Belajar dengan Hati, Tumbuh dengan Bahagia: Program Anak Prestasi Tzu Chi Di Kota Depok

Jurnalis : Muara Mula Boy Sianturi (He Qi Pusat), Fotografer : Dwi Setyowati, Tri Mulyono, Imam, Corsjaf Harahap (He Qi Pusat)

Anak-anak mencatat kalimat dalam bahasa Inggris. Di lahan parkir tepi rawa Situ Citayam, para relawan Tzu Chi memulai program Anak Prestasi dengan pembelajaran yang mencakup budi pekerti, akademis, bakat dan hobi, serta keterampilan praktis.

Dalam mewujudkan misi pendidikan Tzu Chi, para relawan komunitas Kota Depok mengadakan kegiatan khusus bagi anak-anak usia 4–12 tahun bertema “Anak Prestasi”. Program ini dirancang sebagai kegiatan bermain sambil belajar yang menyenangkan, dengan harapan dapat menumbuhkan kecerdasan, memperluas wawasan, serta menanamkan nilai-nilai kebajikan sejak dini.

Melalui metode personalized learning pendekatan belajar yang disesuaikan dengan karakter masing-masing anak. Relawan berharap masa kanak-kanak menjadi fondasi penting bagi tumbuh kembang mereka menuju masa depan yang lebih baik.

Persiapan program ini memakan waktu hampir satu tahun. Pada 20 September 2025, dengan izin Ketua RT 02/RW 12, Desa Cipayung, relawan mulai berkeliling dari rumah ke rumah mendata keluarga yang memiliki anak sesuai usia program. Mereka juga menyampaikan undangan sosialisasi kegiatan. Respon warga sangat positif; para orang tua bahkan turut menemani relawan menyebarkan kabar baik ini kepada tetangga sekitar.

Anak-anak dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil agar Kakak Asah dapat mendampingi mereka dengan lebih dekat. Dalam suasana ceria, para relawan mengajak Anak Prestasi berlatih sapaan dalam bahasa Inggris.

Sosialisasi diadakan pada 4 Oktober 2025 di lahan parkir milik Hotland Pangaribuan, yang akrab disapa Bang Ucok, di tepi rawa Situ Citayam. Sebelas relawan hadir memperkenalkan program ini sekaligus beramah tamah dengan para orang tua. Relawan menjelaskan empat fokus utama pembelajaran, yaitu budi pekerti, akademis, bakat dan hobi, serta keterampilan praktis.

Para orang tua tidak hanya mendengarkan, tetapi juga mempraktikkan langsung salah satu modul pembelajaran. Mereka merasakan sendiri bagaimana metode ini bisa membuat anak belajar dengan gembira.

Imam (47), Ketua RT 02/RW 12, Desa Cipayung, menyampaikan kesannya, “Program ini sangat bermanfaat. Relawan Tzu Chi membawa hal positif bagi anak-anak, terutama dalam pembentukan karakter dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.”

Sementara itu, Lilis Koniati (66), salah satu relawan Depok, turut bersyukur melihat antusiasme warga. “Warganya sangat welcome. Semoga anak-anak makin semangat belajar,” ujarnya. Pembina kegiatan, Oey Lin Vong, juga merasa senang. “Excited! Semua antusias. Ini kegiatan yang sangat positif dan patut dilanjutkan,” ungkapnya penuh semangat.

Lusiana dan Windila Puja Kusuma, penanggung jawab kegiatan, memaparkan program dan metode Anak Prestasi kepada para orang tua. Empat fokus utama program ini adalah pembelajaran budi pekerti, akademis, bakat atau hobi, serta keterampilan dan keahlian. Para orang tua dan anak-anak mendengarkan dengan penuh perhatian.

Kegiatan Perdana Anak Prestasi
Kegiatan perdana dilaksanakan pada 1 November 2025 pukul 11.00 WIB. Sebelas relawan berkumpul di lokasi yang sama untuk menyiapkan tempat belajar sederhana. Lahan tanah berpasir ditutup dengan karung bekas, terpal, dan matras puzzle. Sebuah papan tulis digantung menggunakan kawat, menjadi saksi semangat para relawan.

Pukul 12.00 WIB, anak-anak mulai berdatangan, sebagian didampingi orang tua. Mereka disambut hangat oleh “Kakak Asah”, sebutan untuk relawan pendamping. Sebanyak 30 Anak Prestasi membentuk lingkaran besar untuk memulai pembelajaran pertama bertema “Saling Menghormati.”

Anak-anak Prestasi, dipandu Kakak Asah, bernyanyi lagu berbahasa Inggris dengan cara bersahut-sahutan. Metode ini membantu mereka lebih mudah mengingat kosakata sambil belajar dengan gembira.

Sebelum belajar, anak-anak diajak menenangkan diri dan memberi penghormatan dengan sikap anjali. Kegiatan dilanjutkan dengan latihan sapaan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Anak-anak dibagi dalam kelompok kecil agar setiap Kakak Asah (relawan Tzu Chi yang mendampingi) bisa mendampingi dengan lebih dekat.

Mereka belajar melalui lagu bersahut-sahutan yang berisi sapaan sederhana. Cara ini melatih keberanian sekaligus memperkuat rasa percaya diri. Anak-anak pun tampak gembira bernyanyi dan bergantian maju ke depan. Tanpa terasa, mereka sedang belajar berkomunikasi dengan cara yang menyenangkan.

Putri Anugrah Pratama (12), bersama dua adiknya Alif Hafizh (8) dan Almahyra Farhana (4), mengaku senang. “Paling seru waktu nyanyi dan sapa-sapa pakai bahasa Inggris,” kata Putri sambil tersenyum. Alif menimpali, “Seru banget! Nanti mau ajak teman-teman biar ramai.”

Menurut penanggung jawab kegiatan, Windila Puja Kusuma, program ini adalah langkah awal untuk membangun mekanisme pembelajaran “bermain sambil belajar” yang dapat diulang secara berkelanjutan. Setelah anak-anak terbiasa dengan pola ini, barulah materi seperti budi pekerti, akademis, dan pengembangan hobi akan diterapkan sesuai kurikulum yang telah disusun.

Windila mengungkapkan rasa syukurnya, “Saya sangat bahagia. Semoga kegiatan ini membawa manfaat, bukan hanya bagi anak-anak, tapi juga bagi warga dan relawan agar kita semua bisa bertumbuh bersama.”

Di akhir sesi, Anak-anak Prestasi berfoto bersama Kakak Asah sambil berseru, “We are ready! Let’s go!” Sebanyak 30 Anak Prestasi mengikuti kegiatan perdana yang penuh semangat dan keceriaan ini.

Maesaroh (31), salah satu orang tua peserta, turut bersukacita melihat ketiga anaknya aktif belajar. “Anak-anak jadi berani dan tidak malu-malu lagi,” katanya sambil tersenyum. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa lebih sering diadakan. “Kalau bisa seminggu sekali, bukan sebulan sekali,” tambahnya.

Harapan serupa juga disampaikan warga lain. Relawan pun menampung semua saran itu untuk dipertimbangkan agar program “Anak Prestasi” dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi lebih banyak anak di Cipayung dan sekitarnya.

“Kondisi masyarakat tergantung pada pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga bersumber pada pembinaan diri dari setiap individunya” Kata Perenungan Master Cheng Yen

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Hidup Sampai Tua, Belajar Sampai Tua

Hidup Sampai Tua, Belajar Sampai Tua

29 April 2011 Minggu 10 April 2011, ada beberapa relawan yang baru pertama kali ikut kegiatan ini. Mereka begitu terharu melihat keadaan Gan En Hu (keluarga penerima bantuan) yang hidup di bawah garis kemiskinan, sekaligus juga merasa sangat bersyukur atas keadaan mereka sendiri saat ini.
Belajar Mengelola Sampah Bersama Tzu Chi

Belajar Mengelola Sampah Bersama Tzu Chi

28 Februari 2024

Mahasiswa Universitas Bina Nusantara dan Universiti Teknologi MARA Malaysia mengunjungi Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk untuk belajar tentang waste management dan pemilahan sampah.

Bantuan Biaya Pendidikan Bikin Adik-Kakak Ini Makin Semangat Belajar

Bantuan Biaya Pendidikan Bikin Adik-Kakak Ini Makin Semangat Belajar

07 Juni 2023

Kondisi ekonomi keluarga sepeninggal suami membuat Aprina ketar-ketir, terutama agar kedua putrinya tak sampai putus sekolah. Aprina bersyukur karena Tzu Chi membantu biaya pendidikan kedua putrinya.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -