Baksos Tzu Chi ke-89: Sedikit Bicara banyak Bekerja

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Mulyono
 
 

foto
Mata sebelah kanan Sosthesis Sibi sudah dioperasi saat Tzu Chi mengadakan baksos pada tahun 2011. Dan sekarang ia kembali mendaftarkan dirinya untuk mengoperasi mata sebelah kirinya.

Tingginya biaya pengobatan seringkali menjadi momok bagi masyarakat tidak mampu. Bahkan permasalahan biaya ini membuat tak sedikit masyarakat tidak mampu menunda pengobatannya terutama yang berhubungan dengan operasi. Misalnya saja operasi katarak. Di rumah sakit umum baik di kota besar maupun di daerah sedikitnya mematok harga sebesar dua juta rupiah untuk sekali operasi.

Bagi masyarakat yang mampu harga dua juta bukanlah  masalah, tapi tidak demikian bagi masyarakat yang masih hidup dalam garis kemiskinan. Dibandingkan untuk biaya operasi masyarakat tidak mampu tentu lebih  memilih menggunakannya untuk biaya hidup.

Karena permasalahan inilah Yayasan Buddha Tzu Chi perwakilan Jayapura, Papua mengadakan bakti sosial pengobatan katarak bagi masyarakat tidak mampu sebagai solusi kesehatan. Setelah diadakan screening pasien sejak tanggal 18 sampai 20 Maret, maka pada Kamis 21 Maret kegiatan operasi pasien sudah mulai dilaksanakan.

foto   foto

Keterangan :

  • Setelah operasi Sosthesis Sibi memiliki banyak harapan. Ia ingin melihat secara utuh dan luas. Bahkan ia juga mengatakan Tzu Chi adalah organisasi yang banyak bekerja dan sedikit bicara (kiri).
  • Setiap pasien dianggap sebagai keluarga sendiri oleh para relawan Tzu Chi (kanan).

Hari itu sebanyak 50 pasien penderita katarak berhasil dioperasi. Beberapa diantaranya adalah pasien  yang dua tahun lalu (2011) sudah pernah mengikuti baksos serupa yang diadakan Tzu Chi. salah satunya adalah Sosthenes Sibi. Lelaki paruh baya ini adalah pasien bantuan pengobatan Tzu Chi pada tahun 2011 lalu. Sosthenes Sibi mengatakan kalau dua tahun lalu kedua matanya sudah tidak dapat melihat dengan jelas. Namun secara medis ia hanya bisa menjalani operasi untuk satu matanya terlebih dahulu, yaitu mata sebelah kanan yang kondisinya paling parah. Setelah pengobatan itu Sosthenes pun merasa jauh lebih baik. Ia bisa menjalani kegiatan sehari-hari dengan leluasa. Dan hari ini dioperasinya yang kedua – untuk mata sebelah kirinya ia memiliki banyak harapan. Ia berharap dapat melihat seutuhnya tanpa ada lagi penghalang. Ia juga menjelaskan kalau sejak dua tahun lalu ia sudah begitu yakin pada Tzu Chi. Baginya Tzu Chi adalah  yayasan kemanusiaan yang memberikan bantuan tanpa pamrih. Dari Tzu Chi pula ia tahu tentang praktik nyata tentang kasih universal yang tak memandang suku, agama, maupun ras.

Menurutnya selama ini banyak organisasi lain yang berbircara tentang kemanusiaan, tetapi secara praktik mereka belum mewujudkannya. Tapi Tzu Chi justru kebalikannya, Tzu Chi adalah organisasi yang sedikit bicara tetapi banyak bekerja. “Yayasan ini sungguh baik, memberi dengan sungguh-sungguh tanpa ada pamrih. Relawannya semua banyak bekerja,” katanya dengan logat Papua yang kental.

  
 

Artikel Terkait

Menganyam Hati, Menganyam Semangat

Menganyam Hati, Menganyam Semangat

04 Desember 2019

Kunjungan kasih ke rumah Herlisa, penerima bantuan Tzu Chi yang mengalami patah tulang kaki. Kunjungan kasih dilakukan Minggu, 29 November 2019 oleh 5 relawan Tzu Chi Xie Li Cikarang untuk menyemangati dan membekali dengan keterampilan agar mandiri.

Secercah Harapan Warga

Secercah Harapan Warga

29 Agustus 2014 Puluhan orang relawan Tzu Chi sudah berdatangan ke acara Bakti Sosial Kesehatan  di hari Selasa 19 Agustus 2014 sejak pukul 06.35 WIB, termasuk  20 orang relawan  asal pondok Pesantren Al Ashiriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor  yang datang membantu acara ini.
Sukacita Pulang ke Rumah Batin

Sukacita Pulang ke Rumah Batin

03 Januari 2025
Di penghujung tahun, Tzu Chi Medan menghadirkan momen penuh cinta kasih dan kebersamaan antara relawan dan penerima bantuan. Acara ini mempererat ikatan kekeluargaan, menginspirasi hidup, dan berbagi berkah menyambut Natal dan Tahun Baru 2025.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -