Bersama-sama Merawat Bumi

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan & Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoPara murid SMP Waringin Bandung didampingi oleh relawan Tzu Chi dalam memilah sampah daur ulang.

Tanggal 22 November 2011, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat mendapat kunjungan dari siswa-siswi SMP Waringin Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan agar murid-murid SMP Waringin mengetahui bagaimana cara mendaur ulang sampah yang baik dan benar.

 

Di samping itu, kegiatan ini juga menjelaskan tentang penyebab terjadinya  global warming di muka bumi ini. Pada acara ini para guru Sekolah Cinta Kasih juga memperkenalkan budaya humanis Tzu Chi yang diterapkan pada murid- murid di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 - 13.00 WIB tersebut diikuti oleh 203 peserta, yang keseluruhannya adalah para murid dan guru dari SMP Waringin, Bandung. Selain itu, sebanyak 14 relawan Tzu Chi Bandung turut mendampingi  kegiatan kunjungan tersebut.

Tujuan lainnya dari acara ini adalah agar kita selalu membiasakan diri dalam merawat bumi, mengingat banyak sekali bencana yang terjadi di berbagai belahan dunia yang diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri. Manfaat lain dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan kenyamanan dalam lingkungan hidup yang terbebas dari sampah dan suasana yang kotor dan menjadikan diri menjadi lebih kreatif dengan mengubah sampah menjadi emas dan merombak emas menjadi cinta kasih.

foto    foto

Keterangan :

  • Dra. Dyah Widayati Ruyoto, M.M, Direktur Sekolah Cinta Kasih Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, memberikan sambutan kepada para murid dan guru SMP Waringin Bandung, Jawa Barat (kiri).
  • Para murid dan guru SMP Waringin Bandung didampingi oleh relawan Tzu Chi Bandung dan Jakarta dalam melakukan studi banding di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.(kanan).

Menurut Simon Onosutomo, Kepala SMP Waringin, kegiatan studi banding ini merupakan pembelajaran dan pendidikan untuk para siswa dan guru di SMP Waringin, supaya mereka mengetahui bagaimana cara mengatasi global warming, salah satunya adalah memilah sampah yang dapat didaur ulang kembali.

"Studi Banding ini adalah dimana kami (para siswa, guru dan komponen SMP Waringin Bandung) belajar mengenai kegiatan pemilahan sampah, karena di sekolah kami sendiri telah memiliki program pemilahan sampah, hanya saja sampai saat ini pelaksanaanya dirasakan belum optimal. Maka dengan melihat  secara langsung proses pemilahan sampah di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini kita harapkan dapat  kita tiru dan praktikkan di sekolah kami," ujar Simon yang selalu mendampingi para siswanya ketika melakukan pemlihan sampah.

 “Kita harap para siswa menjadi lebih aware, kalau kita ini merupakan bagian dari dunia. Dengan adanya kesadaran tersebut, kita harus mengambil peran yang cukup signifikan, salah satunya ialah mereka lebih bisa menghargai sampah, tidak lagi membuang sampah, tetapi menyimpan sampah untuk bisa dimanfaatkan kembali atau dengan kata lain bisa di daur ulang. Jadi dengan tindakan kecil ini, kita sudah makin disadarkan untuk bisa memberikan kontribusi atas gejala pemanasan global ini," tambahnya.

Belajar Memilah Sampah.
Penayangan video sejarah Tzu Chi dan bahasa isyarat tangan yang dipersembahkan oleh siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Jakarta telah mewarnai kunjungan ini. Pada kesempatan ini rombongan siswa dan guru SMP Waringin mendapat penjelasan tentang budaya humanis Tzu Chi yang telah diterapkan kepada guru dan siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, seperti tata krama, merangkai bunga, cara menyeduh teh, berbaris teratur dan rapi, cara menghormati yang lebih tua, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan diwajibkan membawa makanan sendiri dari rumah dengan membawa kemasan yang ramah lingkungan.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi tengah menjelaskan berbagai jenis sampah daur ulang yang harus dipilah sesuai dengan jenisnya (kiri).
  • Setelah seharian mendapatkan teori bagaimana mendaur ulang sampah plastik, pada siang harinya para siswa dan guru SMP Waringin bersama dengan guru dan murid dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng melakukan daur ulang secara bersama-sama. (kanan).

Setelah mendapatkan penjelasaan dan teori dari mendaur ulang sampah, para peserta menuju ke halaman Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi untuk mempraktikkan secara langsung bagaimana memilah sampah plastik, botol kaca, kardus, dan alumunium. Selain memilah sampah, para peserta pun mendapatkan arahan langsung bagaimana melepaskan label dan ring yang terdapat pada botol plastik. Terihat para murid SMP Waringin bersemangat saat melakukan pemilahan sampah daur ulang, dan tentunya hal tersebut didampingi  oleh para relawan Tzu Chi, guru dan siswa dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Menurut salah satu siswa SMP Waringin, Darryl Oktaviana (14),  kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya maupun teman-temannya, karena dengan melakukan daur ulang sampah kita sudah ikut ambil bagian dalam mengurangi dampak dari pemanasan global. Selain itu, hasil dari penjualan sampah pun bisa dimanfaatkan untuk menolong sesama makhluk hidup.

"Dari acara tadi yang dilakukan, kesannya saya dan teman-teman bisa tahu bagaimana cara memilah sampah dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang lebih berguna dan tentunya dapat dipakai kembali. Harapan ke depannya mungkin ingin terus berkembang dan terus mengikuti, supaya saya dan teman-teman dapat terus menjaga bumi ini dengan baik," ujar siswa kelas VIII Waringin ini.

Hal senada juga di ungkapkan oleh Simon Onosutomo, perjalanan yang jauh ini tidak sia-sia dimana para siswa dan guru dapat memetik hasil yang postif dari kunjungan ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Jakarta. “Bahwa apa yang sudah diteladani oleh sekolah Buddha Tzu Chi boleh kami tiru di sekolah kami, kemudian kami juga akan tularkan ke sekolah-sekolah lain. Harapan kami para siswa bisa membawa hal ini ke keluarga masing-masing akhirnya dengan sendirinya gerakan ini bisa merangkul banyak orang. Kami sungguh terinspirasi dengan apa yang kami dapatkan di Sekolah Buddha Tzu Chi ini," tegas Simon.

Kegiatan ini merupakan dukungan dari para relawan Tzu Chi atas misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Partisipasi para relawan Tzu Chi telah memberikan nilai positif untuk mendidik kesadaran umat manusia dalam menyikapi keberadaan sampah. Karena kelestarian lingkungan adalah tangggung jawab seluruh insan di dunia untuk menciptakan dunia yang indah dan terhindar dari segala bencana. (Galvan)

  
 

Artikel Terkait

Perhatian Bagi Warga Tanjung Pasir Lewat Baksos Kesehatan

Perhatian Bagi Warga Tanjung Pasir Lewat Baksos Kesehatan

06 Maret 2024

Tzu Chi Indonesia bersama dengan Yayasan Kemala Bhayangkari dan instansi lainnya mengadakan kegiatan bakti sosial dan bakti kesehatan di Desa Tanjung Pasir pada Selasa, 5 Maret 2024.

Memupuk Nilai Kemanusiaan Melalui Bakti Sosial

Memupuk Nilai Kemanusiaan Melalui Bakti Sosial

29 November 2013 Disamping itu, kegiatan bakti sosial sekaligus menjadi wadah untuk menjaring pasien yang membutuhkan bantuan lanjutan. Dalam hal ini Tzu Chi mendatangi masyarakat yang membutuhkan bantuan agar lebih efektif.
Menghindarkan Diri dari Pencurian Sejak Dini

Menghindarkan Diri dari Pencurian Sejak Dini

30 Maret 2016
Pada tanggal 13 Maret 2016, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Kelas Budi Pekerti dengan mengambil pokok bahasan tentang, “Bertekad tidak mengambil  barang  yang tidak diberikan”.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -