperoleh kebahagiaan tersendiri.

  
 
 

Artikel Terkait

Cinta Kasih Di Bulan Penuh Berkah

Cinta Kasih Di Bulan Penuh Berkah

07 Mei 2021

Di bulan penuh berkah ini relawan Tzu Chi di Bandung tak henti menebar cinta kasih. Sejak 27-30 April 2021 lalu, relawan Tzu Chi Bandung membagikan bantuan beras di empat wilayah; Tasikmalaya, lalu di Indramayu, kemudian Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.

Penyambutan dan Perpisahan di Tzu Shao Ban Tanjung Balai Karimun

Penyambutan dan Perpisahan di Tzu Shao Ban Tanjung Balai Karimun

15 Juni 2017

 Ada yang istimewa dari kegiatan Tzu Shao Ban Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini. Tzu Shao Ban kali ini dilaksanakan dengan tujuan khusus, yaitu untuk menyambut Tzu Shao dari kelas VI dan perpisahan Tzu Shao kelas XII yang akan meninggalkan Tanjung Balai Karimun untuk melanjutkan pendidikan.

Yuk! Berkarya dengan Zhen Shan Mei

Yuk! Berkarya dengan Zhen Shan Mei

18 April 2018
Untuk pertama kalinya Tzu Chi Pekanbaru mengadakan  Pelatihan Relawan Zhen Shan Mei yang dibawakan langsung oleh Tim Zhen Shan Mei Indonesia yakni Henry Tando, Erli Tan, dan Khusnul Khotimah. Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 14-15 April 2018 ini diikuti oleh 45 peserta di hari pertama, dan 40 peserta pada hari kedua. 
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -