Bangkitlah Mengapai Cita-cita

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)
 
 

foto

Relawan Tzu Chi memberikan bingkisan cinta kasih kepada Gan En Hu. Namun bukan hanya materi yang diberikan kepada para Gan En Hu, cinta kasihlah yang justru selalu mengalir kepada mereka.

"Silvia lahir prematur 7 bulan di rumah kontrakan kami, saat itu suami saya sedang menganggur dan sakit asma kronis dan saya hanya dibantu seorang bidan," ucap Yuliana (32) salah seorang keluarga Gan En Hu (keluarga yang menerima bantuan dari Tzu Chi) mengungkapkan curahan hatinya. Dengan suara parau, Ana, demikian namanya dipanggil, menahan air mata membasahi pipinya mengenang penderitaan saat itu, karena tidak mampu membayar ongkos bidan sedangkan putra balitanya, Eko (4) juga tergolek lemas tak berdaya di tempat tidur karena sakit panas. "Ana, yang penting sekarang anakmu Silvia lahir sehat dan Eko juga tumbuh dengan sehat," demikian saya menghiburnya. "Hidup harus banyak bersyukur dalam segala hal. Kehidupan ini memiliki nilai dan makna ketika kita sanggup bertahan terhadap cobaan dalam berbagai keadaan."

Motivasi saya ini mengena di hatinya dan Ana langsung menganggukkan kepala, "Betul, untung ada tetangga yang baik juga tinggal di daerah Kertajaya, Bandengan, Bu Umi yang mau gendongin Silvia saat datang kesini sebab pinggang Ana lagi sakit, beliau mau bantu saya," ujarnya dengan wajah berseri Ana bangkit dari kesedihannya. Ya, inilah profil sebuah keluarga sederhana yang hidupnya pas-pasan dan mengantungkan bantuan bulanan dari Tzu Chi untuk hidup mereka sehari-hari.

Hari Minggu, 20 Mei 2012 adalah hari yang cerah sebab awan kelabu telah sirna menjauh di ufuk timur dan hanya awan biru ceria terbentang di cakrawala pagi hari itu. 19 orang relawan dari Hu Ai Pluit, angke dan jelambar hari ini mengadakan acara pembagian amplop cinta kasih kepada Gan en Hu dan anak asuh di Jing Si Pluit. Pagi itu, tampak 31 orang keluarga Gan en Hu hadir ke Jing Si Pluit. Acara ini diadakan rutin setiap minggu ketiga setiap bulannya oleh He Qi Utara yang dimulai pada jam 9 pagi. Menurut Hok Lay Shixiong sebagai PIC acara ini, tujuan diadakannya acara Gan En Hu adalah sebagai ajang tempat berkumpul para keluarga penerima bantuan untuk saling berbagi pengalaman, saling berbagi kasih agar dapat saling mengakrabkan keluarga Gan En Hu dengan para relawan Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Seorang relawan menghibur Yuliana yang tengah bercerita mengenai bayinya yang lahir prematur. Relawan tidak hanya menghibur, namun juga menenangkan Yuliana. (kiri)
  • Bagi Gan En Hu, Tzu Chi merupakan rumah dan para relawan merupakan keluarga atau orang tua mereka yang kapan saja siap untuk mengulurkan tangan.(kanan)

Memang benar, tujuan utama diselenggarakan acara ini, agar para keluarga Gan En Hu dapat termotivasi bukan hanya sebagai penerima bantuan belaka, tetapi juga dapat turut berpartisipasi membantu orang-orang lain yang juga membutuhkannya dan mengajak mereka bergabung sebagai relawan Tzu Chi. Adapun cara bersumbangsih mereka adalah dengan diberikan celengan bambu uang yang terkumpul dapat disatukan dalam uang donatur-donatur lain sehingga jumlah bantuan dapat lebih banyak lagi disalurkan.

Hari itu sebanyak 29 amplop cinta kasih berhasil dibagikan kepada keluarga Gan En Hu ini untuk membiayai hidupnya. "Terima kasih Tzu Chi telah membantu pengobatan saya yang sudah divonis menderita kanker rahim stadium 3 B dan sejak 6 bulan yang lalu menerima bantuan bulanan." kata Ibu Junia (39 tahun) yang ditemani seorang putrinya yang menderita autis, Lita (8 tahun). Dengan memiliki 3 orang anak dan suami berpenghasilan tidak tetap sebagai buruh bangunan, bantuan sebesar 500 ribu per bulan dirasakan sebagai anugerah besar bagi hidupnya. "Saya tidak putus asa, tetap mengharapkan kesembuhan penyakit ini supaya bisa juga jadi relawan," kata Ibu Junia bersemangat dengan wajah tabah dan penuh optimis. Semangat luar biasa ini memberikan inspirasi bagi orang yang berada di dekatnya. "Doa saya agar tekad Ibu dapat terkabul sehingga dapat menginspirasi orang banyak untuk berbuat kebajikan," saya berkata seraya menepuk bahunya.

Sebelum acara berakhir pada jam 11, para Gan En Hu turut memperagakan isyarat tangan satu keluarga. Dengan wajah berseri dan hati berbahagia mereka meninggalkan ruangan acara. Selang 15 menit kemudian, 52 orang anak asuh hadir ke Jing Si dari Depo daur ulang, Muara karang setelah sejak pagi tadi mereka ada di Depo turut bersumbangsih memilah sampah daur ulang. Hari ini ada acara lanjutan membagikan amplop SPP kepada para anak asuh tersebut dengan koordinator berbeda yaitu Anna Tukimin Shijie.

Setelah Hok Lay Shixiong sebagai pemandu membuka acara ini, tibalah giliran Liwan Shixiong sharing tentang pelestarian lingkungan. "Shixiong-Shijie jangan hanya teori saja tetapi kita harus dapat mempraktikkannya dan memberi contoh bagaimana melakukan pelestarian lingkungan seperti Hendy Shixiong (seorang anak asuh) yang sudah membawa gelas minuman sendiri saat tadi bekerja di depo," kata Liwan Shixiong diiringi tepuk tangan dari para anak asuh sehingga memotivasi mereka untuk berbuat hal yang sama.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 52 Gan En Hu hadir ke Jing Si Pluit. Acara ini diadakan rutin setiap minggu ketiga tiap bulannya oleh He Qi Utara yang dimulai pada jam 9 pagi (kiri)
  • Ibu Kim Ti memberikan celengan bambunya yang telah penuh terisi oleh koin-koin cinta kasih untuk disumbangkan ke Tzu Chi (kanan)

Hari itu sebanyak 48 bingkisan (amplop) cinta kasih berisi SSP dibagikan kepada para anak asuh ini "Saya sangat bersyukur masih dibantu uang sekolah oleh Tzu Chi sebab keluarga saya tidak mampu," kata Natalia yang juga merupakan anak asuh. Setiap bulan Natalia mendapat bantuan sebesar 350 ribu untuk bersekolah SKK di daerah Tanah pasir, Jakarta. Remaja berusia 17 tahun ini mengambil sekolah kejuruan karena keinginannya dapat segera bekerja setelah lulus sekolah. "Saya ingin bantu meringankan beban ibu," ucap Natalia yang masih memiliki 2 orang adik lagi sementara ibunya seorang pekerja konveksi dan ayahnya sakit sehingga tidak bisa mencari nafkah.

Anak asuh lain, Hengky (16) juga sangat bahagia karena prestasi sekolahnya yang baik sehingga dapat menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi. "Ya, aku juga menabung di celengan bambu," kata pria yang gemar berolah raga tersebut. Saat ditanya mengenai pesannya di hari kebangkitan nasional 20 Mei ini, dia mengakuingin dapat mencapai cita-citanya. "Aku ingin bangkit mengapai cita-cita sebagai dokter," ucap Hengky di akhir acara.

Bulan mei ini merupakan bulan penuh kehangatan dan cinta kasih yang telah memberikan puluhan amplop cinta kasih kepada keluarga Gan En Hu dan para anak asuh. Dengan berdana cinta kasih telah menjalin jodoh baik dengan mereka dan berdana selain berupa uang, juga dapat berbentuk tenaga dan pikiran. Dalam berjalan di jalan bodhisatwa, kita dapat mempraktikkan ketiga bentuk dana tersebut sekaligus. Berdana uang dengan memberikan donasi secara rutin melalui sumbangan uang kepada yayasan ataupun melalui celengan bambu. Berdana pikiran dengan memberikan sumbangan pikiran bagi kegiatan kemanusiaan Tzu Chi dan berdana tenaga dengan membantu bekerja sebagai relawan.

Ayo, marilah kita dapat mengajak lebih banyak orang untuk lebih banyak berbuat kebajikan di ladang berkah, Tzu Chi sebab semakin banyak kebajikan dilakukan, maka bencana akan semakin menjauhi. Masyarakat akan hidup aman tentram dan dunia dapat terhindar dari bencana yang besar.

 

 

 
 

Artikel Terkait

Perhatian Untuk Warga Bandengan dan Warga Pademangan Barat Ancol

Perhatian Untuk Warga Bandengan dan Warga Pademangan Barat Ancol

05 Mei 2021

Tzu Chi Bersama Artha Graha Peduli menyalurkan 100 paket beras dan masker medis penanganan pandemic covid 19 di Kp. Bandan Kel. Ancol Kec. Pademangan Jakarta Utara pada 5 Mei 2021.

Gempa Cianjur: Bantuan Kesehatan Masih Berlangsung di Desa-Desa Terpencil

Gempa Cianjur: Bantuan Kesehatan Masih Berlangsung di Desa-Desa Terpencil

05 Desember 2022

Dua minggu pascagempa Cianjur, warga di pengungsian mulai mengalami gangguan kesehatan. Prihatin dengan kondisi ini, relawan Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan.

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -