Bersumbangsih Tanpa Pamrih.

Jurnalis : Rudi Darmawan (He Qi Barat), Fotografer : Teddy Lim (He Qi Barat)
 

fotoKegiatan bedah buku ini dipandu oleh Sugianto Shixiong. Ia menjelaskan bahwa berdana itu tidak harus selalu menggunakan uang, tetapi juga dapat menyumbangkan tenaga.

Beramal ibarat menggali sumur, begitu sumur selesai digali, air akan terus memancar keluar. Yang menjadi permasalahan adalah kita sebagai umat awam belum mengetahui bagaimana cara menggali sumur yang baik. Berdana bukanlah hak istimewa orang kaya saja, semua orang yang mempunyai niat berdana bisa mendanakan makanan ataupun tenaganya. Buddha mengatakan bahwa dana yang paling tinggi adalah dana yang didorong oleh kebahagiaan dan ketulusan yang mendalam.

 

Untuk menyebarkan dharma mengenai arti berdana kepada seluruh umat manusia, maka Tzu Chi mengadakan kegiatan bedah buku yang dipandu oleh Sugianto, relawan Tzu Chi pada tanggal 5 Juni 2011. Kegiatan ini diadakan di Aula Lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Dalam kegiatan bedah buku ini, Sugianto menjelaskan bahwa berdana itu tidak harus selalu menggunakan uang, tetapi kita juga dapat menyumbangkan tenaga kita. ”Bila kita tidak memiliki uang untuk disumbangkan, kita dapat menyumbangkan tenaga kita. Misalnya pada kegiatan amal kunjungan kasih pasien kasus, kita dapat datang mengikuti kegiatan untuk memberikan dorongan semangat dan empati kepada pasien, agar pasien memiliki motivasi untuk sembuh dan berbahagia. Hal tersebut yang dimaksud dengan menyumbangkan tenaga,” jelas Sugianto.

Ketika sedang memberikan ceramah, Master Cheng Yen bercerita mengenai seorang perempuan yang memutuskan bekerja sebagai pembantu rumah tangga sehingga ia dapat menghasilkan uang untuk membantu terwujudnya proyek pembangunan Rumah Sakit di Hualien. Perempuan itu tidak kaya, tidak memiliki uang untuk disumbangkan, tetapi ia memiliki tubuh yang sehat, ia merasa apa yang bisa ia berikan adalah tenaganya. Ia menandatangani kontrak dengan sebuah keluarga untuk melayani sebagai pembantu rumah tangga selama 3 tahun. Meskipun pekerjaan tersebut kasar dan menguras tenaganya, ia merasa sangat bahagia. inilah jenis kebahagiaan yang tidak dapat dirasakan oleh orang yang bekerja untuk mendapatkan uang bagi dirinya sendiri.

Dalam salah satu bukunya, Master Cheng Yen juga menjelaskan bahwa tak peduli dimana seseorang tinggal atau kapan dia hidup, uangnya pada akhirnya akan jatuh ke tangan salah satu dari lima pihak, yakni pemerintah, bencana alam, pencuri, perang serta anak-anak. “Wujud fisik kita hanya dapat bertahan dalam satu masa kehidupan, dan itulah satu-satunya waktu yang dapat kita jadikan pegangan untuk berbagi uang yang kita miliki. Namun jika kita dapat menggunakan uang kita untuk memberi manfaat bagi umat manusia, karma baik yang kita ciptakan dengan uang akan tinggal bersama kita selamanya dan ini tak akan bisa diambil dari kita oleh pihak lain,” jelas Master Cheng Yen.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum acara bedah buku dimulai, para peserta terlebih dahulu melakukan puja bakti. (kiri)
  • Johny (kedua dari kanan) sedang berbagi kisah tentang pengalamannya selama bergabung di Tzu Chi. (kanan)

Selain itu, yang paling penting dalam berdana ialah setelah berdana, batin juga harus melepaskan kerisauan, ini baru merupakan berdana sesungguhnya, batin merasa tenang dan nyaman, bebas dari beban pikiran. Marilah kita mulai detik ini, turut bersumbangsih baik itu berdana dalam bentuk materi ataupun non materi untuk membantu saudara-saudara kita yang masih kurang beruntung dan memberikan kebahagiaan kepada mereka. Menurut Master Cheng Yen bantuan yang diberikan tanpa pamrih akan disambut dengan kesukacitaan oleh penerima bantuan. Rasa sukacita ini dapat menghilangkan kelelahan jiwa dan raga yang dirasakan oleh penerima bantuan.

  
 

Artikel Terkait

Pelatihan Relawan ZSM Tangerang: Saatnya Foto Bercerita

Pelatihan Relawan ZSM Tangerang: Saatnya Foto Bercerita

04 Juni 2025

Relawan ZSM (Dokumentasi) Tzu Chi He Qi Tangerang mengadakan pelatihan pertama di tahun 2025, bertema “Saatnya Foto Bercerita”. Bertempat di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Tangerang, kegiatan diikuti oleh 32 orang peserta.

Pelatihan Film Dokumenter

Pelatihan Film Dokumenter

28 Juli 2010
Televisi yang “sehat” dan mendidik merupakan media komunikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini. Da Ai TV Indonesia hadir dalam masyarakat dengan semangat cinta kasih, memberikan tayangan positif untuk menjernihkan hati manusia.
Program 21 Hari Diet Wholefood Vegan Putaran Ke Empat di Tzu Chi Medan

Program 21 Hari Diet Wholefood Vegan Putaran Ke Empat di Tzu Chi Medan

13 Januari 2022

Minggu, 2 Januari 2022 relawan Tzu Chi Medan kembali menggelar program Tantangan 21 Hari Diet Vegan Nabati Utuh (Wholefood Vegan) untuk putaran ke empat (2-22 Januari 2022).

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -