Banjir Jakarta:Banjir Pasti Berlalu, Cinta Kasih Tetap Di Hati

Jurnalis : Suyanti (HuAi Sunter/HeQi Utara), Fotografer : Thjin Men Hao (HuAi Sunter/HeQi Utara)
 
 

foto Kondisi posko banjir Tzu Chi di daerah Muara karang dipenuhi oleh warga yang baru saja dievakuasi.

Terhindar dari bencana adalah keberkahan, orang yang bisa membantu orang lain adalah orang yang dalam keberkahan yang paling diberkahi.
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Awal tahun 2013, Jakarta kembali diguyur hujan deras, membuat Jakarta lumpuh total. Semua aktivitas ekonomi terhenti, tidak ada transportasi yang beroperasi, banjir kembali melanda seluruh kota Jakarta. Kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara mulai banjir pada Kamis, 17 Januari. Memasuki hari keempat, banjir belum juga surut. Padahal sebagian besar wilayah Jakarta sudah mulai surut.

Puluhan warga yang telah dievakuasi sejak hari pertama banjir, telah memadati Posko Yayasan Buddha Tzu Chi di Jalan Pluit Indah. Para korban banjir mengambil bantuan sembako dan makanan, ada juga korban mengambil obat-obatan yang telah disediakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.

Banjir di Pluit mengakibatkan ribuan warganya terjebak di rumah mereka masing-masing. Proses evakuasi terus berjalan sejak empat hari lalu, mulai dari menjemput korban banjir, korban sakit, orang tua, hingga mengantarkan logistik, makanan, dan minuman kepada warga yang memilih bertahan di rumah mereka sendiri daripada harus mengungsi.

Elise, relawan Hu Ai Pluit, yang tinggal di Pluit Timur, bercerita pada hari pertama hujan deras, ia sudah terjebak banjir dirumahnya. Segera ia berbenah diri, berbekal tas ransel yang berisi laptop, handphone dan uang 300 ribu di dalam kantong. Sekitar jam 5 pagi, ia mengajak temannya mengungsi, menghubungi temannya agar membantunya mengungsi. Pada pukul 10 pagi ada satu getek bambu lewat di jalan tersebut, yang didorong seorang bapak, bapak itu meminta imbalan dari Pluit Timur ke Emporium sebesar 350 ribu. Elise Shejie dan 2 temannya langsung mengiyakan. Air yang semakin tinggi membuat bapak ini kesulitan mendorong perahu tersebut, dan akhirnya ia dibantu oleh 2 anaknya.

foto   foto

Keterangan :

  • Evakuasi warga dilakukan dengan menurunkan tank amphibi sehingga dapat memuat banyak warga yang dievakuasi (kiri).
  • Tanpa lelah, para relawan dibantu satuan TNI terus menyisir lokasi hingga malam hari (kanan).

Membantu Korban
Kamis, 17 Januari 2013, ketinggian air yang mencapai 160 cm, tidak mengurung niat Ming Li Shixiong bersama relawan Tzu Chi lainnya, yang bekerja sama dengan TNI melakukan evakuasi korban banjir dengan mendayung perahu karet dan tank amphibi mendatangi rumah korban. Saat relawan sampai tempat tujuan (seperti Pluit Sakti dan Pluit Permai), banyak korban lebih memilih tidak dievakuasi dengan alasan air akan segera surut.

Minggu pagi, 20 Januari, relawan Tzu Chi berhasil menyelamatkan ibu Joulin yang hamil 7 bulan, terpaksa harus bersalin dalam perjalanan ke posko bencana. Bayi perempuan yang cantik dan ibu Joulin dilarikan relawan ke rumah sakit Pluit untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Sedangkan siangnya, sekitar pukul 13.00, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok (sapaan akrab) datang melihat kondisi banjir di sekitar kawasan Pluit.  Ia menyalami, mendengar semua keluhan, dan memberikan dukungan korban banjir. Di posko Tzu Chi di Muara Karang, Ahok mengatakan bahwa bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi ke tempat bencana selalu lebih cepat dari bantuan Pemerintah.

5 unit pompa yang membuang air ke Kali Karang di sepanjang Jalan Pluit Barat sudah beroperasi sejak empat hari lalu. Namun ternyata belum memberikan dampak yang berarti terhadap ketinggian air. Sampai Sabtu pagi, masih terlihat air naik setinggi 10-15 cm. Ini juga disebabkan air pasang, membuat air sulit surut.

Sucipto, Asisten operasi berpangkat Kolonel dari pangkalan TNI Angakatan Laut 3 Jakarta, mulai terjun di kawasan Pluit Indah pada hari jumat. Ia mencoba membandingkan perkembangan hari demi hari bahwa air relatif turunnya sangat perlahan sekali dan kalau dilihat memang air sungai lebih tinggi dari daratan. “Penurunan air tidak signifikan, walaupun sudah memakai 5 pompa. Juga hari demi hari sudah bisa terkendali korban dievakuasi, seperti kerjasama keberadaan posko TNI di sini dengan Yayasan Buddha Tzu Chi.

Ada 2 titik posko bantuan Tzu Chi, yaitu posko di jalan Pluit Indah dan di depan Emporium/Pluit Junction. Juga terdapat posko TNI, posko Indofood Peduli, posko Vihara Yosadhari, posko GKJ Muara Karang. Bantuan warga peduli adalah Putera Jaya Property City Resort, Palem memberikan dana makanan siap saji, minuman dan pakaian, Restoran Dhina Seafood dana makanan, warga peduli lainnya berdana kebutuhan harian seperti obat-obatan, susu, sabun, pembalut anak-anak, pembalut wanita,  dan bantuan lainnya.
  
 

Artikel Terkait

Menebar Cinta Kasih Melalui Kunjungan Kasih ke Rumah Lansia

Menebar Cinta Kasih Melalui Kunjungan Kasih ke Rumah Lansia

13 November 2018
Dengan semangat yang tak kenal lelah untuk terus menebarkan cinta kasih, pada tanggal 25–27 Oktober 2018, relawan Tzu Chi Sinar Mas dari Xie Li Kalimantan Selatan 2 melaksanakan kunjungan kasih kepada para lansia di Desa Sangsang, Tamiang Bakung, Tebing Tinggi, Geronggang, dan Sepapah.
Mataku Pelita Hidupku

Mataku Pelita Hidupku

12 Desember 2019

Sudah tiga tahun mata Aang terkena katarak, berawal dari mata kirinya, kemudian mata kanannya. Saat ini biaya hidup mereka bergantung pada kedua anaknya yang memutuskan berhenti kuliah dan bekerja. Setelah dioperasi kataraknya (22/11/2019), Aang bertekad untuk kembali bekerja memperbaiki perekonomian keluarga.

Mengikuti Donor Darah bersama Tzu Chi Biak

Mengikuti Donor Darah bersama Tzu Chi Biak

13 Maret 2017

Hari itu sebanyak 52 kantong darah bisa dikumpulkan dalam baksos donor darah yang digelar Tzu Chi Biak. Setelah mendonorkan darah, para pendonor menikmati makan siang vegetarian yang telah disiapkan para relawan.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -