Belajar Bersyukur dari Bantuan Sembako

Jurnalis : Widodo (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Dok. Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Smartfren

Dian dan relawan lainnya menyiapkan paket bahan pangan yang akan disalurkan.

Dua minggu menjelang akhir Februari 2022 kemarin, kesibukan Dian Alfonsa Yosephina meningkat. Selain urusan pekerjaan di kantor, Dian, begitu ia biasa disapa, sedang menyiapkan paket kebutuhan pangan yang akan dibagikan untuk warga terdampak pandemi.

"Kami menyiapkan 210 paket yang berisi beras, mi instan, gula, teh celup, minyak goreng 2 liter, juga masker dan vitamin. Kita lihat dampak pandemi yang panjang ini menyulitkan banyak orang. Apalagi beberapa bahan pangan selain mahal juga agak langka di pasaran," tutur Dian.

"Mengapa jumlahnya 210 paket? Itu karena kami menyesuaikan dengan jumlah area 21 relawan kami, baik yang sehari-hari bekerja di Sabang (Jakarta Pusat) maupun di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Dan target kita itu janda, lansia, dan warga yang terdampak pandemi. Kegiatan ini kami lakukan selama tiga hari, mulai 26 - 28 Februari 2022. Malah ini bertepatan juga peringatan Isra Miraj," imbuhnya.

Paket-paket yang telah disiapkan lalu dikirim ke rumah relawan untuk selanjutnya disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan di sekitar tempat tinggal relawan. Beberapa daerah yang menjadi titik pembagian adalah Citayam, Pejaten, Cikarang, Cengkareng, Sawangan, Tangerang, Bojong Gede, dan Cibinong.

"Langkah ini kami ambil untuk menfasilitasi relawan tetap bisa berbagi dengan sesama, tanpa harus khawatir berkumpul dengan banyak orang. Masing-masing relawan juga dibatasi 10 paket, sehingga tidak perlu bertemu banyak orang. Tentu kami ingin tetap melindungi para relawan," ungkap Dian yang sehari-hari bertugas sebagai Culture and Value Division People Engagement Smartfren. "Dari kegiatan ini, relawan bisa lebih mengenal masyarakat di sekitar wilayahnya," tambahnya.

Intan begitu terharu bisa mengantarkan paket sembako untuk Asiyah Asmari, guru mengajinya sejak kecil.

Dian dan seorang ibu penerima bantuan.

Salah satu relawan yang ikut dalam kegiatan ini adalah Intan Kurniawati. Ia membagikan paket bahan pangan ini di wilayah Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Salah satu yang menerima adalah Asiyah Asmari (76). Intan belajar mengaji dengannya sejak kecil. Kondisi Asiyah sakit-sakitan ditambah fungsi penglihatan yang jauh menurun, sehingga sudah tidak bisa membaca huruf lagi.

Suaminya meninggal 10 tahun yang lalu. Anaknya ada 8 yang tinggal tersebar ke beberapa tempat. Ia tinggal bersama anak bungsunya. Setidaknya dua kali setahun, Intan menyempatkan diri bertemu Asiyah, yaitu saat menyambut bulan puasa dan Idul Fitri. Namun pertemuan hari itu tetap menyisakan kesan mendalam bagi Intan.

"Berkah banget bisa mengunjungi beliau. Karena kesabaran beliaulah membuat saya bisa membaca Al-Quran. Apalagi beliau mengalami pengapuran tulang ditambah asam urat, sehingga tidak bisa jalan jauh. Melihatnya saja sangat tidak tega," ungkap Intan penuh haru. "Semoga sedikit bantuan ini bisa meringankan beliau," harapnya.

Rasa syukur dirasakan Intan. Baginya dari kegiatan ini membuatnya jauh lebih menghargai kondisinya saat ini. "Saya jadi selalu ingat pesan Ibu Asiyah ketika mengaji dulu untuk selalu lagi tanamkanlah kebaikan sekecil apapun dan di mana pun kita berada. Karena suatu saat kita akan memetik hasil kebaikan itu," kata Intan yang sudah 10 tahun terakhir menjadi Admin Support People Engagement Smartfren.

Mirawaty memberikan bantuan kepada istri penjual sayur keliling tak jauh dari rumahnya.

Maximilian Immanuel Chang, putra Mirawaty merasakan kegembiraan ketika memberikan bantuan.

Mirawaty, relawan yang lain menyalurkan paket ini di Cengkareng, Jakarta Barat. Ia mengajak Maximilian Immanuel Chang (18), putra tercinta untuk terlibat. "Karena saya ingin anak saya mengalami sendiri perasaan bagaimana berbagi secara langsung dan melihat kondisi orang-orang di sekitar kita yang hidupnya lebih susah sehingga kelak dia akan selalu bersyukur dan peduli dengan orang-orang yang membutuhkan karena perasaan memberi itu harus dialami dan dirasakan sendiri," ucap Mirawaty.

Mirawaty melanjutkan ia ingin mengajarkan sejak dini kepada anaknya untuk belajar berbagi dan sadar bahwa hidup ini up and down. "Anak saya tuh generasi milenial, kita gak bisa ngarin cuma pakai teori saja apalagi mereka juga sangat kritis, jadi praktik seperti ini sangat bagus buat mereka," turut Mirawaty.

"Kebetulan kemarin dia mau pakai rompi Tzu Chi yang melambangkan cinta kasih dan dia sangat merasakan bagian dari gerakan cinta kasih ini. Awalnya dia juga gak mau di foto, tetapi setelah saya jelaskan bahwa ini ini untuk bukti kalau bantuan kita memang diterima oleh mereka yang betul-betul membutuhkan, dia baru mau," imbuh Mirawaty yang sudah bekerja di Smartfren selama 19 tahun.

Suka cita dirasakan Maximilian. "Its feel good inside and feel happy can help them," sambung Max singkat.

Sri Maryati merasa bersyukur dapat memberikan paket sembako untuk warga terdampak Covid-19.

Kebahagiaan Ibnu Rizan bisa ikut membantu menyalurkan bantuan sembako.

Relawan lain yang membagikan paket ini adalah Sri Maryati yang sehari-hari bertugas sebagai Admin Support Logistic Smartfren. Ia menyalurkan paket bahan pangan di Lengkong Gudang, Serpong.

"Sangat terharu dan merasa senang bisa ikut berpartisipasi membagikan donasi. Saya bertemu dengan Ibu Minah, seorang lansia yang menderita stroke dan hanya bisa terdiam di kamar saja. Ia dirawat anaknya yang seorang janda. Melihat mereka tentu menggetarkan hati saya. Kita semua belajar arti memberi dengan tulus adalah kunci menjadi bahagia, melihat senyum mereka yang menerima bantuan kita sangat menghangatkan hati," ujarnya.

Ibnu Rizan, relawan yang membagikan paket bantuan di dearah Bojong Gede, Cibinong juga merasakan hal yang serupa. "Melihat senyum dan kebahagian mereka ketika menerimanya dan doa-doa yang mereka ucapkan tentu sebuah kebahagiaan tersendiri. Bahagia rasanya bisa ikut membantu menyalurkan bantuan ini," ujar Ibnu yang sudah 5 tahun di bagian logistik Smartfren.

Iis Ismayanti terharu melihat reaksi penerima bantuan yang diberikan.

Hal yang sama juga dirasakan relawan Iis Ismayanti yang membagikan paket ini di Serpong. "Perasaan saya terharu bercampur senang karena melihat reaksi penerima bantuan yang sangat bahagia," ujarnya.

Dari pembagian paket bahan pangan ini, Dian dan para relawan mendapat banyak pelajaran berharga. "Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur, juga teman-teman relawan yang sangat antusias menjalankan kegiatan ini," ujar Dian yang sudah bekerja di Smarfren sejak tahun 2006.

Paket bahan pangan yang dibagikan relawan memang akan segera habis. Tetapi cinta kasih yang terjalin akan terus tumbuh di lubuk hati relawan dan penerima bantuan.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Banjir 2020: Korban Banjir di Teluk Naga Terima Bantuan Sembako

Banjir 2020: Korban Banjir di Teluk Naga Terima Bantuan Sembako

06 Januari 2020

Tzu Chi memberi bantuan kepada korban banjir di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang. Bantuan tersebut berupa sembako yang terdiri dari 40 dus Mi DAAI, 5 dus air mineral, 5 dus minyak goreng, 470 makanan hangat, dan 20 kg beras.

Peduli Bencana Banjir Bandang di Padang Lawas

Peduli Bencana Banjir Bandang di Padang Lawas

20 Januari 2022

Tzu Chi Medan dan Tzu Chi Tebing Tinggi memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir bandang di Kab. Padang Lawas, Sumatera Utara pada Sabtu, 8 Januari 2022.

Parsel Cinta Kasih untuk Para Penerima Bantuan Tzu Chi

Parsel Cinta Kasih untuk Para Penerima Bantuan Tzu Chi

21 Januari 2022

Relawan Tzu Chi di Komunitas Hu Ai Titi Kuning Medan memberikan parsel cinta kasih kepada 59 penerima bantuan Tzu Chi. Para penerima bantuan Tzu Chi merasa bersyukur.

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -