Berbagi Berkah, Merekatkan Celah

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Ami Haryatmi (He Qi Barat)

doc tzu chi

Tzu Chi kembali menyalurkan bantuan sembako di Desa Muara, Teluk Naga, Tangerang, Minggu 26 Maret 2017.

“Dengan hati yang tulus tanpa memandang perbedaan, kami membawa amanat dari pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen. Bahwa cinta kasih tanpa pamrih akan menyebar ke seluruh dunia, tanpa memandang perbedaan yang ada,” kata Rudy Darmawan selaku koordinator Bakti Sosial Pembagian Paket Cinta Kasih di Desa Muara, Teluk Naga, Tangerang.

Kata sambutan Rudy tersebut membuka bakti sosial yang digelar di Desa Muara, Minggu 26 Maret 2017. Pembagian paket yang berisi beras, minyak dan mi instan ini sebelumnya diawali dengan pemberian kupon pada Sabtu, 18 Maret 2017. Kupon disebar di dua desa yaitu Desa Muara dan Desa Lemo yang lokasinya berdekatan.

Lokasi penyaluran paket di Desa Muara  bertempat di halaman Sekolah Dasar Negeri 1 Kecamatan Teluk Naga. Di bawah terik matahari, ratusan orang mengantre sejak pagi meski telah diumumkan bahwa pembagian dimulai pada pukul 09.00 WIB. Melihat antrian yang telah mengular, pada pukul 08.30 WIB, relawan kemudian  mendahulukan pengantri yang kebanyakan lanjut usia dan ibu yang membawa balita. 

Sebanyak 1.312 paket dibagikan dan memberikan kebahagiaan bagi warga Desa Muara.


Elsa (baju merah) dan ibunya yang duduk di kursa roda usai menerima paket sembako.

Tepat pukul 09.00 WIB, setelah sambutan dari Rudy Darmawan, pejabat desa, polisi, serta ulama, dilakukan penyerahan paket secara simbolis. Setelah itu, paket cinta kasih berjumlah 1.312 pun dibagikan. Seluruh pembawa kupon menerimanya dengan tertib dan cepat. Senyum penuh rasa syukur tidak hanya terlihat di wajah para penerima paket, namun juga terlihat di wajah 80-an insan Tzu Chi yang turut bersumbangsih. Insan Tzu Chi merasa berbahagia bisa melakukakan sesuatu yang berguna.

Di antara penerima bantuan adalah Eli, ibu muda yang belum lama ditinggal suaminya karena serangan jantung. Eli tidak bekerja dan hanya mengandalkan penghasilan yang tak menentu dari putrinya. Sang putri, Elsa (17) tuna netra sejak lama karena penyakit glaukoma. Penghasilan yang tidak seberapa didapat dari bakat sang putri dalam pengobatan herbal.

“Bersyukur, saya mendapatkan sembako dari Tzu Chi. Ini bisa menghidupi kami beberapa waktu. Kebutuhan kami tidaklah sedikit karena saya tidak berpenghasilan. Anak pertama saya tuna netra, anak kedua kelas 3 SD dan tidak melanjutkan sekolah. Selain itu saya harus merawat Ibu saya yang lumpuh,” ungkap Eli.

Relawan Tzu Chi berbincang dengan Saroji saat pembagian paket sembako.

Penuturan Eli ini menggambarkan kehidupan masyarakat di Desa Muara yang sebagian besar hidup dalam keterbatasan ekonomi. Hal ini juga dikuatkan penyataan Saroji, seorang Pamong BPD (Badan Permusyawaratan Daerah).

“Dulu di sini adalah termasuk daerah tertinggal, kemudian perlahan mendapat perhatian dari pemerintah maupun instansi lain. Kami bersyukur Tzu Chi mau peduli dengan kondisi masyarakat di sini. Mereka sebagian  bertani atau melaut, juga penanam rumput laut dengan penghasilan yang tidak menentu. Kadang dari Koramil atau instansi lain menggelar bantuan pula. Masyarakat di sini memang  layak untuk dibantu,” tutur Saroji.

Beberapa ungkapan tersebut mewakili potret kehidupan yang layak menjadi perhatian insan Tzu Chi. Wilayah yang bertetangga dengan kota metropolitan namun masih ada celah yang selayaknya direkatkan melalui pemberian bantuan. Tidak hanya sembako yang mampu merekatkan celah itu, namun juga pendekatan secara menyeluruh sejalan dengan 4  Misi Tzu Chi, yaitu Amal, Kesehatan, Pendidikan dan Budaya Humanis.

Editor : Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -