Banjir Jakarta: “Insya Allah, Kalau Bantu Tenaga, Kami Siap!”

Jurnalis : Ivana, Fotografer : Ivana, Feranika Husodo
 

foto
Sejumlah ibu dari Kamal Muara menjadi relawan yang mempersiapkan bantuan bagi korban banjir.

Ketika air hujan tercurah dengan deras dari langit, semoga cinta kasih tak kalah deras mengalir dari hati orang-orang pada para korban yang menderita.

 

Sejak minggu kedua Januari, banjir yang telah melanda sebagian daerah Ibukota Jakarta meluas ke banyak titik karena hujan deras yang turun secara merata. Beberapa jalan terputus dan tidak bisa diakses, sementara jumlah pengungsi yang terpaksa pergi dari rumahnya semakin banyak.

Relawan Tzu Chi telah menjalankan siaga banjir dan melakukan persiapan logistik serta koordinasi dengan berbagai pihak jauh hari sebelumnya. Sabtu itu, ketika banjir semakin serius, Tzu Chi memulai kegiatan tanggap darurat bencana. Di Tzu Chi Center, persiapan paket bantuan bencana dilakukan oleh sejumlah relawan yang saat itu sedang berada di lokasi. Semakin sore, jumlah relawan yang datang untuk membantu semakin bertambah, mereka juga membawa keluarga untuk ikut membantu.

foto  foto

Keterangan :

  • Sejak tanggal 18 Januari 2014, sejumlah relawan secara spontan berkumpul di Tzu Chi Center dan menyiapkan paket bantuan(kiri).
  • Relawan juga mengajak keluarga mereka untuk membantu, salah satunya mempersiapkan obat-obatan untuk baksos kesehatan banjir (kanan).

Di antara para relawan, tampak sejumlah ibu berkerudung yang memakai rompi Tzu Chi. Mereka adalah warga dari Kamal Muara yang datang dengan niat ingin menyumbangkan tenaga bagi korban banjir. Sore itu mereka berjumlah 13 orang, dan baru tiba di Tzu Chi Center pukul 17.00 WIB. Tanpa segan mereka langsung melebur dengan relawan lain yang membungkus paket berisi selimut, handuk, sabun, sikat gigi, dan sebagainya. Semua paket ini disiapkan untuk warga Kapuk Muara, Jakarta Utara yang cukup dalam tergenang. Persiapan paket ini berlangsung hingga pukul 20.30 WIB.

Sukacita Menyumbang Tenaga
Pagi ini, 19 Januari 2014, para ibu dari Kamal Muara RW 4 itu kembali ke Tzu Chi Center. Jumlah mereka telah bertambah menjadi sekitar 50 orang. Dengan cekatan, kali ini relawan yang sebagian besar adalah para ibu tersebut melipat rapi pakaian layak pakai. Mereka juga membagi pakaian-pakaian tersebut sesuai jenisnya, memisahkan yang telah rusak atau robek. Ada pakaian pria, wanita, anak, kerudung, topi, pakaian dalam, dan banyak jenis lain.

foto  foto

Keterangan :

  • Musdalifah mengajak ibu-ibu tetangganya di Kamal Muara untuk menyumbangkan tenaga meringankan penderitaan korban banjir (kiri).
  • Pakaian layak yang disiapkan bagi para korban dirapikan dan dipisah menurut jenisnya (kanan).

Para ibu ini datang atas ajakan dari Musdalifah (33 tahun). Kemarin, Mus mendapat tawaran dari Yanto (seorang relawan Tzu Chi) untuk ikut bersumbangsih sebagai relawan. “Pak Yanto bilang, ‘Saya tidak meminta bantuan dana, cukup bantuan tenaga saja.’ Saya jawab kalau bantu tenaga, kami siap,” cerita Mus. Maka ia mulai ke rumah-rumah tetangganya dan mengajak mereka untuk ikut ke Tzu Chi Center saat persiapan paket. Mus mengaku senang bisa membantu, dan berharap tenaga yang mereka sumbangkan dapat sedikit meringankan penderitaan korban. Ia juga mengajak suami dan anak-anaknya untuk ikut menjadi relawan.


Tahun lalu pada bulan yang sama, para ibu ini juga bersumbangsih menjadi relawan di dapur umum. Saat itu Tzu Chi menyumbangkan bahan makanan dan mereka yang memasak serta membagikan pada para korban. Tahun ini, meski tempat tinggal mereka sangat dekat dengan laut, sungguh syukur banjir tidak mampir ke daerah itu, sehingga mereka dapat datang untuk mengulurkan bantuan bagi para korban.


Artikel Terkait

Perhatian yang Tak Pernah Surut

Perhatian yang Tak Pernah Surut

14 September 2018
Perhatian dan kepedulian terhadap korban gempa Lombok sepertinya tidak pernah surut. Sebanyak 10 relawan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Surabaya berangkat ke Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk melihat langsung korban gempa.
Harapan untuk Eka (Bag. 1)

Harapan untuk Eka (Bag. 1)

20 Oktober 2011
Dari hasil CT-scan yang lengkap itulah kemudian diketahui jika Eka terkena tumor otak. Tanpa berpikir dua kali, Ngatijo dan Subarni pun memutuskan untuk mengobati penyakit Eka hingga tuntas. Berbekal uang pesangon tersebut Eka pun kemudian menjalani operasi.
Mengembalikan Senyuman Faidoh

Mengembalikan Senyuman Faidoh

23 Mei 2014 Seorang wanita berjilbab ungu nampak sesekali meneteskan air mata saat menghadiri acara penyerahan kunci asrama Ex Brimob di Cilincing, Jakarta Utara.
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -