Bersukacita Menyambut Rumah Kedua Tzu Chi Medan

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Martin (Tzu Chi Medan)

Jing Si Medan

Pada Sabtu, 7 November 2015, insan Tzu Chi Medan menyambut rumah kedua di Kompleks Jati Junction, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan. Gedung berlantai enam ini sekaligus menjadi pusat kegiatan relawan, operasional DAAI TV serta Jing Si Books and Café di lantai dasar.

Kesungguhan hati insan Tzu Chi Medan dalam mengemban misi Tzu Chi dan menggalang Bodhisatwa dunia berbuah manis. Perkembangan misi dan barisan Bodhisatwa di Medan yang begitu pesat mendorong insan Tzu Chi untuk membangun sebuah rumah lagi bagi kegiatan-kegiatan Tzu Chi di Medan. Pasalnya, Kantor Tzu Chi Medan yang berada di Kompleks Cemara Asri tak lagi memadai untuk menampung kegiatan Tzu Chi Medan yang kian hari kian padat dan ramai.

Berkat kerja sama relawan dan donatur, pada Sabtu, 7 November 2015, insan Tzu Chi Medan menyambut rumah kedua di Kompleks Jati Junction, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan. Turut hadir dalam peresmian ini Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Ketua Tzu Chi Medan Mujianto,   Koordinator PT Jing Si Mustika Abadi Indonesia Li Ying, CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin, relawan Tzu Chi dari Jakarta dan berbagai kota di Sumatera Utara, para donatur serta tokoh masyarakat dan pemuka agama di Medan.

Bangunan dengan luas 256 m2 ini akan berfungsi sebagai pusat kegiatan Tzu Chi Medan serta  menjadi rumah dari kegiatan operasional stasiun televisi cinta kasih, DAAI TV Medan di lantai 3 dan 4. Tak ketinggalan Jing Si Books & Café mengambil tempat di lantai dasar sehingga masyarakat di Kota Medan dapat datang dan menikmati suasana nyaman dan tenang ditemani dengan koleksi buku-buku inspiratif. Sedangkan pada lantai 2 dan 5 berguna untuk menjadi tempat kegiatan-kegiatan Tzu Chi dan lantai 6 sebagai lokasi untuk melakukan kebaktian.

Jing Si Medan

Rumah kedua ini menjadi Jing Si Books and Café keempat yang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Tepat pukul 14.00 WIB, peresmian rumah kedua Tzu Chi Medan berlangsung. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh sukacita dari pada hadirin yang hadir. Usai melakukan peresmian, para hadirin menelisik ke dalam bangunan diawali dengan Jing Si Books and Café. Kegiatan kemudian berlanjut di lantai 6 untuk melakukan penghormatan kepada Tri Ratna yaitu Buddha, Dharma, dan Sangha. Acara ditutup dengan doa bersama agar masyarakat damai sejahtera, dunia terbebas dari bencana.

Liu Su Mei tak dapat menyembunyikan sukacita yang memancar dari wajahnya. Berdirinya Jing Si Books and Café keempat di Indonesia ini membuatnya optimis akan perkembangan misi Tzu Chi di Medan. “Walaupun kita jauh dari Taiwan, jauh dari Master Cheng Yen, tapi kita tetap bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan Dharma Master Cheng Yen melalui buku-buku Master, tayangan video, dan juga mendalami Dharma Master melalui DAAI TV,” ujarnya.

Jing Si Medan

Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara, Tengku  Erry Nuradi memberikan potongan tumpeng secara simbolis kepada Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara, Tengku  Erry Nuradi yang turut hadir menambahkan bahwa kehadiran insan Tzu Chi di Kota Medan memberikan banyak bantuan kepada masyarakat terutama saat terjadi bencana. “Saya sangat berterima kasih kepada semua relawan karena di setiap bencana maupun musibah, mereka akan hadir paling awal. Seperti bencana Gunung Sinabung dan musibah jatuhnya pesawat Hercules. Ketika pemerintah memikirkan bagaimana memberikan bantuan, Tzu Chi sudah hadir dengan membawa bantuan dan relawan semuanya berkegiatan dengan tulus dan penuh tanggung jawab," pungkas Tengku.

Acara juga diisi dengan kisah hidup Wei Xing Juan dan Wei Liang Xu, kakak beradik yang juga  relawan dari Taiwan. Kisah hidup mereka sendiri pernah ditayangkan di DAAI TV Indonesia pada tahun 2012 dengan judul "Tiga Perempuan Satu Marga". Wei Xing Juan mengatakan, "Kisah hidup saya penuh dengan tantangan sampai akhirnya saya berjodoh dengan Tzu Chi dan Tzu Chi-lah tempat saya melatih diri dan juga melalui Tzu Chi , kita bisa merekrut Bodhisatwa dunia.”

Kagum Akan Semangat Master Cheng Yen

Salah satu pemuka agama yang hadir dalam peresmian rumah kedua insan Tzu Chi Medan adalah Ustad  Drs. Amhar Nasution M.A., yang juga merupakan dosen. Dia pernah bertemu dengan Master Cheng Yen di Hualien, Taiwan. Menurutnya, meski hidup dalam kesederhanaan, Master Cheng Yen memiliki gagasan, ide, dan cara pandang yang inspiratif. “Beliau menumbuhkan cinta kasih yang tidak membedakan status , suku, bangsa, dan agama dengan mewujudkan welas asih dan cinta kasih universal,” ujar Amhar.

Jing Si Medan

Ustad  Drs. Amhar Nasution M.A., mengapresiasi berdirinya rumah kedua Tzu Chi di Medan sekaligus menyatakan kekagumannya kepada Master Cheng Yen.

Amhar yang juga memberikan ceramah dalam Program Ceramah Ramadhan di DAAI TV saat bulan puasa itu menambahkan bahwa semangat yang ditularkan Master Cheng Yen kepada para relawan mengakar ke dalam diri. “Sehingga di setiap kesulitan, setiap bencana, dan setiap musibah, Yayasan Buddha Tzu Chi selalu ada dan hadir paling awal,” tambahnya.

Sepakat dengan Amhar, pemuka agama Nasrani, Firnande S, yang turut hadir dalam peresmian mengapresiasi sumbangsih nyata yang telah dilakukan oleh insan Tzu Chi. “Kalau ada bencana atau musibah relawan Tzu Chi tiba di tempat kejadian lebih awal tetapi kalau ngak ada bencana ataupun musibah, Tzu Chi juga tetap melakukan kegiatan sosial , untuk itu kita doakan semoga Tuhan yang membalas semua kebaikan insan Tzu Chi yang bersumbangsih tanpa pamrih,” tuturnya.


Artikel Terkait

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -