Berbagi dengan Sukacita

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi, Margaretha Teguh dan Pepeng berinteraksi dengan Han Han penghuni panti cacat ganda Mitra Bhakti Luhur pada kunjunggan kasihnya yang dilaksanakan tanggal 20 Juli 2017.

Mengedepankan prinsip kemanusian terus digerakkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, seperti yang tercermin oleh para relawan Tzu Chi yang meluangkan waktunya untuk saling berbagi kepada pasien penerima bantuan.

Pada tanggal 20 Juli 2017, relawan Tzu Chi Bandung menyambangi para pasien penerima bantuan yang tersebar di wilayah Selatan dan Timur Kota Bandung. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap para penerima bantuan dengan memberikan paket bingkisan berupa beras, sirup, biskuit, susu, baju layak pakai, mie instan, dan minyak goreng kepada 8 penerima bantuan.

Relawan Tzu Chi menyusuri jalan perumahan untuk mencari rumah para penerima bantuan Tzu Chi yang akan dikunjungi. 

Para pasien yang menerima bantuan pada saat itu diantaranya; Han Han mengidap celebral palsy, Maribel kurang gizi, Linawati mengidap stroke, Sonya mengidap stroke, Michael mengidap pemphigus, Judi Haryanto mengidap gagal ginjal, dan bantuan untuk keluarga alm. Ery Badriono yang mengidap gagal ginjal.

Di samping mengunjungi pasien, relawan Tzu Chi juga berkunjung ke Sekolah Paud Cikongkotak, Sumber Sari dan Panti Cacat Ganda Mitra Bhakti Luhur, Kopo. Beras dan biskuit diberikan langsung kepada Kepala Sekolah Pasu Cikongkotak diperuntukan bagi murid-murid. Sementara itu, Tzu Chi memberikan satu buah sepeda anak kepada anak-anak penyandang cacat ganda di Mitra Bhakti Luhur.

Relawan Tzu Chi memberikan mie instan DAAI kepada kepala sekolah Pasu Cikongkotak. 


Relawan Tzu Chi memberikan paket bingkisan kepada Ibu dari salah satu penerima bantuan, Michael yang mengidap pemphigus.

Selain memberikan paket bingkisan, relawan Tzu Chi juga menanyakan perkembangan kondisi pasien selama mejalani pengobatan. Hal ini menjadi ajang bersilaturahmi antar pasien dengan relawan, sehingga pasien pun merasakan adanya perhatian khusus yang diberikan oleh para relawan Tzu Chi. Hal tersebut dirasakan oleh salah satu pasien yaitu Judi Harjanto yang mengidap gagal ginjal, menurutnya perhatian relawan Tzu Chi begitu besar, tidak hanya membantu dalam hal materi untuk berobat namun dengan cara berkunjung langsung ke pasien merupakan suatu bentuk kepedulian yang nyata. “Saya melihat para relawan ini begitu serius artinya sangat peduli kepada pasien dan juga memberi motivasi agar pasien tetap bertabah serta tetap bersyukur,” kata Judi.

Semoga dengan apa yang ditunjukkan oleh relawan dapat membangkitkan semangat bagi kehidupan yang dijalani sehari-harinya. Selain itu, bagi relawan Tzu Chi hal ini merupakan pembelajaran yang sangat berarti untuk tetap rendah hati serta selalu bersyukur dapat membantu orang lain.


Artikel Terkait

Setiap Waktu, Ada Kisah Baru

Setiap Waktu, Ada Kisah Baru

18 April 2017

Seperti halnya rutinitas yang dilakukan insan Tzu Chi Kebon Jeruk Jakarta Barat pada tanggal 16 April 2017 dengan melakukan Kunjungan Kasih ke Panti Werdha Sahabat Baru. Meskipun kegiatan ini rutin dilakukan hampir setiap bulan, namun selalu ada hal baru yang menggugah semangat untuk menjadikannya pelajaran.

Tanpa Ada Sekat Perbedaan

Tanpa Ada Sekat Perbedaan

20 April 2016

Relawan Tzu Chi Biak mengadakan kunjungan kasih ke Lapas Kelas III Biak pada tanggal 14 April 2016. Mereka disambut antusias oleh 140 orang warga binaan di lapas. Kunjungan kasih ini diadakan agar bisa membangkitkan semangat para warga binaan agar mereka tidak minder dan terpuruk setelah ke luar dari Lembaga Pemasyarakatan.

Kunjungan Kasih Bernuansa Imlek

Kunjungan Kasih Bernuansa Imlek

14 Maret 2011 Pada hari Minggu tanggal 13 Februari 2011, Tzu Chi Medan mengadakan kunjungan kasih ke Panti Jompo Hisosu di Brahrang Binjai. Pukul 9 pagi, semua relawan telah hadir di panti tersebut. Kedatangan para relawan disambut para penghuni panti dengan penuh sukacita.
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -