Beras Cinta Kasih dan Celengan Bambu

Jurnalis : Rianto Budiman (He Qi Pusat), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Pusat)
 

foto
Ibu Nina, salah satu warga penerima beras cinta kasih turut memberi penjelasan bahwa celengan yang mereka terima itu hasilnya bukan untuk mereka atau Yayasan Buddha Tzu Chi tetapi untuk disumbangkan sebagai dana amal untuk mereka yang membutuhkan melalui Yayasan Buddha Tzu Chi.

Setelah didahului dengan pembagian kupon seminggu sebelumnya 14 – 15 September 2013, maka pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 21 dan 22 September 2013, dilaksanakan pembagian beras kepada warga Pademangan Barat yang telah mendapatkan kupon. Pembagian beras sebanyak 4300 karung yang masing-masing berisi 20 kg ini dilaksanakan di Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) III yang terletak di jalan Gunung Sahari no. 2, Jakarta Utara. Pembagian beras cinta kasih Tzu Chi kali ini berbeda dengan pembagian beras yang pernah dilakukan sebelumnya.

 

 

Suriadi Shixiong menjelaskan bahwa pembagian beras cinta kasih ini untuk pertama kalinya digabung dengan program SMAT (Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi), Tujuan SMAT adalah menebar benih cinta kasih Tzu Chi ke lebih banyak insan yang tergabung dalam group; menggalang relawan informasi; menggalang hati dan menggalang dana melalui celengan bambu.  Tujuan akhir dari program SMAT adalah pengembangan relawan untuk mencapai visi Tzu Chi yaitu : 1. Menyucikan hati tiap insan 2. Mewujudkan masyarakat yang harmonis 3. Mewujudkan dunia bebas dari bencana.

Yopie Budiyanto Shixiong, selaku koordinator kegiatan merencanakan dan mengatur kegiatan pembagian beras cinta kasih yang digabung SMAT dengan sangat baik sehingga keseluruhan acara yang berlangsung dua hari dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Pada hari pertama acara diawali dengan kegiatan seremonial yang dihadiri para undangan, antara lain hadir bapak Bambang Sugiyono, Walikota Jakarta Utara yang mewakili gubernur DKI dan sempat memberikan kata sambutan. Pada hari pertama pembagian beras dan SMAT dilaksanakan dalam 2 sesi, sedang pada hari kedua dilaksanakan dalam 3 sesi.

Agus shixiong, relawan Tzu Chi komunitas Pademangan yang juga adalah seorang ustad menyampaikan program SMAT sebanyak 5 kali dalam 5 sesi. Tiap sesi Agus shixiong menjelaskan tentang program SMAT dalam durasi sekitar 20 menit, tetapi dengan gaya bahasa yang khas seorang ustad, program SMAT dijelaskan dengan gamblang dan jelas. Dimulai dengan sekilas mengenai sejarah awal Tzu Chi, visi dan misi Tzu Chi, contoh kasus yang telah dibantu Tzu Chi dan pentingnya untuk ikut bersumbangsih melalui celengan bamboo.

foto  foto

Keterangan :

  • Peragaan isyarat tangan selalu tampil dalam berbagai kegiatan Tzu Chi, seperti dalam penjelasan program SMAT kepada para warga Pademangan Barat penerima beras cinta kasih di Lantamal III (kiri).
  • Warga penerima beras cinta kasih mengangkat tinggi-tinngi celengan yang baru mereka terima seusai mendengarkan uraian menganai program SMAT (kanan).

Tekad Membantu Orang Lain
Bambang Sugiyono, Walikota Jakarta Utara menyatakan bahwa beliau sangat mengapresiasi kegiatan bakti sosial dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, yang diketahuinya sudah sangat sering dilakukan. Khusus untuk program SMAT, pak Bambang Sugiyono menyatakan ini adalah suatu bentuk pendidikan yang sangat baik kepada warga masyarakat penerima bantuan agar dapat lebih peduli kepada sesama atau paling tidak belajar berhemat melalui celengan bambu. Beliau berharap mudah-mudahan dengan kegiatan SMAT, budaya gotong royong yang telah mengakar pada masyarakat ini dapat lebih ditumbuhkembangkan.

Salah satu warga, Saman merasa senang mendapat celengan bambu, karena dengan celengan ini dia akan menyisihkan uangnya secara berkala seribu atau dua ribu rupiah untuk beramal katanya. Ayah dari 2 anak dan kakek dari seorang cucu adalah warga Pademangan Barat yang tinggal di RT 08 / RW 010 ini mengharap semoga hasil dari celengan bambunya dapat membantu orang yang membutuhkan. “Walaupun saya bukan orang berada, mudah-mudahan hasil celengan bambu saya dapat membantu orang yang lebih susah dari saya,” ujarnya. Walaupun hanya seorang pegawai alih daya yang bertugas sebagai tenaga kebersihan di sebuah  toko swalayan, Saman merasa dirinya juga bisa membantu orang lain.

foto  foto

Keterangan :

  • Agus Shixiong, yang juga adalah relawan Tzu Chi dari komunitas Pademangan Barat sedang memberikan penjelasan mengenai program SMAT (kiri).
  • Warga pemegang kupon beras cinta kasih yang hadir langsung diberikan celengan bambu, minuman dan pena untuk menulis data diri mereka di Tanda Terima Celengan (TTC) (kanan).

Tak jauh berbeda dengan Saman, Nina, salah satu warga penerima beras cinta kasih menyatakan sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang diterimanya Nina yang tinggal di RT 07 / RW 07 kelurahan Pademangan Barat juga sangat gembira bisa mendapatkan sebuah celengan bambu. Dengan penuh semangat dan berulang-ulang  ibu Nina mengatakan “Celengan bambu ini bukan untuk kita, juga bukan untuk Yayasan Buddha Tzu Chi.” Celengan ini adalah untuk menabung sisa uang belanja dan hasilnya diberikan untuk membantu orang yang membutuhkan melalui Yayasan Buddha Tzu Chi. Selanjutnya istri dari buruh bangunan ini menyatakan pula bahwa dia mendukung sepenuhnya program celengan bambu (SMAT) dan tidak ada kata berat, asal ada niat dan tulus untuk membantu orang lain.

Jadi benarlah apa yang dikatakan oleh Master Cheng Yen bahwa, “Berdana bukan hak monopoli orang kaya, namun merupakan wujud persembahan kasih sayang yang tulus”.

  
 

Artikel Terkait

Sarana Penunjang Prestasi

Sarana Penunjang Prestasi

27 April 2016

Bantuan ini diberikan sebagai bentuk perhatian dan dukungan para relawan dalam rangka menyambut Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMP se-Kabupaten Kotabaru. Bantuan diberikan kepada SMP Negeri 1 Kelumpang Hilir, Kalimantan Selatan.

Bersemangat ke Sekolah dengan Seragam baru

Bersemangat ke Sekolah dengan Seragam baru

23 Juli 2013 “Hore… dapat seragam baru!” teriak sebagian besar anak-anak penerima bantuan seragam dan peralatan sekolah di kecamatan Meral, Kabupaten Karimun. Tampak keceriaan di wajah anak-anak saat namanya dipanggil untuk mengambil peralatan sekolah.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -